Masjid Tiban atau biasa di kenal sebagai masjid yang tiba-tiba berdiri dan muncul dalam waktu yang singkat juga terdapat di Dsn. Tekil Kulon RT/RW 01/05, Ds. Sendangrejo, Kec. Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Masjid Tiban Wonokerso juga diyakini oleh masyarakat setempat sebagai masjid yang dibangun oleh para wali dan mendahului pembangunan Masjid Agung Demak. Bahkan, Masjid Tiban Wonokerso juga dibangun sebagai maket ataupun model awal dalam pembangunan Masjid Agung Demak.
Masjid Tiban Wonokerso ini dibangun pada tahun 1479 Masehi, hal ini bisa diketahui dari tanda yang berbentuk penyu terletak di bagian atas masjid yang dapat dibaca dan dapat diartikan dengan tahun 1401 Saka, atau 1479 Masehi. Jadi hingga saat ini, bangunan masjid ini sudah berumur lebih dari 500 tahun lamanya.
Masyarakat sekitar hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti siapa dan bagaimana masjid ini dibangun, mereka hanya meyakini bahwa masjid ini sudah ada lebih dulu daripada masyarakat yang mendirikan dusun tersebut datang ke wilayah tersebut. Menurut cerita tutur yang beredar, Masjid Tiban Wonokerso ditemukan pertama kali oleh Ki Ageng Tugu bersama-sama dengan pengikutnya seperti Ki Agung Serang dan Kiai Gozali, saat membabat hutan di wilayah Sembuya, Wonogiri Selatan, sebagai tempat pemukiman penduduk nantinya.
Sejarah Masjid Tiban Wonokerso Menurut Cerita Tutur
Menurut cerita tutur yang hingga saat ini di wariskan turun-temurun, Masjid Tiban Wonokerso pertama kali dibangun oleh para wali. Pada saat itu, Raja Demak (Raden Patah) memberikan mandat untuk mencari kayu jati pilihan sebagai bahan baku yang akan digunakan untuk membangun Masjid Agung Demak.
Untuk mencari kayu jati berkualitas tinggi tersebut akhirnya Walisongo yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga menelusuri Bengawan Solo untuk mencari kawasan Hutan Jati Donoloyo yang terkenal dengan kayu jati berkualitas tinggi yang tumbuh di wilayah tersebut. Kemudian para wali sampai pada satu hutan yang diyakini sebagai hutan Donoloyo, para wali kemudian membangun sebuah masjid kecil yang digunakan sebagai tempat beribadah dan bermalam disana. namun, karena tidak kunjung menemukan kayu jati yang dimaksud, akkhirnya para wali sepakat untuk meneruskan perjalanan dan meninggalkan tempat sekaligus masjid tersebut. Masjid inilah yang diyakini sebagai Masjid yang ditemukan oleh Ki Ageng Tugu dan dinamai dengan Masjdi Tiban.
Bahkan pada saat masa-masa penjajahan Belanda, Masjid Tiban ini diceritakan pernah memunculkan kekeramatan dan keajaibannya pada saat Raden Mas Said, atau Pangeran Sambernyawa yang sembunyi dibawah kolong masjid sehingga tentara Belanda tidak dapat menemukan beliau.
Arsitektural Masjid Tiban Wonokerso
Banngunan Masjid Tiban Wonokerso hingga saat ini hampir keseluruhannya masih asli, dibangun seperti rumah panggung dengan anjang-anjang, menyerupai Masjid Agung Demak namun lebih seperti miniaturnya dengan ukuran 7,5 x 7,5 meter. Kemudian untuk menyambungkan satu bagian dengan bagian lainnya dipakai pasak kayu jati, bukan paku besi yang biasa digunakan untuk pembangunan masjid modern.
Didalam ruangan Masjid Tiban Wonokerso juga terdapat sebuah mimbar yang sudah berumur lebih dari 500 tahun, dengan ukiran-ukiran khas masa itu. Bahkan diyakini ukiran tersebut dibuat sendiri oleh para wali dengan keberagaman model.
Lalu, dibagian puncak bangunannya terdapat sebuah kubah yang unik, yaitu kubah mirip sebuah mahkota yang terbuat dari tanah liat. Walaupun dibuat dari tanah liat, ternyata hingga umurnya yang melebihi 500 tahun, mahkota dari tanah liat tersebut belum menunjukkan tanda-tanda kerusakan.