Masjid Besar Baitul Makmur Krueng Sabee terletak di kelurahan Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, tepatnya terletak di lintasan Meulaboh, Banda Aceh, atau setidaknya 12 km dari Kota Calang.
Masjid Besar Baitul Makmur dibangun sedemikian rupa dengan gaya arsitektur melayu, dan dibangun pasca bencana tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 lalu. Bangunan masjidnya tergolong unik karena memiliki 8 kubah, masing-masing 1 kubah utama, kemudian 3 kubah diatas pintu masuk, dan 4 kubah yang terletak di ke empat sundut masjid.
Selain difungsikan sebagai tempat ibadah, Masjid Baitul Makmur juga sering digunakan oleh pada pelancong sebagai tempat istirahat dari lelah saat melakukan perjalanan. Selain letaknya yang strategis, pengnjung juga bisa beristirahat sejenak, ataupun menggunakan fasilitas masjid seperti kamar mandi dan toilet. Areal parkir yang luas dengan taman yang menghiasi di sekitarnya juga menjadi faktor sendiri bagi pengendara.
Kemudian dibagian depan pelataran masjid didirikan sebuah Tugu Semangat Perjuangan yang sengaja dibangun oleh masyarakat setempat untuk pengingat bahwa pernah terjadi konfril mengerikan di Keude Krueng Sabee. Namun, Tugu Semangat Perjuangan tersebut menyimbolkan bahwa setelah terjadi sebuah insiden, kita harus terus melangkah maju tanpa tenggelam kepada masa lalu.
Tugu yang dibangun sekitar tahun 1980-an tersebut ternyata pernah hancur berantakan akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Provinsi Aceh pada tahun 2004 silam. Setelah itu, tugu tersebut kembali dibangun oleh para marinir yang pada saat itu membuat posko bantuan di keude krueng sabee dalam rangka rekonstruksi Provinsi Aceh pada masa-masa sulit tersebut.
Tugu Semangat Perjuangan memberikan rasa semangat dan kebanggaan tersendiri kepada masyarakat Aceh, karena tidak ada satupun tugu yang menyamai bentuk bangunan Tugu Semangat Perjuangan tersebut. Tugu yang direnovasi pada tahun 2004 tersebut kemudian diresmikan ulang oleh Bupati Aceh Jaya, Ir. Azhar Abdurrahman pada tanggal 21 Mei 2016 lalu.
Selain itu, disekitar kompleks masjid terdapat berbagai macam toko yang menjual aneka makanan dan kebutuhan lainnya untuk para musafir yang lelah dalam perjalanan. Pengunjung bahkan dengan mudah memilih beberapa warung masakan favorit mereka, atau sekadar untuk meminum kopi atau es untuk melepaskan lelah.
Arsitektural Bangunan Masjid Besar Baitul Makmur Krueng Sabee
Jika dilihat dari luar, akan tampak sebuah bangunan yang terlihat tua namun terlihat sangat kokoh dengan pondasi yang sedikit keluar dari tanah. Masjid ini dibangun dengan 1 kubah utama di tengah-tengah ruang utama, dengan 7 kubah yang berukuran kecil di sekelilingnya. Ke-8 kubah tersebut dibentuk dengan desain yang sama, namun juga dibalut dengan warna yang sama yaitu merah tua, dan juga diberikan ornamen yang sama dibagian puncaknya yaitu simbol bulan sabit khas budaya islam.
Jika dibagian luar kita akan melihat bagian bangunan yang memang terlihat sudah kusam akibat cuaca sekitar, berbeda ketika kita memasuki bangunan utamanya. Kita akan disuguhi dengan pemandangan masjid yang bersih dengan dominasi warna putih, serta beberapa kaligrafi ukir tembol yang diberi warna kuning.
Pada bagian mihrab dibuat lumayan luas, dengan beberapa pendingin ruangan, dan 4 ventilasi udara dibagian atas. Kemudian sebuah mimbar kecil yang terbuat dari kayu dengan ukiran-ukiran khas Aceh turut diletakkan dibagian mihrab sebagai tempat khotib berkhutba. Pada bagian sebelah kanan mihrab diletakkan 2 jam, yaitu 1 jam dinding dan 1 jam kayu. Terdapat juga beberap rak kecil yang digunakan untuk menyimpan rukuh dan juga Al-Qur’an yang diletakkan dibagian depan saff pertama.