Ternyata selain di Semarang, terdapat juga Masjid dengan bentuk Kapal Laut, namun bukan seperti “Bahtera Nabi Nuh”, hanya seperti miniatur sebuah kapal yang apik. Masjid tersebut didirikan di Jln. Bapak Ampi No.1 RT/RW 02/06, Desa Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.
Masjid dengan bentuk yang super unik ini terlihat seperti bersandar ditengah-tengah desa, sehingga menambah keragaman budaya Kota Cimahi khususnya. Bahkan, masjid dengan bentuk kapal ini sering menarik perhatian para wisatawan lokal maupun mancanegara, karena memang jika dilihat dari luar bangunannya seperti monumen kapal laut yang sangat persis dengan aslinya.
Keunikan lainnya selain bangunan masjid yang berbentuk kapal, masjid ini juga memiliki sebuah menara yang sengaja dibangun menyerupai sebuah mercusuar.
Sejarah Pembangunan Masjid Al-Baakhirah – Masjid Kapal di Kota Cimahi
Masjid Kapal di Kota Cimahi ini awalnya dibangun oleh Keluarga Mantan Nahkoda Kapal, H. Budianto (Alm.). Sebelum beliau wafat, Budianto ingin membangun sebuah masjid sebagai amal jariyah, dan juga sebagai kenang-kenangan yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Keinginan beliau kemudian didukung dan dilaksanakan oleh Istri dan anak-anaknya yang memawakafkan sebidang tanah dan juga mendanai hampir keseluruhan biaya untuk pembangunan masjid tersebut.
Pembangunan masjid ini dimulai sekitar tahun 2015 lalu dan baru selesai dan diresmikan pada tanggal 26 April 2016. Peresmian tersebut diiringi dengan acara tasyakuran bersama, sekaligus ijab qobul wakaf untuk Masjid Kapal ini.
Pembangunan masjid kapal ini bisa dibilang cukup cepat, karena hanya menghabiskan waktu sekitar 8 bulan-an.
Arsitektural Masjid Al-Baakhirah, Masjid Kapal di Kota Cimahi
Bangunan masjid ini didirikan dengan luas sekitar 90 mter persegi, diatas lahan 200 meter persegi. Memang ukurannya cukup mini, namun tetap cukup menampung jamaah hingga 100 jamaah sekaligus yang biasanya berasal dari masyarakat sekitar saja. Meskipun begitu, masjid ini tetap terbuka untuk umum, bahkan para wisatawan dari berbagai kalangan dan agama juga turut diijinkan untuk mengunjungi masjid ini. Ada yang hanya sekadar ingin mengabadikan bentuk masjid yang unik ini, dan ada yang memang sengaja ingin merasakan sensasi beribadah di masjid unik berbentuk kapal.
Meskipun desain kapalnya tidak menyerupai kapal Nabi Nuh sepenuhnya, namun Masjid Kapal Al-Baakirah ini ternyata juga terinsiparasi oleh kisah Nabi Nuh, dan tentu saja karena dibangun oleh keluarga pelaut sehingga maklum jika desain yang dipilih adalah desain kapal.
Pembangunan masjid kapal ini sangat detail, bahkan dibagian luarnya ada Cerobong Asap dan juga Jangkar berwarna putih, dengan ikatan tali yang besar. Ada juga bangunan yang mirip dengan geladak kapal, maupun kabin untuk Nahkoda dan para awak kapal.
Kesan kental tentang kapal laut memang sangat terasa di dalam masjid, bahkan interior / ornamen / hiasan yang diletakkan didalam masjid persis seperti yang ada pada kapal laut pada umumnya. Pada bagian lantainya dibuat dengan keramik berwarna coklat mirip warna kayu alami.
Ditengah-tengah mimbar yang terbuat dari kayu, dibuat ornamen kayu mirip sebuah jangkar dengan lafadz “Allah” ditengah-tengahnya. Masjid ini dibuat dengan berlantai 2, lantai pertama digunakan sebagai ruang sholat utama, sedangkan lantai dua difungsikan sebagai ruang kontrol untuk instalasi listrik. Bahkan pada lantai kedua terdapat berbagai interior kapal seperti kemudi, tombol-tombol layaknya pada kapal sungguhan.
Bahkan ada juga pelampung laut yang ada di kapal ini yang memang pelampung sungguhan yang terbuat dari kareat. Berbagai aksesoris memang sengaja diletakkan dimasjid ini, agar kesan kapal laut semakin terasa dan minat para pengunjung menjadi lebih besar.