Masjid Baitussalam yang dijadikan Masjid Agung untuk Kabupaten Nganjuk berlokasi di Jln. Supriyadi, Desa Kauman, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Karena menjadi Masjid Agung untuk Kabupaten Nganjuk, tentu saja pemilihan lokasinya harus strategis, maka dari itu masjid ini ditempatkan di sisi barat alun-alun Nganjuk, berseberangan dengan Pendopo Agung Nganjuk.
Yang unik dari komplek ini adalah lokasi Masjid Agung Baitussalam juga bersebelahan dengan RUTAN (Rumah Tahanan / Penjara). Jadi, jika dilihat dari beberapa sudut, kita akan melihat pemandangan unik dimana menara masjid bersebelahan langsung dengan menara pengawas RUTAN yang desainnya hampir sama.
Sekilas Tentang Kabupaten Nganjuk
Pada Zaman dahulu, tepatnya pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk lebih dikenal dengan sebutan “Anjuk Ladang” atau bisa diartikan sebagai Tanah Kemenangan. Pada saat itu, Nganjuk juga sering dikenal dengan sebutan Kota Angin.
Nganjuk sendiri terbagi dalam 4 daerah utama yaitu Godean, Berbek, Kertosono, dan Nganjuk yang sebelumnya menajdi daerah kekuasaan Belanda, kemudian beralih menjadi daerah kekuasaan kesultanan Yogyakarta.
Pada tahun 1880, kedudukan ibukota yang semula berada di Kabupaten Berbek dipindahkan ke Kabupaten Nganjuk.
Arsitektural Masjid Agung Baitussalam Nganjuk
Masjid Agung Baitussalam Nganjuk dibangun dengan dua lantai. Meskipun sudah mengalami beberapa kali renoasi, namun masjid ini tetap mempertahankan beberapa bangunan aslinya seperti atap tumpang bersusun tiga yang biasanya terdapat pada masjid-masjid tradisional di pulau jawa.
Namun, 4 soko guru yang dulunya terbuat dari kayu sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan beberapa soko dari beton segi empat untuk dapat menopang atap sekaligus lantai 2 bangunan tersebut. Satu menara juga turut dibangun namun terpisah dari bangunan utamanya.
Pada bagian dalam masjid dirancang dengan sangat minimalis, hampir tidak ada ornamen-ornamen yang mencolok didalamnya. Namun, ada hal yang menarik jika kita masuk kedalam ruangan utama sholat, yaitu terdapat 1 mimbar kayu yang sudah sangat tua dengan berbagai ukiran khas jawa. Lalu, ada juga sebuah mihrab yang dibangun dengan ukiran gobyok kayu jati berwarna coklat dengan rancangan yang sangat indah.
Seperti masjid-masjid lain di daerah Jawa Tengah, khususnya bangunan masjid yang sudah berumur cukup lama, kita akan merasakan sensasi yang sangat klasik, dengan ukuran-ukiran diatas papan kayu yang sangat indah. Disamping kana kiri mihrab terdapat kaligrafi diatas ukiran kayu yang ditempelkan pada tiang beton penyangga lantai 2.
Bangunannya memang lumayan luas dan mampu menampunghingga 3.000 jamaah sekaligus. Karena menjadi Masjid Agung tentu saja bangunan masjid ini adalah yang termegah dari beberapa masjid lain di daerah Nganjuk.
Pada bagian gerbang dibuat denganmodern, dengan gapura berwarna abu-abu, tiang hijau, dan dibagian pucuknya diberi 2 kubah kecil dan ornamen “Allah” dan “Muhammad” yang terbuat dari tembaga. Dulunya, masjid ini tidak memiliki pagar seperti saat ini, namun dengan pemugaran di zaman modern pagar teralis besi juga turut di implementasikan pada masjid ini.
Aktivitas Masjdi Agung Baitussalam Nganjuk
Karena difungsikan sebagai Masjid Agung, tentu saja masjid ini bukan hanya digunakan sebagai tempat sholat fardhu dan jum’at saja. namun juga menjadi pusat perayaan hari-hari besar islam seperti Sholat 2 hari raya, perayaan tahun baru hijriah dan lain sebagainya.
Berbagai kegiatan belajar Al-Qur’an juga turut diadakan dimasjid ini utnuk anak-anak warga sekitar, dan juga beberapa kegiatan pengajian turut dilakukan agar jiwa sosial dan moral masyarakat setempat lebih dapat ditingkatkan.