Provinsi yang berada paling ujung di Pulau Sumatera ini sangat terkenal dengan sebutan Serambi Mekah menjadi sebuah tempat yang masih memegang teguh dalam syariat islam. Hal tersebut tak mengherankan karena dianggap bahwa tepat dimulainya penyebaran agama islam di Indonesia berasal dari Aceh. Selain itu, Aceh juga memiliki peranan penting dalam penyebaran islam se Asia Tenggara. Oleh karena itu penduduk di Aceh merupakan presantase terbanyak dalam memeluk agama islam. Mereka hidup dna menjalankan kegiatan sehari-harinya dengan menggunakan syariat islam. Namun selain memegang erat dalam ajaran islam, Aceh juga memiliki sunber daya alam yang tak kalah menarik. Yaitu berupa minyak alam dan gas bumi. Bahkan sebuah analisis menyebutkan bahwa cadangan dari suber daya alam gas bumi merupakan yang terbesar di dunia.
Memegang erat syariat islam sangat dijnjung tinggi oleh masyarakat serta semua tokoh di Aceh. Karenanya, disana pula sangat mudah untuk menemukan bangunan untuk melaksanakan ibadah. Pada tanggal 26 Desember 2004 lalu, Aceh pernah mengalami musibah yang maha dahsyat dimana musibah tersebut sangat merugikan dan menelan banyak korban. Selain banyaknya korban yang luka-luka dan meninggal dunia, berbagai bangunan lain pun luluh lantak oleh musibah Tsunami Aceh yang sangat besar tersebut. Termasuk beberapa bangunan masjid yang berada di Aceh. Namun dengan seiringnya berjalan waktu, beberapa masjid yang terkena dampak tsunami tersebut perlahan mulai diperbaiki agar dapat difungsikan kembali sebagai tempat beribadah umat islam dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
Salah satu masjid yang terkenal dan memiliki ciri khasnya sendiri adalah masjid Baitul Musyahadah Banda Aceh. Masjid tersebut berada di Jalan Teuku Umar, Geuceu Kayee Jato, Banda Raya, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Agar dapat mengunjungi masjid tersebut maka dapat ditempuh dengan menggunakan moda angkutan kota yang berada di Banda Aceh dan dikenal dengan nama Labi-Labi. Sekitar 3 km pengunjung dapat menempuhnya dari masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Hal yang unik danmenjadi daya tarik dari masjid ini yaitu terletak pada bagian kubahnya. Dimana kubah tersebut sangat mirip dengan Kupiah Meukuetop atau kopiah tradisional dari Aceh. Kopiah tersebut sering digunakan oleh pahlawan Nasional Teuku Umar pada saat memimpin perjuangan rakyat Aceh ketika melawan penjajahan Belanda. Maka tak heran masjid Baitul Musyahadah lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan nama Masjid Teuku Umar. Dengan bentuk kubahnya yang seperti itu, maka masjid tersebut berbeda dengan beberapa masjid lainnya dimana sebuah kubah masjid biasanya hanya berbentuk bundar atau kubah seperti umumnya.
Pada awalnya, proses pembangunan masjid tersebut didirikan pada tahun 1989 dan memiliki nama masjid Al- Ikhlas. Pembangunannya berasal dari swadaya masyarakat Aceh. Nama masjid tersebut kemudian dirubah menjadi nama Masjid Baitul Musyahadah di tahun 1993 dan perancangan arsitektur masjid tersebut dilakukan oleh Ali Hasjmy. Beliau merupakan seorang cendikiawan yang sangat terkenal di Aceh.
Beliau merancang masjid tersebut sangat menarik dimana terdapat simbol rukun islam yang berasal dari bentuk denah masjid dengan segi lima. Selain itu, arsitekturnya yang menarik dengan kubah yang berbentuk kopiah serta terdapat hiasan yang sesuai dengan ornamen seperti kopiah Aceh. Kubah kecil tersebut juga ditempatkan di atas mimbar masjid. Bangunan masjid Baitul Musyahadah terkesan cukup megah ditambah dengan dinding catnya yang berwarna putih. Dibagian depan masjid juga terdapat anak tangga bagi para jamaah dan pengunjung untuk memasuki masjid Baitul Musyahadah Banda Aceh.