Masjid An-Nur menjadi sebuah Masjid Agung untuk Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Lokasi tepatnya adalah di Jln. Tulungrejo, Dukuh Tulungrejo, Desa Pare, Kecamatan Pare, Kota Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
Pare sendiri merupakan sebuah kecamatan yang sangat terkenal di Daerah Jawa Timur pada umumnya, dan kediri pada khususnya. Pare terkenal dengan Kecamatan yang sangat maju, dimana terdapat “Kampung Inggris” yang menyediakan pembelajaran ber-bahasa inggris secara lisan maupun tulisan dengan sistem cepat. Beberapa infrastruktur bangunan mewah juga turut dibangun di Kecamatan ini, seperti Rumah Sakit Besar, Hotel, Pusat Perbelanjaan, dan berbagai kantor-kantor bank maupun bisnis swasta.
Di kecamatan yang tergolong sangat maju ini, ada sebuah masjid dengan nama “An-Nur”, penamaannya sendiri berarti sebagai “Sebuah Cahaya” yang dimaksudkan agar masjid ini menjadi sumber cahaya petunjuk bagi umat muslim sekitar. Masjid Megah ini menjadi sebuah pusat syiar agama Islam di Pare dan sekitarnya, sekaligus menjadi sebuah Simbol bagi kecamatan tersebut.
Arsitektural Bangunan Masjid Agung An-Nur, Pare, Kediri
Konsep penerapan arsitektural bangunan Masjid Agung An-Nur ini memang bisa dibilang yang “terindah” di seluruh kediri. Bagaimana tidak, arsitektural Masjid Agung An-Nur bahkan pernah mendapatkan pengakuan dari Kerajaan Saudi Arabia sebagai masjid terindah internasional dalam kategori Perancangan Arsitektural Bangunan Masjid, serta untuk pemanfaatan teknologi modern dalam sebuah bangunan ibadah. Penghargaan tersebut diraih dan diberikan langsung oleh Raja Saudi Arabia pada tahun 1999.
Nama “An-Nur”, selain dimaksudkan untuk menjadi sebuah sumber petunjuk / cahaya keimanan bagi masyarakat sekitar, ternyata nama tersebut diambil dari nama pejuang Islam di Pare yaitu “Kiai Nurwahid”.
Arsitektural bangunan masjid ini memadukan seni bina bangunan khas jawa tradisional, dengan sentuhan modern yang begitu kental. Sentuhan klasik dapat kita lihat pada bagian atap masjid yang berbentuk sebuah Tajug (Limas Bersusun) dengan model piramida di bagian puncaknya. Uniknya, atap tersebut dibangun dengan sudut kemiringan yang ekstrim sehingga terlihat seperti piramida yang menjulang tinggi.
Berbagai instrumen lainnya juga turut ditambahkan pada keindahan masjid ini seperti keberadaan kolam di depan atau di area plaza masjid. Jika kita melihat kolam tersebut, seakan-akan adalah sebuah cermin untuk bangunan masjid yang sangat indah. Sehingga jika dilihat pada malam hari, refleksi bangunan masjid yang dihasilkan di kolam tersebut justru lebih indah karena hiasan berbagai lampu warna warni.
Meskipun menganut Arsitektural Jawa Tradisional, bangunan Masjdi An-Nur ini ternyata juga menerapkan beberapa modifikasi, seperti pada Tiang Utama nya.Tiang utama yang biasa dikenal dengan soko guru berjumlah empat kemudian di modifikasi digandakan dan disatukan oleh beberapa balok pengikat yang saling bersilangan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kekuatan kepada tiang penyangga inti, sekaligus menambah keindahan bagian dalam masjidnya.
Pada bagian ruang utama masjid, tidak dipasang berbagai ornamen yang mencolok, dan hanya menyisakan beberapa saja untuk memperindah dinding masjid. Konsep seperti ini diterapkan agar kesan tempat peribadatan yang damai dan tentram dapat di aplikasikan.
Konsep ruangannya pun dibuat terbuka lebar sehingga udara dan pencahayaan secara alamai dapat terjadi di dalam ruangan masjid. Sehingga, jamaah yang melakukan ibadah akan selalu betah dengan semilirnya angin dan cahaya yang tidak terlalu terang.
Pada bagian Mihrab dibentuk dengan tiga lengkungan sebagai pembeda dari bagian bangunan yang lain, ditambah dengan Mimbar yang terbilang cukup sederhana.
Keunikan lain dari masjid ini adalah, jika Bedug di masjid lainnya biasanya diletakkan dibagian depan (serambi / plaza) masjid. Namun di Masjid Agung An-Nur, bedug tersebut justru di letakkan dibagian ruang utama, sehingga dapat menegaskan tentang keutamaan ruang tersebut.