Masjid Jami’ Kampung Baru merupakan salah satu masjid tertua dijakarta yang terletak di Jln. Bandengan Selatan Utara, Rt/RW 12/05, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Sejarah Masjid Jami’ Kampung Baru Pekojan Jakarta
Masjid Jami’ Kampung Baru yang kita ketahui sudah tidak asli lai, karena memang sudah dilakukan pembangunan ulang oleh pemerintah sekitar. Sebenarnya bangunan asli Masjid jami’ Kampung Baru didirikan pertama kali pada tahun 1748 yang dilkukan oleh para imigran Muslim dari India.
Meskipun hampir mayoritas sudah tidak asli lagi, bangunan masjid ini masjid memiliki sesuatu yang asli speerti kerangka bagian pusat bangunan bersegi empat, kemudian ukiran setundun buah anggur, dan beberapa pilar pada jendela. Karena memang sudah berumur hampir 3 abad lamanya, Masjdi Jami’ Kampung Baru Pekojan kemudian dijadian sebagai cagar budaya oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta Utara.
Sebuah mimbar tua yang berasal dari masjid dan digunakan masjid ini pada waktu yang cukup lama saat ini sudah beralih fungsi menjadi sebuah artefak sejarah, dan disimpan di Museum Sejarah Jakarta. Saat ini Masjid Jami’ Kampung Baru memang sudah tidak dipakai sebagai tempat ibadah orang india pendatang lagi, namun masih digunakan sebagai tempat beribadah bagi masyarakat sekita. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan muslim keturunan india berpindah ke daerah pasar baru. Namun pada hari-hari besar Islam, mereka juga turut datang dan memeriahkan acara yang diadakan di masjid ini. Masjdi Jami’ Kampung Baru yang sudah berumur cukup tua ini saat ini dikelola oleh Yayasan Masjdi Jami’ Kampung Baru Inpak.
Kali Bandengan yang membentang di wilayah berdirinya masjid ini dulunaya disebut dengan kali Bandengan karena ditemukan banyak ikan Bandeng di rawa-rawa tersebut. kemudian pada abad ke-18, kali tersebut dijadikan sebagai salah satu perdagangan utama di Kota Batavia.
Bahkan, para pedagang dan saudagar dari mancanegara termasuk dari Arab dan India juga sering datang melintasi kali ini. Beberapa dari mereka juga ada yang menetap di kawasan tersebut, termasuk pedagang muslim dari India yang membangun Masjdi Jami’ Kampung Baru ini
Menurut sejarah, Masjid Jami’ Kampung Baru dibangun oleh Syekh Abubakar yang merupakan salah satu saudagar muslim dari India yang menetap di wilayah pekojan. Pembangunan Masjid ini menurut salah satu sumber mulai dibangun pada tahun 1743 dan baru selesai pada tahun 1748. Namun sumber lain ada yang mengatakan bahwa masjid ini mulai dibangun pada tahun 1748 dan selesai pada tahun 1817. Namun untuk sumber yang kedua sepertinya tidak valid karena waktu pembangunannya lebih dari 50 tahun.
Masjid Jami’ Kampung Baru meskipun menjadi salah satu masjid tertua di daerah Jakarta, namun sebelumnya telah berdiri beberapa masjid lain di Kawasan Jalan Pengukiran yang dibangun setelah peristiwa pembunuhan masal orang Tionghoa di Jakarta pada tahun 1740-an.
Pada saat penjajahan Belanda, para pedagang dari mancanegara memiliki kesempatan dagang yang lebih besar, sehingga jumlah orang yang menetap di kawan pekojan semakin banya, sehingga masjid yang ada di Pengukiran sudah tidak mampu menampung jamaah lagi dan harus dibangun sebuah majsid baru dengna ukuran yang lebih besar.
Sekilas Arsitektur Bangunan Masjid Jami’ Kampung Baru Pekojan Jakarta
Denah dari bangunan Masjdi Jami’ Kampung Baru Pekojan merupakan sebuah bentuk persegi dengan atap limas bersusun / bertumpang. Denah seperti ini merupakan denah dari masjid-masjid tradisional pada masa itu. kemudian pada ruang utama terdapat 4 soo gurun dibagian tengah bagunan sebagai penopang atap.
Luas majsid ini diperkirakan sekitar 1.050 meter persegi, dengan lantai yang ditutup dengan ubun putih, dan dibalut dengan hamparan sajadah berwarna hijau dan merah. Dibagian tengah ruangan bagian atas terdapat 1 lampu gantung antik yang sudah ada sejak masjid ini pertama kali dibangun.