Indonesia memang terkenal akan berbagai bahasa dan budayanya yang sangat beraneka ragam. Selain itu, Indonesia juga memiliki pulau yang jumlahnya sangat banyak sekali. Terdiri dari pulau yang luas atau ada pula pulau yang kecil. Namun dibalik semua itu, di setiap masing-masing pulau memiliki ikon nya tersendiri yang menjadikan ciri khas dari pulau tersebut. Di Maluku tepatnya di Namlea, Buru Kabupaten Buru terdapat sebuah bangunan yang menjadi kebanggaan bagi warga dari pulau Buru. Bangunan tersebut merupakan tempat beribadah untuk umat muslim. Yaitu sebuah masjid yang berdiri megah dengan nama masjid Agung Al-Buruj.
Pulau Buru juga dikenal sebagai salah satu pulau dimana para narapidana politik yang terlibat langsung dengan G 30 S/PKI dibuang di pulau tersebut. Hingga sekarang pun pulau Buru masih popular dalam sejarahnya yang begitu terkenang. Jika diperhatikan, pulau Buru adalah sebuah pulau yang terpencil dan jauh dari peradaban. Namun pulau Buru memiliki bahan tambang emas.
Seperti dijelaskan sebelumnya, bangunan masjid Agung Al-Buruj adalah sebuah bangunan masjid Agung sekaligus merupakan Islamic Center di Kabupaten Buru.dalam proses pembangunan masjid megah tersebut memiliki cerita yang lumayan unik dimana dana yang digunakan dalam pembangunan masjid berasal dari urunan masyarakat muslim disana. Hal tersebut lumayan mencengangkan karena untuk membangun masjid yang megah seperti itu membutuhkan dana yang tidak sedikit tentunya. Terutama setiap hari Jum’at selalu ada dana untuk masjid Agung Al-Buruj dengan nominal yang lumayan besar. Belum termasuk dari zakat, infaq dan shadaqah maka jika diperkirakan dananya sangat besar. Hasil dari dana tersebut digunakan untuk membiayai operasional masjid Agung Al-Buruj.
Hal lainnya yang tak kalah menarik adalah nama masjid tersebut diambil dari salah satu surah yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an. Al-Buruj sendiri memiliki arti gugusan bintang sama halnya dengan Pulau Buru yang saat ini kembali bersinar dengan menghapus kelamnya masa lalu pada saat sejarah pulau tersebut bergejolak.
Jika diperhatikan, bangunan masjid Agung Al-Buruj memiliki dua bagian utama yaitu bangunan masjid ditambah dengan adanya area pelataran tengah yang dikelilingi oleh selasar. Pada bagian utama masjid tersebut berdenah segi empat dengan adanya satu kubah utama di atap masjid serta diapit oleh empat kubah yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran kubah utama. Selain itu terdapat juga menara yang ukurannya tidak terlalu tinggi masing-masing berada di setiap penjuru atap masjid.
Kemudian pelataran tengah berada di sisi timur masjid. Seluruh permukaan dari pelataran masjid tersebut dilapisi oleh keramik lantai yang warnanya mirip dengan keramik pada area pelataran masjid Istiqlal yang ada di Jakarta. Para jamaah dan pengunjung dapat melihat kemegahan serta kemewahan masjid Agung Al-Buruj dari area tersebut. Kemegahan dari masjid tersebut sangat menonjol pada bagian kubah utamanya dengan warna mencolok paduan dari warna kuning dan biru.
Masjid Agung Al-Buruj telah diresmikan dan difungsikan sebagai tempat beribadah umat muslim pada tanggal 2 Februari 2009 lalu. Bangunan masjid tersebut berdiri megah diatas lahan seluas 25 hektar dengan luas bangunan masjid nya sendiri yang mencapai 2.867 meter persegi. Masjid Agung Al-Buruj dapat menampung jamaah jamaah hingga mencapai 8500 jamaah sekaligus. Tak hanya itu saja, ternyata di sekitar komplek masjid tersebut dilengkapi dengan adanya fasilitas sekertariat yang digunakan untuk Yayasan internal masjid maupun organisasi keagamaan lainnya yang berada di Kabupaten Buru.