Masjdi Nurul Iman dijadikan sebagai sebuah masjid agung untuk Kabupaten Barru. Tepatnya berlokasi di Jln. Sultan Hasanuddin, Kelurahan Sumpang Binangae, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Barru bertbatasan lagnsung dengan Kabupaten Soppeng dan Bone di Bagian Timur, Selat Makassar di Bagian Barat, Kota Pare-Pare di Utara, dan juga Kabupaten Pangkep di Selatan. Kabupaten Barru terletak di Jalan Porce Makassar –Pare-Pare, yaitu jalan lintas untuk trans Sulawesi. Kabupaten Barru dapat ditemukan sekitar 120 Km dari Kota Makassar, dan dapat ditempuh dalam waktu 2 hingga 3 jam. Pusat Pemerintahannya saat ini diletakkan di Kota Barru.
Ada yang unik dari kabupaten ini yaitu terkenal dengan sebutan Pete’-Pete’, yaitu nama lain dari Angkutan Kota. Pete’-Pete’ disini ternyata adalah sebutan versi bugis dari PT (Public Transportation). Keunikan lainnya adalah, meskipun Kabupaten Barru merupakan sebuah Kabupaten, namun wilayahnya masih sepi, hijau, kecil, bersih dan sangat rindan, tanpa hiruk-pikuk lalu lintas dan polisi yang ramai. Jadi, Kabupaten ini menjadi salah satu tempat yang cocok untuk berwisata dan juga mencari kesejukan.
Di pusat Kota Barru inilah berdiri sebuah Masjid Agung dengan nama “Masjid Nurul Iman”, sebuah Masjid Agung berukuran lebih kecil daripada masjid-masjid agung pada kota-kota besar lainnya. Bangunan Masjid Agung Nurul Iman mengalami renovasi pada tahun 2013, dengan rancang seni bina bangunan yang minimalis namun tetap modern. Kemudian dibangun juga gedung Islamic Centre untuk kabupaten Barru. Jika kita sempat mengunjungi areal masjid ini, pada waktu adzan dikumandangkan akan terdengar sangat jelas dari seluruh Kota Barru, karena tidak adanya kebisingan kendaraan yang terlalu.
Perbedaan Masjid Agung Nurul Iman Dengan Masjid Agung Pada Umumnya
Masjid Agung Nurul Iman memang berbeda dengan Masjid Agung pada umumnya. Jika biasnya pada masjid lain tempat berwudhu dibangun di luar, tempat wudhu di masjid ini justru dibangun didalam masjid. Dari tempat berwudhu, jamaah akan melewati sebuah ruangan besar sebelum menuju ruang Sholat Utama. Ruangan besar inilah yang biasanya digunakan sebagai Aula untuk beberapa kegiatan islami lainnya.
Untuk memasuki areal ruang utama harus melewati sebuah pintu yang minimalis namun tetap mewah dan elegan. Aula sebelum ruang utama sholat biasanya digunakan pada saat perayaan hari-hari besar islam, seperti sholat 2 hari raya dan sholat jum’at, karena pada saat itu jumlah jamaah menjadi membludak.
Juga tidak ada hiasan kaligrafi yang menghiasi dinding-dinding di bagian dalam Masijd ini. Selain desainnya yang minimalis, warna yang digunakan untuk membalut hampir keseluruhan bangunannya juga hanya didominasi oleh warna putih, dengan sedikit warna hijau . Warna Putih membalut bagian dinding, plafon, dan marmer lantai, ditambah dengan corak yang cukup sederhana.
Sedangkan pada bagian kubahnya dibalut dengan warna kecoklatan. Jika kita lihat dari luar, pasti kita mengira bahwa masjid ini hanya dibangun dengan satu lantai. Namun sebenarnya masjid ini dibangun dengan dua lantai.
Meskipun tidak dibangun begitu luas, namun kesan minimalis seperti ini justru menambah keistimewaan masjid ini. Apalagi di bagian mihrabnya terlihat sangat modern, dengan keramik hitam yang ditempatan dibagian dinding dalam mihrab, dan juga hiasan disekiling mihrab. Dibagian dalam mihrab ditempatkan mimbar kecil, dan jam kayu. Kemudian jam digital tambahan juga ditempatkan pada mihrab bagian atas.
Untuk penerangan, masjid ini menggunakan lampu-lampu yang redup dibagian plafonnya. Sehingga suasana didalam masjid akan terasa lebih adem.