Masjid Al-Aminah merupakan sebuah masjid yang benar-benar terapung dan terletak di Teluk Lampung. Tepatnya berada di Lepas Pantai Sari Ringgung, Desa Sidodadi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Jika masjid-masjid lain yang “Terapung” di beberapa negara, termasuk yang berada di Indonesia hanya sebuah bangunan masjid yang dibangun diatas tiang pancang dalam air sebagai pondasi utamanya, berbeda dengan Masjid Al-Aminah yang benar-benar terapung dalam arti yang sebenarnya. Artinya, tidak ada tiang pancang sebagai pondasi yang dibangun didalam air untuk penopang bangunannya. Justru masjid ini benar-benar mengapung di atas Teluk Lampung. Masjid Al-Aminah ini juga sering disebut dengan “Masjid Terapung Al-Aminah”.
Masjid Terapung Al-Aminah terapung langsung diantara 4tempat menangkap ikan yang terapung di atas laut (biasa di sebut “Bagan”), milik nelayan sekitar yang ditempatnya di lepas pantai wisata Sari Ringgung. Pada awalnya, masjid ini memang sengaja dibangun oleh para nelayan sekitar untuk digunakan sebagai tempat ibadah sholat fardhu tanpa harus pergi ke daratan.
Seiring dengan semakin ramainya pantai Sari Ringgung, dan juga dibukanya sbeagia sebuah objek wisata. Akhirnya, masjid ini juga menjadi salah satu objek wisata rohani yang sangat diminati oleh para pengunjung karena keunikannya tersebut.
Masjid Terapung Al-Aminah kemudian diresmikan sebagai sebuah objek wisata pada tanggal 04 Juni 2015 oleh Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri.
Arsitektural Bangunan Masjid Terapung Al-Aminah
Bangunan Masjid Terapung Al-Aminah berdiri diatas 4 Bagan Nelayan, dan diatas puluhan pelampung yang berasal dari drum plastik berukuran besar. Bangunannya dibuat dengan menggunakan bahan baku kayu dan triplek dengan atap dari esbes. Jelas sekali material bangunan yang digunakan adalah material bangunan yang “Ringan”, karena penyangga pondasi untuk masjid ini hanya berupa beberapa pelampung Drum Plastik saja. Sehingga, jika bahan baku bangunannya dibuat dari bahan yang berat, tentu saja pelampung tersebut akan tenggelam beserta bangunan masjidnya.
Secara keseluruhan masjid ini dapat dipakai oleh 200 jamaah sekaligus. Berbagai faisilitas pun turut dibangun seperti Toilet, kemudian Tempat Air Tawar, 2 Unit Genset untuk pembangkit listrik, perahu ganda untuk antar jemput jamaah, dan juga dapur beserta alat masaknya yang biasanya digunakan oleh para nelayan untuk memasak. Memang masjid ini tergolong sangat unik, mengingat penggunaannya adalah sebagai tempat bernaung, beristirahat, dan beribadah bagi para nelayan sekitar. Dari pantai Sari Ringung, masjid ini dapat ditempuh sekitar 3-5 menit saja menggunakan perahu motor.
Suasana Beribadah Yang Unik
Sholat di Masjid Terapung Al-Aminah tentu saja memiliki sensasi yang sangat berbeda. Terletak di lepas pantai Teluk Lampung yang memiliki ombak sedang dengan angin sepoi-sepoi, tentu menghadirkan suasana beribadah dengan goyangan bangunan seirama dengan ombak laut yang menerpanya. Pemandangan air laut nan biru yang sangat indah, serta hijaunya perbukitan disekelilingnya menjadikan suasana tempat beridabah umat muslim ini menjadi sangat istimewa. Selain menunaikan sholat, pengunjung tentu saja dapat mengingat-ingat kebesaran Sang Pencipta melihat pemandangan yang tidak ternilai harganya tersebut.
Sebuah pemandangan unik indah, ditambah dengan berbagai kegiatan nelayan dan keramba ikan milik nelayan sekitar, membuat nuansanya begitu bercampur aduk namun tetap memukau. Sehingga, tidak heran jika setiap harinya Masjid Terapung Al-Aminah ini selalu ramai dikunjungi oleh berbagai wisatawan lokal, hingga mancanegara yang selalu penasaran seperti apa sebenarnya suasanya sholat diatas laut.