Masjid Ali Bin Abi Thalib berdiri di Jalan As-Salam, Al Manakhah, Madinah. Atau tepatnya berada sekitar 290 sebelah barat Masjid Nabawi, dan berjarak sekitar 122 meter dari Masjid Ghamama. Menurut suatu riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan Sholat Ied pada bangunan Asli Masjid Ali Bin Abi Thalib ini. Namun pada riwayat lain, Masjid ini dibangun di teratak rumah milik Khalifah Ali Bin Abi Thalib.
Kemungkinan besar riwayat kedua lah yang benar, karena masjid ini berdekatan dengan Masjid Abu Bakar dan Masjid Ghamama.
Pembangunan dan Renovasi Masjid Ali Bin Abi Thalib
Masjid Ali Bin Abi Thalib dibangun pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, pada saat beliau memerintah di Madinah. Kemudian, renovasi pertama kali dilakukan pada tahun 881 H oleh Gubernur Madinah, Dhaigham Al-Manshuri. Renovasi kedua dilakukan pada tahun 1269 H, pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid.
Renovasi berikutnya dilakukan oleh Raja Fahd pada tahun 1411 H, dengan memperluas areal masjidnya menjadi 682 meter persegi, dan ditambahkan pula menara setinggi 26 meter di samping bangunan utamanya. Menara pada Masjid Ali bin Abi Thalib dibangun serupa dengan menara yang dimiliki oleh Masjid Umar bin Khattab.
Arsitektural Masjid Ali Bin Abi Thalib
Bangunan masjid Ali Bin Abi Thalib dibangun dengan denah Persegi Panjang. Memiliki panjang sekitar 35 meter dan lebar 9 meter. Didirikan sebagai 1 serambi yang berakhir di dua arah, timur dan barat. Memang tidak ada anjuran bagi para jamaah haji untuk sholat ataupun beribadah ketika melaksanakan haji atau umrah. Namun, Masjid Ali Bin Abi Thalib ini sengaja di bangun untuk mengenang perjuangan Sang Khalifah, sekaligus Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Bagian Mihrab diletakkan di tengah dinding kiblat, berupa sebuah ruangan kecil. dengan tinggi hingga 3 meter, cekungannya mencapai 1,25 meter.
Bagian menara masjid ini dibangun dengan tegak dan diletakkan di sebelah timur, di dekat ajlan masuk kedalam masjid. Memang menara ini didirikan tidak begitu tinggi, namun dibangun dengan memiliki satu balkon, dibuat dengan puncak kerucut yang terbuat dari logam.
Pembangunan masjid ini tergolong unik, yaitu dibangun dari batu basal, kemudian dibalut dengan cat warna putih. Sedangkan pada bagian timur dihiasi dengan batu bassal berwarna hitam.
Jadi, jika dilihat dari bagian luar, kita akan melihat arsitektural yang sangat sederhana, namun tetap memberikan kemegahan maksimal. Dilihat dari bagian luarnya, terlihat seluruh bagian bangunannya sangat terawat dariada bangunan lain disekitar. Hal ini dikarenakan Masjid merupakan Rumah Allah bagi orang Madinah, sehingga kemuliaan masjid harus selalu lebih diutamakan. Bukan hanya dari kemegahan bangunannya saja, namun juga dengan menjaga kebersihannya secara total, dari luar maupun dalam masjid.
“Kebersihan adalah sebagian daripada Iman”, hal inilah yang selalu di pegang teguh oleh masyarakat madinah. Mereka selalu memperhatikan kemashlahatan sebuah masjid daripada rumah maupun bangunan lainnya. Orientasi tentunya diprioritaskan kepada masjid, sehingga seluruh bangunan masjid yang ada di Madinah terus terjaga kelestariannya hingga saat ini.
Masjid Ali Bin Abi Thalib terletak di tepi jalan raya, sehingga bagian parkirnya tidak begitu luas. Apalagi dominasi dari kendaraan yang ada disana adalah roda 4, sehingga pada saat waktu sholat tiba, beberapa pinggir jalan akan terdapat jejeran rapi dari mobil milik para jamaah.