Masjid Nurul Yaqin terletak di Jln. Raden Intan II, Lumuk Kamal, atau Jln. Lintas Timur Sumatera, Lingkungan 03, Desa Wai Lubuk, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lokasi tepatnya adalah sekitar 4,5 km dari Masjid Agung Kalianda atau Masjid Kubah Intan yang sudah kita bahas pada tulisan sebelumnya. Sedangkan jarak dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheuni ke Masjid Nurul Yaqin Lubuk Kamal adalah sekitar 34,5 Km.
Bangunan masjidnya memang terlihat sangat gress (baru), namun bukan berarti bangunan masjid ini merupakan bangunan masjid yang baru didirikan. Sebenarnya bangunan asli masjid ini sudah ada bertahun-tahun lalu, kemudian oleh masyarakat sekitar dilakukan pembangunan ulang dengan bentuk megah dan modern pada tahun 2015 lalu.
Dengan desainnya yang saat ini, tentu saja masjid ini selalu menjadi tempat favorit untuk para pelancong karena letaknya pada jalan raya utama yang sangat strategis. Masjidnya bersih, pengurusnya ramah, dan seluruh lingkungannya terasa asri, membuat para pengunjung tentu saja akan tetap betah berlama-lama di lingkungan masjid ini.
Bangunannya didirikan berlantai dua, kemudian tempat wudhu dan thoilet diletakkan di bagian belakang masjid, dan dapat diakses dari samping kiri dan kanan. Kemudian dibagian bawah tangga ke lantai 2 juga dibangun tempat wudhu tanpa toilet.
Arsitektural Masjid Nurul Yaqin Lubuk Kamal
Arsitektural bangunan Masjid Nurul Yaqin Lubuk Kamal dibuat sedemikian rupa dengan desain yang sangat modern. Dibuat dengan dua lantai, dengan dominasi warna putih, hiijau, dan orange. Bangunannya jika dilihat sekilas justru lebih mirip sebuah rumah hunian namun ditambah dengan lengkungan kubah khas masjid pada bagian atasnya.
Pada atap bangunannya terdapat 1 kubah utama dengan warna orange, kemudian dikelilingi oleh beberapa kubah yang lebih kecil di empat penjuruya. Meskipun tempat parkir yang disediakan tidak cukup luas akibat dari himpitan hunian masyarakat sekitar, namun tempat tersebut sudah dinilai cukup karena orang-orang yang membawa kendaraan hanyalah para pelancong.
Untuk akses pada lantai dua, diberikan 2 tangga akses untuk putra dan putri mengabit pintu utama masjidnya. Kemudian pada sebelah kiri dan kanan lantai 2, dibuat semacam balkoni yang dapat digunakan sebagai tempat tambahan sholat jika swaktu-waktu jamaah sudah tidak tertampung lagi.
Masuk ke bagian dalam, ruangan mihrab dibuat dengan lumayan luas, kemudian pada bagian atasnya terdapat lengkungan dengan bentuk kubah khas masjid, dihiasi oleh kaligrafi “Allah” dan “Muhammad” serta beberap akaligrafi ayat Al-Qur’an.
Mihrabnya dilapisi dengan keramik berwarna putih. Kemudian disamping kiri dan kanan mihrab tersebut dibuat 2 buah ruangan serbaguna sebagai tempat untuk alat elektronik dan fasilitas lainnya. Sebuah mimbar kayu berukuran sederhana, dengan ukiran kaligrafi yang khas ditempatkan juga didalam ruangan mihrab.
Pada bagian lantainya dilapisi dengan keramik berwarna hitam namun tetap dibalut dengan karpet sajadah yang senantiasa terjaga kebersihannya. Untuk pemisah diberikan satir yang terbuat dari kelambu warna hijau, digantung diatas aluminium.
Masjid ini dibangun dengan 4 soko guru berwarna kuning yang terbuat dari beton cor. Pada bangunan awalnya, soko guru ini terbuat dari kayu jati asli, namun karena bangunannya diganti dengan desain modern, kayu penyangga tersebut akhirnya hanya disimpan saja.
Beberapa kipas pendingin, dan beberapa pengeras suara turut dipasang di beberapa sudut masjid ini demi kenyamanan para jamaah. Selain difungsikan sebagai tempat sholat fardhu, tentu saja masjid ini juga difungsikan sebagai tempat perayaan berbagai hari-hari besar islam.