Masjid Darussalam yang dijadikan sebagai Masjid Jami’ untuk Kampung Pisang Batu terletak di Kampung Pisang Batu RT/RW 02/06, Desa Karang Raharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Kampung Pisang Batu sendiri terletak di tepian ruas jalan sepanjang bantaran barat kali Cilemahabang, yaitu sebuah kampung yang masih hijau sejuk dengan bentangan sawah yang menghijau dan udara yang begitu sejuk. Kampung ini menjadi kampung yang belum tersentuh oleh perkembangan industri dan kawasan perumahan di wilayah Cikarang yang semakin mengurangi lahan persawahan yang produktif.
Masjid Jami’ Darussalam Pisang Batu dibangun dengan tidak terlalu besar, namun dibangun dengan ukuran yang pas dan sangat apik dalam penataan bangunannya. Ruang utama untuk tempat sholat hanya berukuran sekitar 6 x 6 meter, dengan empat pilar di masing-masih tiga sisi ruangannya. Memang desainnya agak unik untuk ruang utamanya, sekaligus menjelaskan bahwa ruangan ini merupakan ruangan bangunan lawas yang tetap dipertahankan. Teras seleber 2 meter persegi juga turut dibangun di ketiga sisinya, sehingga dapat digunakan untuk tambahan ruang sholat jika pada ruang utama sudah tidak dapat menampung jamaah lagi.
Dinding masjid asli dirobohkan untuk memperluas ruangan sholatnya, kemudian tembok utamanya di geser melingkupi bagian teras yang kini sudah menjadi areal ruang utama tempat sholat. Tidak berhenti disitu saja, renovasi terus berjalan dengan ditambahkannya lantai dua dibagian sisi depan masjid.
Kemudian disisi depan ditambahkan teras yang baru sebagai bangunan yang melengkapi beranda dan gapura yang indah indah menghadap ke selatan. Uniknya, bangunan masjid ini dibentuk seperti huruf “L”, sehingga bangunan utama menghadap keselatan dengan kubah besar ditengahnya, sedangkan ruang tambahannya diletakkan di sisi depan bangunan utama menghadap ke selatan.
Satu menara di sisi depan sebelah kiri masjid juga turut dibangun dengan sangat indah, dengan tanggga akses masuk ke menara dibagian depannya. Bangunan menara ini juga digunakan sebagai ruang skretariat untuk pengurus masjid. Selain itu beberapa ruang disamping menara juga turut dibangun dengan tujuan sebagai fasilitas untuk aktifitas remaja dan pemuda masjid. Memang bangunan utama saat ini justru seperti tertutupi oleh bangunan baru yang bergaya modern tepat barada di depannya.
Bangunan lama dari masjid ini masih berbentuk bangunan masjid tradisional dengan atap limas bersusun, dan hanya terlihat dari samping masjid ataupun belakang masjid. Dan yang terlihat di sisi depan adalah bangunan baru yang dipoles dengan warna hijau dan memiliki kubah yang besar juga berwarna hijau.
Hampir keseluruhan bangunannya, mulai dari bangunan baru hingga bangunan lama dihiasi dengan berbagai lukisan kaligrafi yang sangat apik dan tentu saja akan memanjakan mata yang melihat.
Berbagai kegiatan turut dilakukan di masjid ini, terutama kegiatan pada saat bulan Ramadhan tiba. Jamaah akan selalu penuh sebelum maghrib untuk melakukan buka puasa bersama, dan dilanjutkan dengan sholat maghrib kemudian pengajian singkat. Barulah sholat tarawih dilakukan secara berjamaah, dilanjutkan dengan tadarrus Al-Qur’an. Pada waktu sholat tarawih, memang jamaah wanita harus mengalah dan mendapatkan tempat sholat di beranda masjid saja, sedangkan ruang utamanya dipenuhi oleh jamaah laki-laki.
Pada bagian dalam masjid, kita akan melihat suatu mihrab yang cukup sempit, karena mimbar yang diletakkan di sampingnya berukuran terlalu besar. Sehingga, ruang untuk sholat imam hanya cukup untuk satu orang saja. Pada bagian sebelah kiri mihrab terdapat 1 jam kayu yang sangat klasik, kemudian pada bagian sof pertama dan kedua digelar sajadah karpet panjang, sedangkan sisanya dibiarkan polos.