Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan sebutan Kebun Raya Bogor, yakni sebuah objek wisata yang sangat terkenal dan terletak di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kebun Raya Bogor ini juga dikenal dengan julukan Kebun Raya Terbesa Se-Asia Tenggara. Kebun Raya Bogor sudah berdiri dari zaman penjajahan belanda, dan difungsikan sebagai tempat wisata mulai dari zaman tersebut hingga saat ini.
Berbagai fasilitas penunjang untuk pengunjung juga turut dibangun di lingkungan Kebun Raya bogor. Salah satunya adalah bangunan sarana Ibadah bagi umat muslim berupa bangunan “Masjid Kifayatul Abidin”.
Pembangunan Masjid Kifayatul Abidin ini dilakukan oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP) yang pernah dipimpin oleh Almarhum Presiden Soeharto. Informasi ini dapat kita lihat dengan jelas di papan prasasti pembangunan masjid yang bisa ditemukan di dinding masjid bagian dalam sebelah selatan.
Lokasi Masjid Kifayatul Abidin terletak di wilayah timur Kebun Raya Bogor, atau lebih tepatnya di sebelah lapangan hijau Kebun Anggrek. Bangunan masjidnya berdiri di tepi kali yang cukup jauh dari pintu gerbang masuk manapun ke Kebun Raya Bogor. Peletakan lokasi masjid ini berada di tengah-tengah tempat wisata tersebut, sehingga masjid ini kurang populer untuk masyarakat umum, namun selalu ramai oleh para pengunjung wisata.
Meskipun kurang populer di tengah-tengah masyarakat umum, namun sejak tahun 2015 lalu, Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan bahwa Masjid Kifayatul Abidin ini difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah 2 sholat hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Jadi, puncak keramaian pada masjid ini akan tercipta pada waktu perayaan hari besar islam tersebut.
Seperti halnya masjid-masjid yang pembangunannya didanai oleh pihak YAMP, tentu saja desain masjid ini juga sudah ditentukan oleh pihak Yayasan sebagai pemberi dana. Masjid Kifayatul Abidin ini dibangun dengan arsitektural khas Nusantara Indonesia, dimana dibentu dengan atap limas bersusun tiga yang menunjukkan filosofi kebutuhan hidup : Iman, Islam, dan Ihsan. Yang agak unik disini adalah, desain atap tumpang tersebut ternyata tidak memiliki soko guru seperti kebanyakan masjid-masjid di nusantara lainnya.
Untuk tempat berwudhu, masing-masing dibangun di sisi utara dan selatan masjid ini, menyatu dengan bangunan utamanya.Ciri lainy ang dapat kita temukan di masjid-masjid YAMP adalah adanya sbeuah logo segilima yang menandakan bahwa masjid ini dibangun oleh Yayasan tersebut. Logo yang mengisyarakatkan kesatuan Pancasila tersebut dipasang di beberapa bagian seperti pada puncak tertinggi atap masjidnya, dan di atas ruang mihrab.
Yang perlu disayangkan di sini adalah, pada plakat peresmian oleh Presiden Soeharto selaku pimpinan dari YAMP pada masa itu, tidak diberikan penanggalan tepat pada prasasti peresmian terseut, sehingga untuk identifikasi umur masjid ini agak sulit dilakukan.
Atap bersusun tiga pada masjid ini ditata dengan sangat rapi, semakin tinggi semakin kecil atapnya. Kemudian pada puncaknya diberikan 1 logo segilima bertuliskan “Allah”. Logo inilah yang menjadi salah satu simbol dari YAMP, selaku pihak yang mendanai pembangunannya.
Kolam Besar juga turut dibangun dibagian depan masjid, agar pemandangan sekitar menjadi lebih memuaskan. Pengunjung yang akan masuk ke areal bangunan utama harus melewati jembatan yang melintas dibagian tengahnya. Kolam besar ini digunakan untuk memelihara beberapa ikan seperti Nila, Gurame dll.
Karena terletak di dalam kawasan wisata Kebun Raya Bogor, tentu saja hal ini menjadi sebuah plus bagi masjid ini, karena hawa yang sejuk diberikan oleh berbagai pohon rindang di sekitarnya.