Masjid Nurul Huda ini terletak di Kampung Tiga Kelurahan Gelumbang, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pada awalnya, bangunan masjid ini hanyalah sebuah musholla kecil yang dibangun dengna dana swadaya masyarakat Kampung Tiga Kelurahan Gelumbang. Seiring dengan berjalannya waktu, dan juga semakin bertambahnya para jamaah, akhirnya dilakukan pemugaran dengan hasil bangunan yang bisa kita lihat sampai saat ini.
Setelah pemugaran dilakukan, dan bangunan masjid ini mulai difungsikan kembali, akhirnya bangunan Masjid Nurul Huda juga digunakan sebagai tempat sholat jum’at dan juga sholat 2 hari raya. Sebelum dilakukan perluasan untuk masjid ini, para masyarakat sekitar berbondong-bondong ke Kampung Satu Kelurahan Gelumbang atau ke Masjid Jami’ Babussalam untuk melaksanakan sholat jum’at dan juga perayaan hari besar islam.
Beberapa tokoh masyarakat yang ikut serta didalam pembangunan dan perluasan Masjid Nurul Huda ini adalah Ust. Nang Cik, Ust. H. Nang Hamid, dan Ust. Abdul Mukti. Selain itu, peran masyarakat sekitar juga memiliki andil penting, karena mereka senantiasa bergotong royong untuk melakukan pembangunan masjid.
Arsitektural Masjid Nurul Huda
Bangunan Masjid Nurul Huda memiliki arsitektur khas nusantara, dengan atap limas bersusun 2. Kemudian pada bagian puncak dari atap limas tersebut di berikan satu ornamen bulan bintang.
Bentuknya memang sangat sederhana mengigat bangunan masjid ini terletak di tengah-tengah perkampungan. Pengeras suara di masjid ini hanya diletakkan pada jendela sisi utara dan sisi selatan masjid, karena memang kumandang adzan hanya ditujukan untuk masyarakat sekitar.
Untuk tempat wudhu dan toiletnya di letakkan terpisah dengan bagian bangunan utamanya. Kemudian sebuah tempat penampungan air yang berukuran kecil digunakan sebagai penampung air untuk berwudhu.
Pintu tama masjid ini terletak di bagian timur, utara, dan selatan, dengan desain yang sama persis. Masing-masing dua jendela juga diletakkan di seluruh bagian sisinya. Yang unik dari bangunan Masjid Nurul Huda ini adalah jendela dan pintu pada masjid ini hanya dibatasi dengan rongga-rongga yang dibuat dari besi.
Masuk ke bagian dalam masjid, kita akan disambut dengan desain yang sangat klasik dan sederhana, tanpa ornamen-ornamen yang terlalu banyak. Hanya ada lafadz “Allah” dan “Muhammad” yang diletakkan pada dinding depan.
Mihrab untuk masjid ini dibangun dengan menjorok keluar, dengan denah persegi panjang. Lalu, satu mimbar yang terbuat dari kayu dengan beberapa ukiran juga turut diletakkan di samping mihrab.
Areal untuk masjid ini masih sangat luas, sehingga jika ada dana berlebih, pihak masyarakat dan pengurus masjid ingin melakukan perluasan kembali agar bangunan Masjid Nurul Huda menjadi lebih lega.
Sekilas Tentang Kampung Tiga Kalangan
Kampung Tiga Kalangan yang terletak di Kelurahan Gelumbang ini pada awalnya dikenal karena ada sebuah pasar tradisional yang berada di lokasi tersebut. Hingga saat ini, jika kita berkeliling di dekat area Masjid Nurul Huda, dapat ditemui berbagai kios-kios pasar kecil yang dibangun oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI), Gelumbang.
Pada awalnya, stasiun yang ada di Gelumbang ini merupakan stasiun sekunder untuk mengantar pasokan batu bara. Namun seiring perkembangan zaman yang lebih mengandalkan listrik sebagai bahan bakarnya, tentu saja lambat laun stasiun kecil Gelumbang mulai ditinggalkan, dan kereta api hanya berhenti di stasiun besar saja.
Saat ini, suasana di wilayah sekitar masjid ini sudah tidak seramai pada zaman dahulu, karena fungsi stasiun yang dihentikan. Sehingga, sebenarnya sudah tidak relevan lagi jika nama kampung “Kalangan” masih digunakan untuk kampung ini. Meskipun begitu, adat dan budaya tidak mengijinkan untuk merubah nama tersebut, sehingga sampai saat ini pun wilayah sekitar Masjid Nurul Huda masiing dikenal dengan Kampung Tiga Kalangan.