Masjid Jami’ Al-Mujahidin terletak di Jln. KH. Fudholi, Kampung Kebon Kopi, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Bangunannya indah, dengan nuansa tropis yang sangat memukau. Selesai dan diresmikan pada bulan Oktober 2010 atau bertepatan dengan Bulan Ramadhan 1431 H.
Meskipun bangunannya sudah dibangun dengan sangat luas, namun jamaah yang hadir pada saat peresmian tersebut bahkan meluber hingga ke bagian luar ruangannya. Banyak dari para jamaah yang rela untuk mengikuti peresmian dan duduk di tempat parkir dan halaman masjid tersebut, bahkan ada beberapa yang rela untuk menempati jalan raya di sebelah selatan bangunan masjid.
Secara umur, memang bangunan ini masih tergolong baru, namun bukan juga berarti bahwa bangunan tersebut memang benar-benar baru di dirikan di sana. Bangunan Jami’ Al-Mujahidin yang baru ini merupakan sebuah wujud dari renovasi penuh untuk menggantikan bangunan masjid lama, yang berdiri di lokasi saat ini.
Di Komplek masjid ini juga didirikan sebuah sekolah islam yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Mujahidin. Sehingga, selain digunakan untuk masyarakat sekitar untuk beribadah, setiap harinya masjid ini juga senantiasa ramai untuk digunakan oleh para siswa siswi dan guru-guru yang melakukan kewajiban sholat dzuhurnya secara berjamaah. Bahkan tidak jarang sholat sunnah dhuha juga dilaksanakan di masjid ini.
Lokasi masjid ini lumayan mudah untuk ditemukan dari ruas jalan pilar, atau biasa di sebut dengan jln. Ki Hajar Dewantara. Dari perempatan jalan tersebut, kita ambil arah ke daerah Sukatani, kemudian seampainya dipertigaan kita akan menemukan Sekolah Yayasan Islam Al-Mujahidin, beberapa meter dari sekolah tersebut lah berdiri dengan megahnya bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin ini.
Jika dari arah sebaliknya, artinya dari arah yang berlawanan namun hanya dengan jalan kaki saja (karena akses jalan adalah jalur satu arah), anda dapat menyusuri jalan KH. Fudholi, hingga hampir mencapai pertigaan jalan pilar atau jalan Ki Hajar Dewantara.
Arsitektural Bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin
Masjid yang sangat megah ini dibangun dengan dua lantai, dan satu lantai mezanin. Lantai pertama digunakan untuk jamaah pria, sedangkan lantai dua dengan pola mezanin dikhususkan untuk jamaah wanita. untuk akses ke lantai dua, jamaah wanita dapat mengaksesnya dari tangga penghubung utama yang diletakkan di timur masjid, atau sebelah timur depan masjid. Selain itu, akses juga dapat dilakukan dari dua tangga di sudut tenggara dan timur laut, menghubungkan selasar masjid dengan lantai mezaninnya. Dari lantai mezanin inilah terdapat satu tangga yang dapat digunakan untuk menuju lantai kedua.
Desain bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin dibangun dengan konsep hemat listrik. Bagaimana tidak, bangunan masjidnya sendiri mengacu pada konsep dimana puluhan cendela diterapkan di sekeliling masjidnya. Hal ini dilakukan agar cahaya matahari dapat masuk secara bebas, serta sirkulasi udara juga terjadi secara masif, sehingga tanpa penyejuk udara pun ruangan akan tetap terasa adem.
Secara garis besar, keseluruhan bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin ini menganut rancangan seni bina bangunan khas masjid Timur Tengah, digabungkan dengan rancang bangunan tropis dengan sirkulasi yang besar.
Masjid Timur tengah biasanya dibuat dengan memiliki pelataran tanpa pelindung bagian atas, dan hal tersebut tidak cocok di indonesia, mengingat curah hujan yang dimiliki negara kita ini lebih besar.
Bagian atap Masjid secara keseluruhan dibuat dengan beton cor, ditopang oleh 4 soko guru berbentuk segi empat berukuran sangat besar. Hal ini dilakukan karena lantai dua dan atap ditampung sepenuhnya oleh bangunan soko guru tersebut.