Masjid Al-Muhajirin terletak di Jln. Kancil, Perum. Cikarang Baru, Ds. Sertajaya, Kec. Cikarang Timur, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat. Bangunan masjdi Al-Muhajirin dibangun dengan sangat megah, dengan bangunan 2 lantai, dengan balutan warna putih di lantai pertama, dan warna hijau muda di lantai kedua, sedangkan untuk kubahnya diwarnai hijau tua.
Pembangunan Masjid Al-Muhajirin
Proses pembangunan Masjid Al-Muhajirin ini dimulai pada tanggal 21 April 2001 silam,d engan peletakan batu pertama yang dihadiri oleh Prof. Dr. Said Agil Siradj Ma. Selaku Menteri Agama Republik Indonesia. Pada saat acara peletakan batu pertama tersebut juga dimeriahkan oleh grup nasyid Ar-Royan, serta dilakukan acara penggalangan dana amal untuk para tamu yang hadir jika ikhlas memberikan sedikit bantuannya kepada pembangunan masjid ini.
Pada saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al-Muhajirin, pihak panitia pembangunan mengatakan bahwa prakiraan biaya yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah sekitar Rp. 282 juta. Sementara itu, dana yang sudah dimiliki oleh pihak panitia baru mencapai sekitar Rp. 25 juta saja, sangat jauh dari kesiapan dana total keseluruhan. Namun, berkat usaha yang dilakukan dan yakin bahwa Allah akan memberikan bantuan dan keberkahannya, lambat laun dana yang sangat besar tersebut dapat terkumpul, dan bangunan Masjid Al-Muhajirin dapat diselesaikan dengan sangat megah.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menawarkan program amal jariyah berkala untuk para donatur. Sehingga, donasi yang diberikan bisa sesuai kemampuan dan sesuai tanggal yang di sanggupi oleh donatur tanpa memberatkan mereka. Akhirnya, berkat program tersebut, sumber dana lain pun juga turut masuk ke dalam proses pembangunan Masjid Al-Muhajirin.
Namun, ada beberapa kendala dalam perjalanan pembangunan tersebut. Pada awalnya diperkirakan bahwa pembangunannya tidak sampai menghabiskan dana Rp. 300 juta, namun sampai akhir tahun 2004 lalu, untuk penyelesaian bangunan dasar, dan lantai pertama sudah menghabiskan sekitar Rp. 408 juta.
Kemudian, untuk pembangunan lantai keduanya diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp. 290 juta. Jadi jika ditotal secara keseluruhan pembangunan Masjid Al-Muhajirin ini memerlukan lebih dari Rp. 700 juta sampai pada tahap finishing bangunan.
Meskipun membutuhkan dana yang terbilang sangat besar, namun pembangunan masjid ini tetap mengutamakan bantuan donasi dari swadaya masyarakat saja, tanpa mengandalkan bantuan dari negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar amal jariyah yang terserap berasal dari warga sekitar, dan Provinsi Jawa Barat saja.
Setelah pembangunan berjalan sekitar 10 tahun hingga saat ini akhirnya Masjid Al-Muhajirin dapat selesai hingga tahap finishing, dan berdiri kokoh dengan kemegahan tersendiri hingga saat ini.
Arsitektural Bangunan Masjid Al-Muhajirin
Jika dilihat secara sekilas tentu saja kita akan mengetahui secara langsung jenis arsitektural yang dipakai. Masjid Al-Muhajirin mengadopsi arsitektural modern dan tradisional, dengan bangunan berupa beton secara keseluruhan agar bangunan dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun.
Bangunannya berlantai 2, dengan atap berbentuk limasan tunggal, dan diberikan satu kubah utama berukuran besar dibalut warna hijau tua. Di bagian puncak kubahnya diberikan ornamen bulan bintang, kemudian dibagian leher kubah tersebut dibangun jendela dengan kaca fiber wall sebagai jalan masuk sinar matahari pada siang hari. Sebanyak 4 menara kecil dengan kubah lebih kecil, namun dengan desain yang sama ditempatkan pada keempat sudut bangunannya.
Kemegahan akan semakin terasa saat kita memasuki bangunannya yang memiliki arsitektur modern, dengan sentuhan islam yang sanagat terasa dengan adanya berbagai lukisan kaligrafi di hampir seluruh sudutnya.