Masjid Jami’ Al-Mujahiddin terletak di Jln. H. Ucik Sanusi, Kp. Rawa Banteng, Ds. Serta Jaya, Kec. Cikarang Timur, Kab. Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Teptnya berada di ujung ruas jalan H. Ucik Sanusi, berdirilah sebuah masjid yang berukura n cukup besar dan memiliki halaman yang sangat luas yang dilapisi oleh batu bata merah.
Memang tidak ada satu sumberpun yang mengatakan kapan dan bagaimana Masjid Jami’ Al-Mujahiddin Kampung Rawa Banteng dibangun, namun tetap saja ada beberapa detail yang dapat kita perkirakan dari segi bangunannya.
Tampak sekali bahwa dulunya masjid ini berdiri di ujung sebuah perkampungan, diantara bentangan sawah yang luas, dan juga areal persawahan dengan bukit-bukit kecil. Namun saat ini, bukit-bukit tersebut sudah dihancurkan oleh manusia, tanah mearahnya kemudian diambil dan diangkut oleh truk untuk dipakai menimpun daerah lain, terutama di kawasan industri dan perumahan. Tidka jauh dari lokasi Masjid Jami’ Al-Mujahidin, dibangun juga Stadiun Utama Kabupaten Bekasi yang mulai dibangun sejak 2010 silam.
Jika dulunya bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahiddin Kampung Rawa Banteng terletak di ujung kampung, namun saat ini sudah tidak lagi, karena pada areal perkampungan tersebut dibangun sebuah wilayah kawasan bisnis dan beberapa perumahan elit, karena pada tahun 2011 lalu seluruh daerah tersebut sudah diborong oleh pelaku proyek. Jika dilihat secara sekilas dari kejauhan,Bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin ini seakan menyembul diatas bukit kecil, ditengah-tengah padang rumput yang luas.
Dilihat dari fisik bangunannya, tentu saja masjid ini sudah tergolong cukup lama dan sudah tidak muda, namun saya pribadi tidak ingin mengira-ngira berapa usianya. Untuk beberapa waktu memang bangunan masjid ini terasa kasihan, karena wilayah tersebut beberapa waktu sangat sepi sebelum kawasan elit perumahan dan bisnis sudah selesai dibangun.
Arsitektural Masjid Jami’ Al-Mujahidin, Kampung Rawa Banteng
Bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin memiliki arsitektural khas nusantara indonesia dengan ciri khas atap limas yang dilengkapi dengan sebuah kubah kecil yang terbuat dari alumunium dan juga dipuncak kubah dipasang ornamen bulan bintang dengan bagian tengahnya memiliki lafadz “Allah”.
Bangunan utama masjid ini dibangun dengan bentuk segi empat, dengan 2 soko guru utama yang diletakkan ditengah-tengah ruang utama. Jumlah tiangnya memang tidak lazim, karena kebanyakan masjid-masjid nusantara memiliki 4 soko guru sebagai penopang atapnya, yang diletakkan di seluruh sudut masjid, meskipun kadang juga terkumpul di tengah.
Berbeda lagi jika kita melihat bagian terasnya, kita dapat melihat beberapa pilar disana yang berjumlah ganjil. Agak aneh memang pada saat melihat pilar yang ganjil tersebut, namun karena itulah satu pilar berdiri dengan sejajar didepan pintu masuk. Kemudian 4 dari 9 pilar tersebut di ukir dengan 4 nama sahabat Rasulullah SAW. Jika diurut dari paling kanan adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Tholib. Keseluruhan ukiran tersebut ditulis dalam aksara arab.
Untuk bangunan tempat wudhu nya dibangun di sisi tenggara terpisah dengan bangunan utamanya. Kadang-kadang tempat wudhu disini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk keperluan sehari-hari mengambil air untuk minum, masak dan kepentingan lainnya.
Memang secara keseluruhan bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahiddin ini lumayan terawat dengan baik. Namun yang menyedihkan adalah untuk beberapa waktu lalu, terutama pada tahun 2010 – 2012 bangunan ini seperti ditinggalkan, apalagi rumah penduduk lumayan jauh.