Masjid Jami’ Nurul Iman terletak di Jln. Tegal Danas – Simpangan, Kp. Rukem, Ds. Jatireja, Kec. Cikarang Timur, Kab. Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Bangunan masjidnya berdiri kokoh di ruas antara Tegal Danas dan Simpangan yang membujur dari arah pertigaan BAPELKES Lemahabang hingga kawasan Kali Malang di Tegal Danas. Lokasinya berada di sisi kanan jalan raya jika kita bergerak dari Gedung BAPELKES. Jadi, tidak terlalu sulit untuk menemukan masjid ini dengan pedoman dari BAPELKES.
Bangunan Masjid Jami’ Nurul Iman Kampung Rukem ini memang masih tergolong baru, karena baru selesai dan mulai digunakan pada tahun 2011 lalu. Dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat muslim di Kampung Rukem karena memiliki tempat beribadah yang baru dan terlihat sangat adem dan nyaman untuk digunakan, meskipun tidak terlalu megah seperti masjid-masjid modern pada umumnya. Namun, bukan kemegahanlah yang terpenting, namun kenyamanan, kebersihan dan penggunaan secara penuh fungsi masjid ini lah yang menjadi faktor terpenting.
Sebelum dilakukan pembangunan total, Masjid Jami’ Nurul Iman Kampung Rukem ini pada awalnya merupakan sebuah bangunan masjid dari kayu yang cukup sederhana, lokasinya sama namun lebih mepet ke jalan kampung tersebut. Teratak dari bangunan masjid lawas masih terlihat dihalaman masjid yang sekarang.
Arsitektural Masjid Jami’ Nurul Iman Kampung Rukem
Bangunan Masjid Jami’ Nurul Iman Kampung Rukem ini dibangun dengan arsitektural khas indonesia meskipun di bangun pada abad ke-20. Hal ini juga bertujuan untuk menghargai masjid yang dibongkar, agar budaya pembangunan sebelumnya tidak ditinggalkan begitu saja. Atap yang menjadi ciri khas masjid bernuansa tradisional tersebut dibangun dengan atap limas bersusun dua, lengkap dengan mustaka yang terbuat dari alumuium dibagian puncak atapnya. Kemudian pada ujung mustaka tersebut juga turut dilengkapi dengan ornamen lafadz “Allah”.
Bangunan masjidnya dibuat dengan denah persegi empat, dan dibuat tanpa tiang penyangga (Soko Guru). Hal ini dimaksudkan agar ruang bangunan masjid tersebut terasa cukup lapang didalamnya. Tentu saja ruangan utama tempat sholat juga dibuat dengan sederhana dengan balutan warna putih, namun terlihat sangat bersih.
Pada bagian lantainya pun juga dilapisi dengan keramik berwarna putih bersih. Sedangkan pada 3 shaff paling depan dilapisi dengan karpet sajadah yang juga sangat terjaga kebersihannya.
Pada bagian mihrab dibuat dengan dua pilar yang ditempelkan ke tembok, kemudian dengan atap piramida. Pada bagian atas mihrab dilukis dengan sangat apik hiasan kaligrafi dua kalimat syahadat, dan dua lafadz “Allah” dan “Muhammad” dibagian kiri dan kanannya.
Dari sebuah plakat yang dipasang di tembok didepan masjid, dapat diketahui bahwa masjid ini dibangun oleh para donatur dari negara Timur Tengah. Meskipun bantuan berasal dari Timur Tengah, namun pihak mereka tidak mengharuskan bangunan masjid tersebut harus bergaya Timur Tengah-an dan membebaskan seni arsitektural yang dipakai. Hingga kini, salah satu benda yang masih asli dari bangunan lamanya adalah papan plakat yang diletakkan tepat dipinggir jalan, bertulisan “Masjid Nurul Iman”.
Karena mendapatkan pendanaan secara keseluruhan dari pihak Timur Tengah, tentu saja fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini cukup lengkap, diantaranya adalah tempat wudhu dan juga toilet. Untuk penunjang pasokan air yang tersedia, dipasang juga bak penampungan air yang cukup besar, sehingga ketersediaan air menjadi lebih terjamin.
Keseluruhan bangunannya dibuat dari bahan baru, termasuk bagian atap dan bagian kayu-kayunya, sehingga terlihat masih Gress dan Fresh.