Penyebaran ajaran islam sudah meluas hingga ke seluruh penjuru Nusantara. Tak hanya di pulau Jawa saja yang terkenal dengan ajaran islam yang kental. Di pulau Sumatera juga tak lepas dari sejarah awal mulanya masuk islam ke Indonesia. Hingga sekarang pun di wilayah Sumatera sangat banyak bangunan masjid dimana-mana. Usianya pun sudah sangat tua karena memang sudah ada sejak dahulu kala namun tetap dipertahankan dan dirawat sebaik mungkin sehingga terkesan begitu kokoh dan juga rapi dan bersih. Salah satu bangunan masjid yang usianya sudah tua berada di Desa Gelumbang, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
Masjid tersebut bernama masjid Tua Talang Menerai. Lokasinya yang bukan di sebuah pusat kota namun situasi dari masjid itu tidak pernah sepi oleh para jamaah warga sekitar. Nama dari kampung tersebut memiliki arti dari Talang yang biasanya sebutan untuk kawasan huma yang luas sedangkan Menerai adalah sebuah nama sepokok pohon besar contohnya seperti pohon ara yang berbuah kecil-kecil dan biasanya dijadikan makanan favorit burung-burung. Itulah arti dari nama kampung Talang Menerai.
Sekarang nama tersebut berubah menjadi Desa Sukamenang dan masuk ke dalam Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Dan saat ini sudah tidak dapat ditemukan lagi pohon menerai disana sama halnya dengan huma yang biasanya dengan ukurannya yang luas sudah tidak ada entah pindah jauh kemana mana. Dan di wilayah tersebut masih banyak berdiri berbagai bangunan masjid lainnya yang terdiri dari berbagai macam bangunan tua, kecil, sederhana hingga yang ukurannya cukup besar.
Bangunan masjid Tua Talang Menerai sudah sangat tua karena memang dibangun sudah sejak lama sekali. Pada awalnya masjid tersebut bentuk aslinya tanpa bangunan tambahan yang berada di sebelah sisi kiri, kanan dan depan. Berbeda dengan bangunannya yang sekarang yang ditambah dengan adanya tambahan di masing-masing sisi tersebut. Pada bagian landasan masjidnya sengaja lebih ditinggikan dari permukaan tanah disekitarnya. Kemudian ketiga pintu utama masjid tersebut dilengkapi dengan tangga beton karena memang harus melewati landasan yang cukup tinggid dari permukaan tanah disana.
Jika dilihat dari segi arsitekturnya, masjid Tua Talang Menarai mirip dengan desain bangunan asli dari masjid Babussalam Gelumbang. Selain itu, masjid tersebut juga memiliki gaya khas Nusantara yang terlihat pada bagian atap masjid nya limas bersusun tiga ditambah dengan empat tiang soko guru yang berfungsi untuk menahan struktur bangunan atap masjid Tua Talang Menarai. Hingga sekarang pun ke empat tiang tersebut masih berdiri tegak kokoh di dalam ruangan bagian tengah masjid. Selain itu, masjid Tua Talang Menarai dilengkapi dengan tiga pintu utama yang berada di sebelah sisi kiri, kanan dan juga depan masjid. Lalu dihiasi dengan jendela yang ukurannya besar di setiap tiga sisi masjid tersebut. Namun sayangnya jika dibandingkan dengan bangunan masjid Babussalam Gelumbang, kini sudah tidak ada lagi karena sudah dirobohkan dan dibangun kembali dengan masjid yang baru dengan desain yang jelas berbeda dengan bangunan sebelumnya. Masjid Babussalam Gelumbang tersebut dirobohkan pada tahun 1978 silam.
Namun jika di seksama kembali, sebenarnya bangunan masjid Tua Talang Menarai adalah sebuah replika dari masjid Sultan yang berada di Palembang. Hal tersebut dikarenakan ukuran dari masjid tersebut lebih kecil dan ornamen pada bagian luar dan dalam masjid tersebuut tidak terlalu semewah yang terdapat pada masjid Sultan Palembang. Lantai masjid Tua Talang Menarai pun sudah dikeramik berwarna putih sheingga membuat para jamaah merasa lebih nyaman dan khusyu’ melaksanakan ibadah disana.