Masjid Jami’ As-Salam terletak di Jln. Raya Serang Cibarusah – Cikarang, Ds. Serang, Kec. Cikarang Selatan, Kab. Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Tepatnya dekat dengan Pasar Serang – Cikarang, sehingga pada saat waktu sholat tiba (siang hari / sholat dzuhur) biasanya para pelaku pasar selalu berbondong ke masjid ini untuk melakukan sholat jamaah terlebih dahulu, baru kemudian melanjutkan kegiatan perdagangan mereka.
Selain itu, disamping bangunan Masjid Jami’ As-Salam juga didirikan sebuah pendopo terbuka yang dapat dipakai sebagai tempat untuk duduk santai beristirahat bagi para pelancong yang lewat menuju Cikarang maupun Cibarusah.
Lokasinya hanya beberapa meter dari Pasar Serang, sebelum sampai pada POM Bensin Pasar Serang, berbelok ke arah Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi.
Arsitektural Bangunan Masjid Jami’ As-Salam
Jika dilihat secara keseluruhan, ukuran bangunan Masjid Jami’ As-Salam ini memang tidak terlalu besar, namun ada sebuah bangunan tambahan di belakang masjid sehingga tampak menjadi lebih luas. Karena bangunan masjid ini terletak di sebelah timur jalan raya Cibarusah – Cikarang, tentu saja bangunannya akan membelakangi sisi jalan raya, dan mihrabnya langsung menghadap ke jalan raya. Akses untuk masuk ke bangunan utama masjid ini dapat dilakukan dari sisi Utara, Selatan, dan Timur bagian masjidnya.
Bangunan Masjid Jami’ As-Salam mengadopsi bangunan tradisional khas Nusantara Indonesia, dengan bangunan atap bersusun tiga seperti kebanyakan masjid tradisional yang berada di Indonesia. Rangkaian Struktur atapnya dibuat dengan sangat kokoh sehingga tidak memerlukan penyangga Soko Guru seperti kebanyakan masjid tradisional lainnya. Dengan begitu, suasana ruang sholat utama menjadi lebih lega dan luas tanpa tiang penopang dibagian tengah.
Bangunan Mihrabnya dibuat cukup unik,cukup tinggi dan memiliki atap cor yang diatasnya memiliki sebuah kubah bawang berukuran mini. Bangunan utama untuk masjid ini memang lumayan sempit, karena hadirnya bangunan terbuka tanpa pintu (Pelataran dengan atap permanen) di sisi kiri, kanan, dan belakang masjid, menjadikan ukuran masjid ini sangat luas, cukup untuk menampung hingga 1.000 jamaah sekaligus. Bangunan tambahan tersebut terbuka tanpa dinding dan tanpa pintu, hanya terlihat ruangan yang luas dengan beberapa tiang penyangga atapnya.
Areal tambahan paling luas terletak di sisi belakang masjid ini, yang biasanya penuh sesak pada saat jamaah membludak di hari Jum’at. Uniknya lagi, bangunan di belakang masjid tersebut dibangun dengan lantai 2 yang difungsikan sebagai madrasah. Tempat wudhu dan toilet dibuat berdempetan dengan areal tambahan di sisi belakang masjid. Di sisi belakang lagi, masih terdapat lapangan yang cukup luas yang belum terpakai dan biasanya juga difungsikan sebagai tempat sholat jika datang sholat hari raya.
Bangunan utama masjidnya memang sudah berusia cukup tua, sedangkan untuk bangunan tambahan yang dibangun di sekelilingnya merupakan bangunan yang masih baru. Lalu dibagian selatan dan barat masjid juga terdapat komplek pemakaman tua yang disinyalir salah satunya merupakan pendiri dari masjid ini.
Lantai pada masjid ini lapisi dengan keramik putih bercorak hitam dengan keramik hitam sebagai shaffnya. Hal unik lainnya yang bisa kita temukan adalah bagian tembok yang idlapisi dengan keramik bercorak batu alam, sehingga dindingnya tampak seperti bebatuan yang ditata rapi. Lalu, pada bagian atas di sekeliling dindingnya terdapat berbagai lukisan kaligrafi dengan lafadz yang berbeda beda, dengan balutan warna cerah. Sehingga, jangan heran jika seluruh bagian atas dindingnya kita dapat melihat lukisan kaligrafi yang begitu indah, dengan gaya penulisan dan warna yang berbeda-bedar.