Masjid Katedral Kordoba atau dalam bahasa sepanyol disebut dengan “Mezquita – Catedral de Cordoba”, atau juga dikenal sebagai Masjid Agung Cordoba terletak di Historic Centre, Cordoba, Andalusia, Spanyol.
Disebut dengan Katedral memang sebelumnya bangunan yang difungsikan sebagai Masjid Agung Kordoba ini adalah sebuah Gereja Katedral dengan nama “Katedral Our Lady of The Assumption” atau dalam bahasa Spanyol disebut dengan “Catedral de Nuestra Senora de la Asuncion”. Bangunan tersebut merupkaan sebuah katedral katolik keuskupan Cordoba yang didedikasikan untuk Asumsi Perawan Maria yang terletak di wilayah Andalusia Spanyol. Struktur bangunannya menjadi salah satu monumen paling terkenal dan palign megah dengan arsitektural Moor (Maroko).
Sejarah Pembangunan Masjid Katedral Cordoba
Menurut Sejarah, pada awalnya bangunan masjid ini merupakan sebuah bangunan Gereja Visigoth yang berukuran kecil, Basilika Katolik Saint Vincent of Lerins yang awalnya berdiri dilokasi tersebut. Kemudian pada tahun 784 M, Abdul Rahman memerintahkan pembangunan sebuah Masjid Agung untuk Kota Kordoba, yang kemudian diperluas oleh para penguasa muslim belakangan.
Arsitektural Bangunan Masjid Katedral Kordoba
Dalam perencanaannya, para arsitek memasukkan sejumlah unsur kolom Romawi ke bangunan Masjid Katedral Kordoba ini. Beberapa kolom sudah ada sebelumnya dalam struktur Gothic, sedangkan yang lain diimpor dari beberapa daerah di Iberia. Gading Putih, Jasper, Batu Porfiri (Ganit), Emas, Perak, Tembaga, dan Kuningan digunakan dalam hiasan. Mozaik dan Azulejos juga turut dirancang dengan sangat mengagumkan.
Penel kayu beraroma harum di ikat dengan pasak emas murni, dan kolom marmer merah diimplementasikan agar menghasilkan sebuah bangunan yang super megah mengkilap. Bagian dalam bangunannya memang sudah agak kuno, namun tetap dipertahankan hingga kini. Bangunan dalam tersebut merupakan bangunan yang didirikan dibawah arahan Abdul Rahman II.
Masjid Agung Kordoba memegang tempat yang penting diantara komunitas Islam di Andalusia lebih dari 3 abad lamanya. Dengan bangunan yang memiliki seribu pilar, bahkan Muhammad Iqbal menggambarkan bangunan tersebut sebagai “Pilar Tak Terbatas, seperti deretan pohon palem di Oasis Suriah”. Keindahan masjid ini hampir tiada taranya karena memiliki desain kuno yang sangat unik, dan kokoh, sehingga setiap mata yang melihat pasti bertanya “Bagaimana cara membangun bangunan seindah ini?”.
Aula utama Masjid Katedral Kordoba digunakan untuk berbagai keperluan. Berfungsi sebagai aula sholat lima waktu dan sholat jum’at, serta difungsikan juga sebagai tempat belajar kasus hukum syariah selama masa pemerintahan Abdul Rahman I dan penerusnya.
Bangunan Masjid Katedral Kordoba ini memiliki balai “Hypostyle”, dengan 856 kolom yang terbuat dari batu Jasper, Marmer, Granit dan Porfiri. Selain itu, bangunan tersebut juga terbuat dari potongan-potongan kuil Romawi yang pernah menempati tempat itu sebelumnya, seperti lengkungan ganda yang memungkinkan langit-langit lebih tinggi. Lengkungan ganda tersebut terdiri dari lengkungan tapal kuda yang lebih rendah, dan lengkungan semi melingkar dibagian atas.
Bangunan Masjid Katedral Kordoba memiliki bagian Mihrab yang sangat megah. Bagaimana tidak, bagian Mihrab tersebut merupakan mahakarya seni arsitektural bangunan, dengan sepuhan emas asli dibeberapa bagiannya.
Fitur yang menonjol adalah Pelataran Terbukan “Sha’an” yang dikelilingi oleh serambi, menara, jendela kaca dan mozaik berwarna-warni. Tembok bagian masjid ini bahkan memiliki prasasti Qur’an yang tertulis di dalamnya.
Hiasan dan Ornamen dengan representasi patung maupun gambar manusia, hewan, maupun tuhan yang semula dimiliki oleh bangunan Katedral di hilangkan. Kemudian digantikan dengan berbagai bentuk mozaik, kaligrafi, dan hiasan berwarna-warni yang terbuat dari marmer.