Dungan Mosque atau “Masjid Dungan” atau juga biasa disebut dengan “Masjid Haji Ibrahim” merupakan sebuah bangunan masjid yang lumayan tua dan terbuat dari kayu. Masjid ini juga lumayan terkenal di Kota Karakol, Negara Republik Kyrgyztan.
Masjid Dungan terkenal dengan ukiran-ukiran khas yang dihiaskan pada hampir keseluruhan bangunannya. Fakta unik yang dapat kita lihat di dalam pembangunan Masjid Dungan ini adalah, seluruh bangunannya tidak menggunakan 1 paku besi apapun, namun hanya menggunakan struktur kayu kunci untuk menyambungkan beberapa bagian bangunannya. Hal ini sangat unik, karena teknik pembangunan masjid seperti ini juga sangat umum di Indonesia, terutama pada masjid-masjid yang sudah berumur tua seperti Masjid Demak.
Desain bangunan masjid ini memang agak berbeda dengan masjid-masjid tua dengan teknik pembangunan tanpa paku besi di Indonesia. Bangunnanya lebih mirip bangunan kuil Buddha, atau menganut pada budaya bangunan di daratan China.
Bentuk bangunan yang mirip dengan bangunan tempat ibadah penganut agama Budha ini tidak lepas dari peran pendatang yang menempati daerah Karakol tersebut. Pada masa itu, penduduk Karakol sudah memeluk agama islam, namun belum memiliki satu bangunan masjid pun untuk melaksanakan sholat secara bersama-sama. kegiatan ibadah mereka dilakukan di rumah masing-masing, dan jika sholat jum’at tiba, jamaah hanya menggunakan beberapa tenda untuk melakukan ibadah sholat jum’at berjamaah.
Masyarakat muslim China pendatang kemudian membaur dengan masyarakat lokal setempat, dan kemudian muncul sebuah inisiatif tentang pembangunan sebuah masjid. Pembangunan pun dilakukan, namun karena arsitekturnya adalah orang China, bangunan masjid tersebut dibuat sesuai pengetahuan mereka, yakni seperti bangunan sebuah Kuil Buddha. Pada masa itu, muslim China pendatang tersebut disebut dengan Muslim Dungan, dan hingga kini sebutan tersebut juga melekat pada bangunan Masjid Dungan ini.
Sejarah Masjid Dungan Karakol
Pada awalnya, bangunan Masjid Dungan dibangun pada sekitar abad ke-20 dengan bentuk yang mirip dengan bangunan ibadh umat Buddha di China (Vihara). Arsitektur yang merancang bangunan ini adalah Zhou Si, seorang pendatang asal Beijing, China, yang diundang langsung oleh Haji Ibrahim selaku orang yang mendanai masjid ini. Zhou Si diundang dengan sengaja untuk membantu membuat rancangan sebuah masjid dan turut membantu dalam pembangunan Masjid Dungan ini.
Jika dilhat dari beberapa tulisan ukiran yang melekat pada dinding Masjid Dungan, dapat diperoleh informasi bahwa Masjid Dungan dibangun pertama kali pada tanggal 4 September 1907, dirancang oleh Zhou Si (Ma Yu Tang).
Pembangunan masjid ini melibatkan sekitar 20 orang tukang bangunan, dan beberapa ahli ukir yang didatangkan langsung dari Beijing, China. Pembangunan dimulai pada tahun 1904 dan baru selesai dan mulai digunakan pada tahun 1910. Memang pembangunannya memerlukan waktu hingga 6 tahun karena berbagai ukiran yang sengaja dibuat dengan sangat indah membutuhkan proses pembuatan yang relatif lama.
Bangunan Masjid Dungan ditopang oleh sekitar 42 pilar dengan ukuran yang sangat besar, sebagai penopang atapnya yang bertingkat. Konstruksi bangunan masjid ini dibuat dengan bahan baku batu bata, dan mayoritas menggunakan kayu.
Penyambungan antara satu kayu dengan lainnya digunakan teknik interlocking, sehingga menghasilkan sebuah bangunan yang kokoh meskipun tanpa satupun paku besi yang menancap di bagian bangunannya.
Ukiran demi ukiran dapat kita temukan di hampir keseluruhan bagian bangunannya, termasuk satu menara yang didirikan di halaman masjid. Pada masing-masing bagian ujung atapnya dibuat denan kayu ukiran naga, sementara pada bagian temboknya dilukis berbagai tanaman.