Masjid Al-Ikhlas yang terletak di Jln. H. Agus Salim, Kelurahan Tegah, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat dijadikan Masjid Agung untuk daerah Ketapang dan sekitarnya. Karena dijadikan sebuah Masjid Agung untuk suatu wilayah, pemilihan tempat berdirinya memang sengaja ditempatkan pada lokasi yang ramai penduduk, namun bukan seperti masjid-masjid agung lain yang ditempatkan di alun-alun kota, Masjid Agung Al-Ikhlas lebih ditempatkan di daerah Kelurahan Tegah.
Sejarah Pembangunan Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang – Kalimantan Barat
Masjid Agung Al-Ikhlas dibangun pertama kali pada tahun 2011 dengan dana dari APBD Kabupaten Ketapang. Keseluruhan pembangunan masjid ini menghabiskan dana hingga Rp. 50 miliar dengan rincian Rp. 37 miliar dari APBD Ketapang tahun 2011 hingga 2015, kemudian Rp. 13 miliar berasal dari dana sumbangan CSR. Kemudian pada seksi Finishing tahun 2016 lalu, kembali menghabiskan dana hingga Rp. 16 miliar.
Sampai pada bulan April 2016 lalu, pembangunan masjid ini sudah sampai pada tahap Finishing sekitar 90%. Pembangunan keseluruhan bangunannya baru selesai pada akhir tahun 2016 silam, meskipun pemberian ornamen-ornamennya dilakukan pada awal tahun 2017.
Ada banyak kontroversi yang terjadi di kalangan masyarakat sekitar, bahwa pembangunan masjid ini dinilai menghabiskan dana yang terlalu besar, sehingga muncul berbagai kecurigaan tentang adanya penyelewengan dana. Namun, kontroversi dan kecurigaan tersebut kemudian dibantah oleh panitia pembangunan masjid dan para pengurusnya, mereka menjelaskan bahwa penggunaan anggaran diperiksa setiap tahunnya oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Kalimantan Barat, dan selalu mendapatkan predikat yang “Clear” atau bersih dari korupsi atau penyelewengan dana.
Penggunaan pertama kali untuk Masjid Agung Al-Ikhlas ini dilakukan pertama kali pada tanggal 12 September 2016 lalu, tepatnya pada saat pelaksanaan Sholat Idudl Adha. Meskipun sudah dibangun dengan luas yang cukup dan dapat menampung hingga ribuan jamaah, ternyata masjid ini semakin hari semakin ramai oleh pengunjung dan jamaah, terutama pada saat bulan Ramadhan, sehingga masjid ini hampir tidak dapat menampung jamaah yang membludak.
Jika jamaah yang ditampung sudah tidak muat lagi di dalam bangunan ruang utamanya, pelataran dan halaman masjid yang cukup luas bisa digunakan sebagai tempat sholat tambahan dengan menggelar tikar meskipun hanya beratapkan langit.
Masjid Agung Al-Ikhlas Kota Ketapang disebut-sebut sebagai masjid yang memiliki interior terindah di Indonesia. Ornamen majsid ini memang dibangun sedemikian rupa menyerupai motif melayu dipadukan dengan berbagai motif Arab, sehingga menghasilkan perpaduan yang apik. Bahkan, beberapa ornamen sengaja didatangkan langsung dari luar negeri.
Arsitektural Bangunan Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang – Kalimantan Barat
Masjid Agung Al-Ikhlas sengaja dibangun untuk dapat menampung hingga 5.000 orang, dengan bangunannya yang mencapai 54 x 54 meter. Namun semakin hari, bangunan masjid ini bahkan semakin tidak muat untuk menampung jamaah yang membludak.
Masjid Agung Al-Ikhlas dibangun dengan seni bina bangunan yang sangat modern dan kekinian. Bagaimana tidak, masjid ini mengadopsi arsitektural megah milih masjid-masjid yang berada di Timur Tengah, dengan 1 Kubah Utama berukuran besar, dan dikelilingi oleh 4 kubah berukuran lebih kecil. 4 menara tinggi juga ikut dibangun mengapit bangunan utamanya. Yang unik dari masjid ini adalah, bangunan asli / lama masjid ini masih dipertahankan disamping masjid tanpa merobohkannya, sehingga masih ada nilai sejarah yang dipertahankan di masjid ini.
Bangunan Masjid Lama tersebut memiliki arsitektural masjid asli nusantara dengan atap limas bersusun tiga, dan dibentuk dengan denah joglo.