Masjid Agung Baiturrahman terletak di Jln. Ahmad Yani, Kelurahan mandala, Kecamatan Biak Kota, Kota Mandala, Kabupaten Biak Numfor. Masjid Agung Baiturrahman terletak di Jalan Poros tujuan bandara, dan berada di Jantung Kota Biak. Sebagai sebuah Masjid Agung, lokasi Masjid Baiturrahman ini sangat strategis dan menjadi salah satu Landmark penting di Kota Biak.
Sejarah Pembangunan Masjid Agung Baiturrahman – Biak Numfor, Papua
Masjid Agung Baiturrahman dibangun dengan luas 3.000 meter persegi, berdiri diatas lahan seluas 10.000 meter peregi dan dibangun pada tahun 1979. Dengan ukurannya yang cukup luas, Masjid Agung Baiturrahman dapat menamupung hingga 2.000 jamaah sekaligus.
Bangunan asli masjid ini sempat mengalami kerusakan berat dan hampir roboh akibat gempa bumi tektonik yang terjadi pada tanggal 17 Februari 1996 lalu, baru kemudian masjid ini kembali dibangun seperti bangunan yang kita lihat saat ini. Pembangunan ulang Masjid Agung Baiturrahman menghabiskan dana hingga miliaran rupiah, hingga tahun 2009 saja pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor sudah memberikan dana bantuan hingga Rp. 1 miliar yang diserahkan langsung kepada panitia pembangunna masjid ini.
Pada saat melakukan upaya penggalangan dana untuk pembagunan kembali, para pengurus sempat mengadakan acara Tabligh Akbar pada tahun 2009 dengan mengundang ustadz kondang Ust. Arifin Ilham Lc.
Dalam kesempatan itulah Pemerintah Kabupaten Biak diwakili oleh Alimuddin Sabe, Wakil Bupati Kala itu, menyerahkan dana bantuan kepada panitia sejumlah Rp. 200 juta yang berasal dari dana APBD tahun 2009.
Bantuan sarana keagamaan setiap tahunnya juga terus dianggarkan pemerintah kabupaten sebagai wujud dari perhatian masyarakat dalam mendukung penyelesaian bangunan Masjid Agung tersebut. Bupati Biar Numfor, Yusuf Melianus Maryen S.Sos, MM juga ikut menyumbang sebesar Rp. 10 juta dari gocek pribadinya untuk keperluan pembangunan masjid.
Arsitektural Masjid Agung Baiturrahman - Biak Numfor, Papua
Desain masjid Agung Baitrrahman disini bergaya sangat modern, tanpa atap tajug/ tumpang seperti masjid Nusantara pada umumnya. Atapnya hanya berasal dari bangunan cor, dengan 1 menara kecil dengan kubah keil dibagian samping. Kemudian pada bagian tengah diberikan 1 kubah metal yang sangat besar mengkilat dengan warna perak.
Areal Parkir Masjid Agung Baiturrahman ini lumayan luas dan sangat sejuk rindang oleh pohon-pohon besar di sekitarnya. Rumput nan hijau pun tetap dirawat dengan baik disekitar taman depan masjid agar para pelancong dapat menggunakan tempat tersebut untuk beristirahat.
Kemudian masuk kedalam bangunan utamanya, kita akan disambut dengan pintu utama dan jendela yang dihiasi dengan mozaik unik, serta memiliki atap berupa lengkungan-lengkungan. Untuk tempat wudhu dan toilet diletakkan disamping kanan dan kiri masjid, terpisah antara khusus pria dan wanita.
Kemudian lantainya dilapisi dengan keramik dengan balutan karpet lantai yang sangat luas. Masjid ini memang sengaja dibangun dengan sangat luas, agar jamaah yang memadati masjid ini masih dapat tertampung. Karena terutama pada saat 2 sholat hari raya, Masjid Agung Baiturrahman ini akan sangat penuh sesak dengan jamaah warga sekitar.
Baru-baru ini, Masjid Agung Baiturrahman mendapatkan bantuan untuk membangun sebuah menara yang lumayan unik, dibalut dengan warna hijau muda dan hijau tua disekelilingnya. Kemudian menara tersebut pada bagian bawahnya dibentuk dengan denah persegi, dan dibagian kiri dan kanan masjid ini diberikan semacam prasasti dan pengumuman. Pada bagian atas, menara masjid ini semakin mengecil, dengan bentuk segi 8 hingga kepada bagian puncaknya yang lancip.