Masjid Agung / Jami yang disebut dengan Masjid Al-Baitul Amien ini menjadi salah satumasjid tertua warisan para leluhur sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, dan masih berdiri kokoh hingga saat ini. Lokasinya berada di Pusat Kota Jember, Provinsi Jawa Timur.
Sebagai sebuah masjid agung untuk Kabupaten Jember, tentu saja bangunan masjidnya haruslah besar dan megah, sehingga jamaah yang dapat ditampung sangat banyak, sekaligus harus menjadi sebuah landmark dan kebanggaan untuk kabupaten tempat berdirinya.
Keunikan yang dimiliki oleh masjid ini sangat kentara. Bagaimana tidak, Masjid Agung Jember memiliki arsitektural bangunan yang sangat berbeda dengna kebanyakan masjid yang ada di Nusantara Indonesia. Bangunan paling unik dari Masjid Baitul Al-Amien ini terletak di bagian kubah yang dibentuk dengan sangat unik, seperti atap sebuah Dome.
Keunikan di kubah tersebut di dominasi oleh artistik yang unik, sehingga mata yang melihatnya pastilah akan terkagum-kagum.
Pada setiap pintu masuknya, ada sebuah tiang penyangga di bagian luar kubah yang ditancapkan langsung ke tanah. Tentu saja jika dilihat dari kejauhan, tiang-tiang yang langsung menancap di tanah ini seperti membetuk sebuah jalan menuju ke bagian pintu utama masjid ini.
Berdasarkan informasi yang didapat dari pengurus Masjid Agung Jember, pembangunan tujuh kubah yang unik tersebut memiliki filosofi tersendiri, dan digunakan sebagai simbol suatu hal. Tersirat disana bahwa kubah yang saling berdempetan satu sama lain memiliki filosofi agar umat islam senantiasa memperlihatkan kedekatan, menyambung tali silaturahmi, agar sebuah bangunan / keislaman menjadi lebih kokoh.
Pembangunan Masjid Agung Jember ini memang tidak tanggung-tanggung. Bagaimana tidak, sebanyak 7 kubah dibangunn bertumpuk satu sama lain, sehingga dapat difugnsikan pula sebagai atap. Artinya, tidak ada atap tersendiri, melaikan kubah tersebut langsung menjadi atap bangunannya.
Bagian kubah induk (kubah terbesar di tengah-tengah) menjadi atap untuk ruang utamanya. Kemudian 4 kubah lainnya yang terletak di sisi utara dan selatan menjadi atap dari ruang serambi (ruang tambahan sholat). Kubah keenam dan ketujuh digunakan sebagai atap tempat berwudhu.
Angka tujuh disini diambil sebagai sebuah simbol penciptaan alam semesta, maupun tingkatan bumi dan langit, sekaligus mengingatkan kepada kekuasaan Allah SWT.
Masuk kedalam ruang utama, atau dibawah kubah utama, maka kita akan langsung melihat plafon yang sangat megah dibagian atas. Plafon tersebut ditopang oleh 17 pilar yang berjejer dengan rapi. Angka 17 disini memiliki filosofi roka’at sholat, dan juga tanggal Nuzullul Qur’an (17 Ramadhan). Dinding-dindingnya secara keseluruhan dihiasi oleh tulisan kaligrafi yang berisi perintah untuk mengerjakan seluruh kewajiban, rukun islam.
Pembangunan Masjid Agung Jember yang super megah ini tentu saja memerlukan dana yang sangat besar. Menurut informasi, dana yang dihabiskan mencapai angka Rp. 1 Milyar, dan dikhususkan untuk membuat seni arsitektur bangunan masjid yang sangat megah. Biaya terbesar dihabiskan pada relief-relief bangunannya, dan juga pembangunan kubah yang sangat megah tersebut.
Jika dilihat secara keseluruhan, memang bangunan Masjid Agung Jember ini lebih menonjolkan bagian kubahnya saja, yang memayungi seluruh bagian dibawahnya. Apalagi, jika dilihat dari kejauhan, kita seperti tidak melihat adanya dinding maupun pilar penopang yang ada di masjid ini. Sehingga, bangunan Masjid Agugn Jember ini dapat memunculkan kesan ciri khas tersendiri, dengan sejuta simbol dan juga filosofi yang dikaitkan dengan berbagai bagian bangunannya. Filosofi yang diambil tentu saja adalah filosofi tentang kewajiban umat islam, serta tentang persatuan dan kesatuan umat muslim.