Masjid Agung Kota Lumajang ini juga sering dikenal dengan “Masjid KH. Anas Mahfudz”. Letaknya berada di sebelah barat alun-alun, pusat kota Lumajang. Bangunan Masjid Agung Kota Lumajang ini dulunya merupakan sebuah bangunan masjid kuno dengan atap limasan (joglo). Namun, dengna adanya renovasi total yang dilakukan, saat ini wujud Masjid Agung Kota Lumajang ini sudah berubah menjadi sebuah bangunan masjid modern, dengan kubah besar setengah lingkaran yang ditempatkan pada atapnya.
Beberapa renovasi sudah dilakukan pada masjid ini. Renovasi dengan penambahan menara yang terletak di sisi utara masjid di lakukan pada tahun 1988 – 1993 pada masa pemerintahan H. Syamsi Ridwan.
Kemudian, pada tahun 1993 – 1998, dilakukan beberapa renovasi pada bangunan yang sudah rusak, dan diresmikan menjadi sebuah Masjid Agung untuk Kota Lumajang, karena sebelumnya statusnya masih menjadi sebuah Masjid Jami’ untuk kecamatan lokasi tersebut.
Lalu, pada tahun 2002 – 2003, dilakuan renovasi hampir total oleh pemerintah yang dipimpin Bupati Fauzi kala itu. Renovasi kali ini dilakukan dengan perubahan tampilan bangunan bagian depan masjid, dan penambahan 2 menara setinggi 30 meter yang didirikan di sebelah selatan bagian masjid.
Konsep arsitektural bangunan masjid yang terlihat saat ini sangat kental dengan arsitektural khas timur tengah. Mulai dari bangunan kusen pintu dan jendelanya, hingga bangunan kubah lengkung memangjang yang sama pesis dengan berbagai bangunan masjid yang ada di Timur Tengah. Beberapa kolom berderet hasil renovasi kedua tetap dipertahankan, dan justru dihias kembali sehingga memberikan kesan indah lebih lagi.
Di kedua sisi bangunan masjid juga didirikan 2 menara yang menjadi ikon khas untuk Masjid Agung Kota Lumajang.
Hal unik lain yang tersirat dari bangunan Masjid Agung Kota Lumajang bisa dilihat dari kubah tumpuk. Artinya, bangunan kubah lama tidak dibongkar, namun ditumpuk lagi oleh bangunan kubah yang baru. Sehingga ciri khas kubah tumpuk seperti ini mungkin hanya dapat kita temuai di Masjid Agung Kota Lumajang.
Pada bagian interior masjid memiliki sirkulasi ruangan yang sangat luas, dengan pembagian shaff wanita terletak pada bagian belakang sebelah kiri dari tempat jamaah pria. Sedangkan untuk pembagian bangunan tempat wudhu, jamaah wanita disediakan tempat wudhu dibagian selatan, sedangkan laki-laki disebelah utara. Sehingga, tidak akan terjadi tatap muka secara langsung antara jamaah pria dan wanita yang berwudhu.
Dari segi pencahayaan ruangan pada siang, Masjid Agung Kota Lumajang ini memiliki pencahayaan yang alami yang berasal dari kubah maupun dari jendela-jendela dinding. Sedangkan untuk pencahayaan malam hari, ada 1 lampu gantung ditengah kubah, dengan beberapa lampu sekunder di sekeliling ruangan.
Suhu didalam masjid ini juga terbilang sangat sejuk, dimana terdapat banyak ventilasi udara di sekeliling ruang utamanya. Sehingga, tanpa AC pun ruangan sudah terasa sangat adem, dan jamaah lebih betah untuk berlama-lama beribadah didalam masjid.
Untuk ruangan tunggu / lobby, Masjid Agung Kota Lumajang memiliki dua unsur yang digabungkan, yaitu desain unsur islami dan unsur khas kota lumajang sendiri. Ornamen-ornamen khas islam yang dipajang di dinding masjid dibalut sedemikian rupa dengan hiasan batik khas lumajang, sehingga tercipta suatu sinergi yang benar-benar menarik didalam ruangannya.
Desain ruangan utama juga terlihat tidak monoton, dimana beberapa lengkungan pada propertinya terlihat langsung terhubung dengan plafon dan dinding, sehingga desainnya begitu menarik dan tentu saja berbeda dari ruangan-ruangan pada masjid lainnya.