Masjid Nurul Haq dijadikan sebagai sebuah Masjid Agung bagi Kepulauan Aru, tepatnya terletak di daerah Gelay Dubu, Pulau Aru, Kabupaten Aru, Provinsi Maluku.
Kepulauan Aru sendiri sudah tercatat dalam sejarah nasional Indonesia dengan peran pentingnya selama Operasi Trikora (Pembebasan Irian Barat dari Penjajahan Balanda) yang diperintahkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963 silam. Kemudian pulau aru disini menjadi sebuah tempat dimana kapal perang angkatan laut RI bersiap untuk menyerang kolonial belanda yang saat itu menduduki Kepulauan Aru.
Kemudian pada tahun 2003 lalu, Kepulauan Aru dirubah statusnya menjadi sebuah Daerah Otonomi Baru dan diberi nama Kabupaten Kepulauan Aru. Bentuk kabupaten baru ini merupakan suatu perwujudan pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara.
Saat ini kepulauan Aru memiliki setidaknya 187 pulau, terdiri dari 89 yang berpenghuni sampai saat ini. Secara Geografisnya, Kapulauan Aru berbatasan langsung dengan Australia. Pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Aru kemudian diletakkan di Kota Dobo yang berlokasi di Pulau Dobo.
Kota Dobo inilah yang kemudian memiliki Masjid Agung nan Megah dengan arsitektur hampir persis dengan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Masjid Agung Dobo ini diberi nama “Nurul Haq” dan berada di jantung kota tersebut. Karena kemegahan arsitektural bangunannya, Masjid Agung Nurul Haq ini sekaligus menjadi Landmark Kota Dobo yang senantiasa ramai ooleh para pengunjung. Beberapa renovasi sudah dilakukan pada masjid ini, dan yang terakhir seperti bentuk yang kita lihat saat ini dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur Maluku K.A Ralahalu.
Sebagai sebuah Masjid Agung, tentu saja Masjid Agung Nurul Haq dijaidikan sebagai pusat aktifitas kegiatan Islam di Kabupaten Kepulauan Aru. Beberapa kegiatan seperti penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) setingkat kabupaten juga turut diadakan di masjid ini.
Yang menarik dari area ini adalah, kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an ini juga ditunggu-tunggu oleh para pemeluk agama lain seperti Kristen Protestan dan Katolik. Bahkan mereka juga ikut menyanyikan mars dan hymne MTQ.
Dari sinilah terlihat kerukunan antar umat beragama sangat kental di Kabupaten Kepulauan Aru. Apalagi, kerukunan seperti ini terlihat sangat indah, dan membuktikan bahwa meskipun berbeda agama namun tetap bisa rukun satu sama lain.
Kemudian Toleransi tersebut bahkan sangat kental terjadi pada Bulan Ramadhan, dimana aparat sipil, kepolisian, dan juga tokoh-tokoh agama disana sepakat untuk menutup sementara tempat-tempat hiburan, dan tempat makan pada siang hari.
Arsitektural Masjid Agung Nurul Haq – Kepulauan Aru
Desain masjid ini sangat kental dengan Masjid Agung Baiturrahman Aceh, dengan tiga kubah utama berukuran besar dan dibalut dengan warna hitam, persis seperti pada Masjid Baiturrahman. Pada desain bagianluarnya dibangun dengan bentuk yang unik, dengan lengkungan menyerupai bentuk kubah. Pada bagian atas temboknya diberikan masing-masing 1 jam dinding. Kemudian pada pintu utama terdapat plakat besar berwarna keemasan yang bertuliskan “Masjdi Agung Nurul Haq”.
Kemudian sebagai penyangga bagian atas luar, terdapat beberapa pilar-pilar yang ditata secara rapi berjejer di sekeliling bangunan utamanya. Bangunan masjid ini memang didsain sangat mirip dengan Masjid Baiturrahman, namun dengan skala yang lebih kecil dari aslinya.
Masuk kedalam bagian masjid kita akan disuguhkan dengan kemegahan khas aceh. Dimana berbagai ornamen kaligrafi dibalut dengan budaya khas aceh turut menghiasi ruangannya. Lantainya dilapisi keramik, dan dibalut dengan karpet sajadah panjang yang senantiasa terjaga kebersiahannya.