Masjid Agung Palabuhanratu merupakan sebuah masjid yang berada di Tatar Pasundan, yang terletak di Kota Palabuhanratu, Provinsi Jawa Barat. Bangunan Masjid Agung Palabuhanratu pertama kali didirikan pada tahun 1926, dan sampai saat ini sudah mengalami beberapa renovasi sehingga terlihat kemegahannya.
Bangunan Masjid Agung Palabuhanratu berdiri dengna sangat kokoh di Desa Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu Kota, atau tepatnya berada di Jln. Siliwangi Plabuhanratu, di sisi barta Alun-Alun Palabuhanratu.
Bangunannya memang cukup besar, yaitu sekitar 26 x 26 meter, terdiri dari 3 lantai. 2 buah menara juga dibangun tepat di bagian depan sisi kanan dan kiri masjid. Satu menara lebih tendah dari kubah masjid, dan satu lagi lebih tinggi dari kubah utama masjidnya.
Keseluruhan bangunan Kubah dan juga menara dibaut dari beton. Kemudian sebagian besar bangunannya di kelilingi oleh bangunan dinding yang terbuat dari kaca, terutama di bagian belakang, dan sisi kanan dan kirinya. Langit-langit masjidnya dibuat dengan cukup tinggi sehingga panas dari atas tidak begitu terasa, dan hawa didalam bangunan masjid selalu terasa sejuk dan adem. Jika kita naik ke lantai tiga, maupun ke bagian menara yang lebih tinggi dari kubah, kita akan mendapatkan pemandangan langsung ke Laut Samudera Indonesia.
Pembangunan masjid ini dibangun pada tahun 1926 pada masa-masa penjajah belanda masih berkutat di Indonesia. Lahan tempat berdiri masjid ini merupakan lahan wakaf dari warga Kampung Pakauman (nama kampung Palapuhanratu zaman dulu).
Bangunannya memiliki 3 lantai, sehingga jamaah yang dapat ditampung mencapai 1.300 jamaah. Kemudian 2 buah menara juga turut dibangun, dengan menara yang lebih tinggi dari kubah berukuran sekitar 30 meter. Bangunan masjidnya dilengkapi dengan 20 anak tangga menuju ke lantai berikutnya. Lantai kedua dapat menampung sekitar 500 jamaah, sama dengan lantai pertama. Sedangkan lantai ketiga dibuat dengan denah lebih kecil, sehingga hanya dapat menampung sekitar 300 jamaah saja.
Masjid Agung Palabuhanratu yang terletak di Jantung Kota tersebut tidak hanya digunakan sebagai fasilitas tempat ibadah sholat lima waktu saja, namun juga di isi oleh berbagai kegiatan rohani lain seperti kegiatan belajar, TPA, dan juga pengajian, agar karakter masyarakat sekitar tumbuh dengan baik.
Arsitektural Bangunan Masjid Agung Palabuhanratu
Jika dilihat secara keseluruhan, bangunan Masjid Agugn Palabuhan Ratu ini terlihat memiliki seni arsitektural kolonial belanda. Bagaimana tidak, jika dilihat pada dasar-dasar menara, dan tiangnya, dibuat dengan semen kasar dibalut dengan warna hiijau, sangat khas dengan bangunan-bangunan lawas khas Belanda jaman dulu.
Menara yang lebih rendah dibangun agak besar, dengan kubah putih dan puncak lancip dibagian atasnya. Kemudian beberapa jendela dibagian tengah dan atas juga turut diimplementasikan sebagai sirkulasi cahaya matahari. Sedangkan untuk menara yang lebih tinggi dibangun persis seperti menara yang lebih rendah, hanya saja memiliki ketinggian yang lebih. Menara yang lebih tinggi ini juga digunakan sebagai tempat pengeras suara.
Sayangnya, halaman parkir dan taman untuk masjid ini tidak terlalu besar karena terletak di pinggiran jalan. Sehingga, hanya beberapa kendaraan roda 4 dan roda 2 yang dapat masuk ke areal parkir, sedangkan sisanya parkir di pinggir jalan.
Yang paling unik adalah pada bagian kubah masjid yang sangat luas. Karena bangunan kubah dari beton tersebut dibuat dengan bertumpuk, artinya ada sela diantara kedua lapisan tersebut, dan terlihat seperti cangkang keong. Keseluruhan kubah diwarnai putih bersih, dengan ornamen lancip di bagian puncaknya.