Masjid Agung Bireuen terletak di Jln. Gayo KM 1 atau Jalan Raya Bireun – Takengon, Kelurahan Meunasah Capa, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Masjid Agung Sultan Jempa menjadi Masjid Raya di Kabupaten Jeumpa. Artinya, hampir keseluruhan prosesi kegiatan islami di kabupaten tersebut terpusat di masjid ini, seperti pelaksanaan 2 sholat hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha, serta berbagai perayaan hari-hari besar lainnya.
Bahkan, puncak keramaian masjid ini dapat ditemukan pada saat bulan Ramadhan, dimana diadakan beberapa acara seperti buka bersama, tilawatil qur’an, dan juga beberapa pengajian.
Arsitektural dan Renovasi Masjid Agung Sultan Jeumpa – Kabupaten Bireun
Masjid Agung Sultan Jeumpa yang menjadi sebuah Landmark dan juga kebanggaan warga Bireun telah mengalami beberapa kali renovasi total. Misalnya saja pada tahun 2015 hingga 2016 lalu, renovasi total dilaksanakan agar bangunan masjid menjadi lebih indah dan megah. Serta berbagai ornamen kaligrafi arab juga turut dipasang di bagian dinding masjid, untuk menambah keindahan pada bagian dinding menyertai warna yang menghiasinya.
Setelah renovasi tersebut, bangunan Masjid Agung Sultan Jeumpa berubah menjadi sangat modern dan megah, namun tidak melupakan seni arsitektural dengan ciri khas bangunan masjid Aceh terpadu. Kedua kombinasi tersebut menghasilkan daya tarik yang apik, sehingga banyak wisatawan dari domestik maupun inter lokal rela datang untuk menyiksakan keunikan bangunannya.
Jika dilihat secara sepintas, memang akan terlihat beberapa kemiripan antara arsitektur Masjid Agung Sultan Jeumpa dengan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, karena memang Masjid Agung Sultan Jeumpa mengadopsi seni arsitektur Masjid Raya Baiturrahman namun dipadukan dengan berbagai sentuhan yang lebih unik.
Karena terlihat begitu mewah dan megah, tidak heran jika beberapa pelaksanaan akad nikah juga turut mengambil tempat di Masjid Agung Sultan Jeumpa pasca renovasi total yang dilakukan sekitar tahun 2015 lalu.
Sebagai sebuah Masjid Agung, tentu saja bangunan masjid ini tidak hanya difungsikan sebagai bangunan tempat sholat saja, akan tetapi juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan hajatan setingkat kabupaten, termasuk menjadi tempat untuk pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha yang dihadiri oleh berbagai macam kalangan.
Renovasi total yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2015 menghabiskan dana sekitar Rp. 1,1 miliar, yang berasal dari APBK 2015 senilai Rp. 500 juta, kemudian dari khas masjid sendiri mencapai Rp. 600 juta.
Renovasi pada tahun 2015 tersebut meliputi pelebaran luas bangunan lantai utama menjadi 40 x 20 meter pesergi, kemudian membangun loteng, toilet dan kamar mandi. Keseluruhan renovasi yang dilakukan pada tahun 2015 tersebut menghabiskan dana senilai Rp. 9 miliar.
Setelah bangunan masjid selesai direnovasi, Masjid Agung Bireuen dirubah namanya menjadi Masjid Agung Sultan Jeumpa. Penamaan tersebut adalah hasil dari ijtihad para ulama, dipadukan dengan hasil penjaringan nama dari publik, dengan seminarisasi, dan juga dengan konsultasi ke beberapa ulama sekitar.
Sebenarnya banyak sekali nama yang muncul sebagai referensi untuk penamaan nama masjid ini, namun dari hasil seminar yang dilakukan, dari 19 nama dikerucutkan menjadi 3 nama yaitu Masjid Agung Tengku Chiek Awe Geutah, Masjid Agung Normal Islam, dan juga Masjid Agung Sultan Jeumpa. Akhirnya, dengan kesepakatan bersama diambillah nama Masjid Agung Sultan Jeumpa sebagai nama resmi dari Masjdi Agung Kabupaten Bireun ini.
Jika kita ingin melihat pemandangan yang sangat indah pada masjid ini, kita harus datang pada saat petang, dimana lampu-lampu masjid sudah mulai dinyalakan, namun efek dari cahaya matahari yang masih ada ikut menambah suasana keindahannya.