Bangunan Masjid Al-Furqon Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menjadi salah satu Masjid Kampus Terbesar dan Termegah di Indonesia, bahkan juga masuk nominasi di Asia Tenggara. Pada awalnya, bangunan Masjid Al-Furqon UPI ini memiliki bentuk yang sederhana, dengan desain tanpa kubah dibagian atapnya, kemudian pola-pola yang diulang dan sederhana pada bangunan utamanya.
Sedangkan untuk penggunaan warna-warna Earth Tone (Warna Khas Tanah), serta fungsionalitas desainnya mengingatkan kita pada masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB). Tidak heran jika kemiripan juga terjadi karena antara Bangunan Masjid Al-Furqon, dan Masjid Salman juga dirancang sendiri oleh arsitektur kondang Achmad Noe’man.
Kemudian pada tahun 2004 lalu, bangunan lawas dirombak secara total, sekaligus dirubah tampilan masjidnya secara keseluruhan. Proses pembangunan ulang Masjid Al-Furqon ini dilakukan dalam rangka modernisasi fisik Kampung Universitas Pendidikan Indonesia (Jln. Dr. Setiabudhi, No. 229, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat). Pembangunan ulang tersebut didanai penuh oleh Islamic Development Bank (IDB), sehingga arsitekturalnya pun menyesuaikan dengan organisasi yang menjadi donatur tersebut, dan bahkan tidak lagi mirip dengan bangunan lawasnya.
Renovasi tersebut di arsitekturi oleh Rektor UPI, Prof. Dr. H. Fakry Gaffar, M.Ed. dengan melakukan beberapa perubahan besar terhadap arsitektur bangunannya. Dengan bantuan dana pinjaman dari organisasi IDB, melalui Dirjen Pendidikan Tinggi.
Beberapa gedung yang megah dan mewah juga turut dibangun dan direnovasi, sehingga perombakan total ini menjadikan bangunan komplek Masjid Al-Furgon menjadi lebih megah dan mewah seperti yang dapat kita lihat saat ini. Setelah pembangunan selesai, Masjid Al-Furqon juga dijadikan sebagai Islamic Tutorial Center untuk Unversitas Pendidikan Indonesia. Sehingga, UPI benar-benar menjadi sebuah Universitas Islam dengan diadakannya program kegiatan Tutorial PAI – SPAI.
Kepengurusan untuk Masjid Al-Furqon ini juga semakin apik dan rapi, karena susunan pengurus mulai dari Komisariat, Pengurus, Pelaksana Harian, Biro Sekretariat dan Kerumahtanggaan Masjid, Biro Ta’mir Masjid dan Ubudiah dan berbagai pengurus lain juga turut dibentuk untuk kemashlahatan masjid ini. Bahkan, pengurusnya dipegang mayoritas oleh Dosen dan Pembimbing di Universitas Pendidikan Islam.
Bentuk Bangunan Masjid Al-Furqon UPI
Pada bagian depan masjid dibangun areal parkir yang cukup lega. Kemudian dibangun pula koridor panjang yang biasa kita kenal dengan selasar masjid yang mengitari bangunan utamanya. Terdapat empat akses masuk ke dalam bangunan masjid Al-Furqon, yaitu dibagian depan terdapat sebuah tangga yang melintas di sayap kiri dan kanan. Sayap Kanan dikhususkan untuk jamaah wanita, sedangkan sayap kiri dikhususkan untuk Pria. Demikian juga di bagian belakang, sebuah tangga di kiri dan kanan juga terlihat membentang sebagai akses masuknya.
Keunikannya adalah, lantai di masjid ini tidak menggunakan keramik seperti pada masjid-masjid modern umumnya, namun menggunakan kayu agar lantai tidak menjadi dingin. Hal unik lainnya adalah bentuk atap yang tidak memiliki kubah, dan hanya dibangun dengan bentuk limasan seperti masjid tradisional, padahal bagian bawahnya merupakan bangunan modern. Dibagian puncak atap tersebut, juga turut diberi sebuah ornamen berlafadzkan “Allah” yang cukup besar dan mencolok. Tinggi masjid ini hampir sama dengan gedung-gedung perkuliahan lain di komplek UPI, dengan 4 lantai. Lantai pertama digunakan sebagai pusat kegiatan mahasiswa, Kantor pengurus DKM dan juga tempat berwudhu. Sedangkan untuk lantai kedua hingga ke empat di khususkan untuk tempat sholat berjamaah, yang dapat menampung hingga 10.000 jamaah sekaligus.