Masjid Al-Hidayatul Ummah yang juga difungsikan sebagai Majelis Ta’lim & Taman Pendidikan Al-Qur’an terletak di Kp. Kebon Kopi, Ds. Sukadami, Kec. Cikarang Selatan, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat. Tentu saja sebagai bangunan masjid yang juga difungsikan sebagai tempat untuk belajar Al-Qur’an dan juga majelis ta’lim, dapat dipastikan bahwa suasana masjid ini akan selalu ramai dengan anak-anak yang sedang belajar mengaji, terutama ba’da maghrib dan isya.
Pemandangan yang didapat dari lokasi masjid ini berada menjadikan suasana masjid menjadi semakin sejuk, apalagi terdapat pemandangan jejeran pegunungan di kejuhan.
Memang lokasinya tidak pas berada di sekitar bukit cicau, namun masjid ini adalah yang terdekat dari lokasi tersebut. Jaraknya memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 100 – 200 meter dari SPBU Pasar Serang.
Tempat parkir Masjid Al-Hidayatul Ummah lumayan lega dan sudah di lapisi dengan beton. Tempat Wudhu dan Toiletnya pun juga sangat bersih dan cukup luas.
Jamaah di Masjid Al-Hidayatul Ummah lumayan ramai, apalagi untuk jamaah maghrib. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak hampir memenuhi seluruh ruangannya karena sehabis maghrib dilakukan kegiatan mengaji untuk anak-anak.
Selain di bangunan masjid ini, kegiatan belajar mengaji juga dilakukan di bangunan madrasah di sampingnya karena anak-anak yang belajar mengaji memang cukup banyak.
Arsitektural Masjid Al-Hidayatul Ummah
Bangunan Masjid Al-Hidayatul Ummah memiliki arsitektural bangunan khas nusantara. Hal ini semakin terlihat dari atapnya yang berbentuk limasan meskipun tidak bersusun seperti masjid tradisional pada umumnya. Pada bagian puncak atapnya dilengkapi 1 kubah berukuran sedang yang dibuat dari bahan metal. Kemudian, pada bagian leher kubahnya diberikan beberapa lubang untuk ventilasi udara dan cahaya matahari. Kemudian pada leher kubah tersebut juga dipasang beberapa pengeras suara untuk suara adzan.
Untuk sekeliling bangunan masjid ini terlihat ada pagar yang terbuat dari batu-bata dan semen yang mengelilingi bangunan utamanya. Arsitektural bangunannya memang menganut seni bina bangunan tradisional nusantara yang tersirat dengan atap berbentuk limasnya.
Namun, beberapa segi modern juga turut diimplementasikan, seperti pada bangunan tiang-tiang beton yang ditempatkan pada bagian pinggir sekeliling bangunannya.
Tepat dibagian sampingnya juga didirikan sebuah bangunan hunian rumah yang digunakan sebagai Masjid Ta’lim dan TPQ Al-Hidayatul Ummah. Kegiatan seperti ini dimaksudkan agar anak-anak generasi baru masyarakat sekitar dapat tumbuh menjadi generasi yang berkualitas, mengerti tentang hukum agama dan berbakti kepada lingkungannya.
Masuk ke bagian dalam masjid, kita akan menemukan sebuah ruangan yang cukup sederhana tanpa berbagai ornamen rumit seperti lukisan kaligrafi dan lain sebagainya. Hanya ada satu kaligrafi yang dipasang di bagian utara mihrab, dan 1 jam dinding di antara 2 kolong mihrabnya.
Bagian mihrabnya dibuat berkolong dua, artinya ada tiga pilar yang membatasi ruangan tersebut. pada bagian lengkungan atas dibalut dengan warna pink, kemudian dibagian atas samping utara dan selatan di tambahkan beberapa ventilasi udara dan cahaya.
Bagian tembok depan hingga ke dalam mihrab di lapisi dengan keramik hijau bersih. Kemudian beberapa pintu dan jendela juga turut di berikan di sisi kanan dan kiri ruang utamanya. Pintu tersebut langsung mengarah kepada tempat wudhu untuk pria dan wanita yang sengaja dipisahkan.
Jamaah pria bertempat di bagian depan, sedangkan jamaah wanita menempati bagian belakang dengan pembatas kain di bagian tengah-tengahnya. Sholat maghrib dan sholat isya hampir selalu dipenuhi dengan anak-anak yang mengikuti kegiatan TPQ setelahnya.