Masjid Al-Hikmah terletak di Jalan Raya Setu-Serang, Desa Cibening, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Masjid ini mulai dibangun pertama kali pada sekitar awal tahun 2012. Para pengurus masjid menggelar penggalangan dana di pinggir jalan raya di depan calon bangunan masjid yang baru tersebut.
Pada awalnya, sekitar tahun 2008, masih berdiri bangunan asli dari Masjid Al-Hikmah. Bangunan pada awalnya memang terlihat sangat tua dan sedikit kumuh karena tidak terawat. Cat putih yang membalut hampir keseluruhan bangunan juga sudah penuh dengan bercak-bercak hitam. Kondisi miris juga dialami atap masjid yang semula berwarna hijau cerah, justru berubah menjadi warna kemerah-merahan.
Bangunan awalnya mengadopsi budaya khas nusantara dengan ciri khas atap limasnya. Kemudian pada bagian puncak atapnya didirikan sebuah kubah kecil terbuat dari metal. Sedangkan pengeras suara diletakkan persis di leher kubah, dengan sedikit atap peneduh di sekitarnya.
Kemudian, bangunan lawas tersebut digantikan dengan bangunan baru yang lebih mentereng, meskipun tidak merubah total pada bagian utamanya. Atap limas dengan kubahnya tetap dipertahankan, namun pada bagian pinggir, terutama pada tiang penyangga atap di sekelilingnya dibuat dengan lebih modern, dibalut dengan warna hijau cerah, dipadukan dengan warna kuning dan warna hitam disekelilingnya.
Kemudian, pada bagian temboknya juga dipoles kembali, dari semula temboknya sudah keropos karena waktu, dipoles ulang dengan semen lembut dan dicat warna kuning. Pada bagian lantainya pun juga turut diganti, yang semula dilapisi dengan tegel, dirubah menjadi keramik berwarna putih bersih.
Keseluruhan bagian kusen pintu dan jendelanya pun juga diganti secara keseluruhan dengan kayu yang baru. Sehingga, jika kita bandingkan dari bangunan aslinya menjadi bangunan yang sekarang, dengan jelas bahwa perbedaannya sangat jauh, terutama pada bagian sisi luar bangunan masjidnya.
Untuk ruang parkir kendaraan tidak dilakukan renovasi, hanya dibersihkan dari beberapa rumput-rumput tebal di sekelilingnya. Masjid ini memang sempat terbengkalai untuk beberapa waktu karena bangunannya sudah banyak yang rusak, dan tidak nyaman lagi untuk digunakan sebagai tempat beribadah. Tentu saja, bangunan yang sekarang sudah jauh lebih baik dari bangunan aslinya, dan juga lebih nyaman digunakan.
Bangunan tambahan yang didirikan adalah teras yang diletakkan di bagian sampingnya, dengan peneduh dari kanopi. Teras ini dapat digunakan oleh para pelancong yang ingin beristirahat, atau juga dapat difungsikan sebagai ruang tambahan untuk para jamaah, terutama pada saat perayaan 2 hari raya, idul fitri dan idul adha.
Jika masuk kedalam masjid, kita akan menemukan bahwa bangunan baru ini ditopang oleh beberapa tiang penyangga berbalut marmer yang sangat indah. Balutan marmer juga dapat kita temukan pada dinding bagian mihrabnya.
Ruang utama secara keseluruhan dibalut dengan karpet sajadah yang senantiasa terjaga kebersihannya. Untuk bagian mihrab, dibuat sebuah ruangan kecil dengan ornamen dan hiasan berupa lukisan kaligrafi di seluruh dinding bagian atas. Kemudian pada sekeliling dinding ruangan utama juga dihiasi dengan lukisan kaligrafi yang sama. Satu mimbar minimalis berupa podium dengan ukiran kaligrafi bertuliskan lafadz “Allah” dan “Muhammad”. Memang terkesan agak sempit dan sesak bagi imam, namun tentu saja ruangan tersebut masih cukup untuk imam masjid.
Pada bagian pojok kanan dan kiri masjid, diletakkan sebuah lemari untuk tempat peralatan sholat, dan beberapa Al-Qur’an.
Pada bagian atas dilindungi dengan plafon berwarna putih, kemudian pada segiempat dibagian tengahnya diberikan tempat untuk lampu penerangan.
Jamaah pria ditempatkan dibagian depan, sedangkan jamaah wanita ditempatkan dibagian belakang dengan satir / pemisah kelampu yang digantung diatas tirau aluminium.