Jika kita berkunjung ke Jln. Kyai Padak RT/RW 05/05, Desa Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, kita dapat mendapatkan pemandangan yang sangat tidak biasa. Bayangkan saja, ada kapal laut ditengah-tengah areal persawahan, pastinya hal tersebut tidak mungkin terjadi. Namun, hal tidka mungkin tersebut benar-benar ada di Kampung Padaan, hanya saja kapal lautnya merupakan sebuah bangunan masjid yang sengaja dibuat seperti kapal laut.
Bangunan Masjdi As-Safinatun Najah yang berbentuk kapal laut ini tergolong masih benar-benar baru, karena jika kita lihat di Google Street View, bahkan lahan tempat berdirinya masjid ini hanya terlihat sebagai lahan kosong yang baru saja dibersihkan, dan belum ada satupun proyek pembangunan yang dijalankan.
Memang agak nyentrik sebenarnya untuk bangunan sebuah masjid, namun ternyata respon yang diberikan oleh masyarakat sekitar Kampung Pandaan, bahkan dari warga masyarakat Semarang sangat positif terhadap pembangunan masjid ini. Mereka yakin bahwa Masjid Bahtera NabiN Nuh ini akan menjadi sangat terkenal, mengingat belum ada bangunan seperti ini di Indonesia.
Sejarah Pembangunan Masjid As-Safinatunnajah – Masjid Kapal Nabi Nuh
Pada awalnya, ada seorang muslim dari keluarga Uni Emirat Arab yang menginginkan pembangunan sebuah masjid dengan arsitektur berbentuk kapal Nabi Nuh di negara kita Indonesia. Dengan beberapa usaha pendekatan, serta terjalinnya sebuah hubungan baik dengan pemimpin salah satu yayasan di Kota Semarang, akhirnya pembangunan dapat dilaksanakan dengan mengambil tempat di Desa Podorejo.
Pembangunan Masjid As-Safinatun Najah dmulai pada tahun 2015, dengan rancang seni bina bangunan tiruan dari Masjdi di Kota Islamabad Pakistan, namun dipadukan dengan gaya lokal Indonesia. Meskipun pembangunannya meniru gaya pakistani, namun pekerja yang digunakan tetaplah pekerja lokal. Bentuk dek kabal yang berbentuk menyerupai kayu seluruhnya dibuat dari beton dan digarap dengan sangat baik oleh warga sekitar.
Tujuan dibangunnya Masdji As-Safinatun Najah (Kapal Penyelamat) ini mengandung filosofi untuk mengingatkan masyarakat / orang yang datang ke masjid tersebut tentang kisah Nabi Nuh A.S.
Pembangunan Masjid dengan desain yang sangat unik ini menghabiskan dana lebih dari Rp. 5 miliar. Bangunan Masjid Bahtera Nabi Nuh dilakukan diatas lahan seluas 7.5 hektar, dengan bangunan masjidnya sendiri seluas 2.500 meter persegi.
Tidak hanya dibangun sebagai tempat sholat saja, masjid ini dibangun untuk memiliki berbagai fasilitas, seperti kantor kepengurusan masjid, klinik berobat, perpustakaan dan lain sebagainya. Juga dibangun lembaga pendidikan Al-Qur’an, dan juga pesantren.
Pemilihan lokasi masjid ini memang secara kebetulan ada lahan yang lumayan luas, namun berharga sangat murah. Terletak di Kampung Pandaan, di areal perkebunan durian, dan diapit oleh sawah-sawah warga setempat. Untuk sampai pada lokasi ini, pengunjung memang harus melewati beberapa persawahan dan perkebunan karet dan durian, namun setelah sampai pada masjid ini, pemandangan yang diberikan sangat memukau siapapun. Bagaimana tidak, disamping wisata relig yang didapatkan, pengunjung juga akan mendapatkan wisata alam yang sangat indah, ditambah dengan udara yang sangat sejuk. Rencananya, nantinya disekliling masjid ini juga akan dibangun beberapa tempat-tempat / saung yang menyediakan makanan khas Semarang, sehingga tempat wisata sekaligus objek religi ini menjadi sangat lengkap.
Hingga kini, Masjid As-Safinatun Najah memang menjadi masjid sekaligus objek wisata religi yang sangat digemari saat ini. Apalagi keindahan alam yang ditawarkan juga sangat indah, sehingga sangat bagus untuk digunakan sebagai tempat foto siapapun. Apalagi pengunjung juga dapat naik hinga ke atap masjid untuk mengambil foto pemandangan sekitar.