Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Selatan. Biasanya disingkat dengan OKI dan beribukota di Kayu Agung. Luas dari OKI mencapa 19.023,47 kilometer persegi dan penduduknya sudah mencapai 787.513 jiwa. Pada tahun 2015 lalu, kabupaten Ogan Komering Ilir sudah memiliki 18 Kecamatan yang terdiri dari 314 desa dan 13 kelurahan. Sekitar 75% dari luas wilayah OKI merupakan rawa. Sedangkan 25% merupakan sebuah daratan. Wilayah tersebuut dialiri oleh banyak sungai dan memiliki wilayah laut serta pantai. Kabupaten OKI juga terdiri dari berbagai macam suku. Mereka berasal dari suku asli Ogan dan juga dari suku pendatang Jawa, Bali dan juga Sunda. Sedangkan suku asli penduduk OKI terdiri atas Suku Ogan, Suku Komering, Suku Kayuagung, Suku Panesa/Danau, dan Suku Pegagan.
Mayoritas penduduk OKI beragama islam. Disana juga terdapat berbagai bangunan tempat berbadah umat muslim. Salah satunya adalah masjid At-Taqwa yang berlokasi di Tanjung Alai, Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Tanjung Alai Kota Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Masjid tersebut terkesan begitu kusam dan termasuk sebuah bangunan yang sudah dibangun sejak lama.
Tanjung Alai sendiri merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sirah Pulau Padang. Lokasi masjid At-Taqwa pun mudah ditemukan karena memang berada di sebuah tempat yang cukup strategis. Bangunan masjid tersebut terkesan begitu sederhana dengan sentuhan gaya asli Nusantara. Bentuk atapnya limas bersusun dan juga memiliki sebuah menara disamping bangunan utama masjid. Tetapi masjid At-Taqwa tidak memiliki kubah.
Dinding luar masjid Attaqwa didominasi dengan warna lembut warna kre serta ada juga warna hijau muda. Pada bagian menara masjid nya memang termasuk menara yang dibangun seperti menara pada zaman dahulu dan merupakan menara masjid yang usianya sudah tua. Hal tersebut dapat ditemukan di beberapa bangunan masjid yang usianya juga sudah sangat tua yang berada di Sumatera Selatan. Bentuk menara tersebut adalah persegi empat serta dilengkapi dengan balkoni dan beberapa masih ada tangga di dalam menara tersebut. Tangga itu digunakan oleh muadzin untuk mengumandangkan adzan. Dan yang paling unik adalah pada bagian ujung menara tersebut terdapat bulan sabit namun bentuknya terbalik. Bagian bintangnya berada di bawah sedangkan bulan sabitnya berada di atas.
Meskipun merupakan sebuah bangunan tua, namun masjid At-Taqwa pernah dilakukan renovasi pada bagan badan bangunannya saja. Diganti dengan mengunakan bahan semen dan juga batu bata agar lebih kokoh dan tahan lama. Mihrab yang berada di dalam ruangan masjid dapat terlihat dari jalan raya karena letak dari masjid At-Taqwa berada di sisi timur jalan raya. Bagian depan masjid pun sudah memakai keramik warna putih sehingga ketika mengunjungi masjid At-Taqwa, dari luar saja sudah terasa begitu adem. Lalu memasuki bagian dalam masjid yang terkesan begitu sederhana seperti bangunan masjdi lain pada umumnya..
Pada interior masjid At-Taqwa sudah dilengkapi dengan kipas angin sehingga para jamaah yang melaksanakan ibadah disana merasa lebih khusyu’. Selain itu, sudah tersedia juga sajadah yang tertata rapi dan lantainya pun sudah dikeramik. Selain itu, terdapat juga beberapa hiasan kaligrafi meskipun tidak mendominasi bagian ruangan tersebut. Biasanya para jamaah masjid akan datang lebih banyak ketika hari jum’at karena melaksanakan ibadah shalat jum’at berjamaah. Dan juga pada saat bulan suc Ramadhan tiba maka para jamaah warga sekitar selalu memenuhi masjid At-Taqwa.