Pada zaman dahulu kerajaan Islam tersebar di berbagai pulau. Salah satunya ada di pulau Kalimantan Barat. Pada masa itu terdapat sebuah kerajaan Matan yang merupakan sebuah kerajaan islam. Kerajaan Matan tersebut berada di wilayah kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pada masa kejayaannya, kerajaan ini memiliki sebuah bangunan masjid yang merupakan bangunan kebanggan warga Ketapang. Masjid tersebut juga adalah sebuah masjid Jami’ resmi kerajaan Matan. Lokasinya tepat berada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Saat ini meskipun bukan bangunan yang asli pada awal didirikan, namun banguna masjid tersebut masih terpelihara dan difungsikan secara baik oleh para muslim setempat. Sekarang masjid tersebut bernama masjid At-Taqwa.
Namun saat ini masjid At-Taqwa statusnya sudah tidak terkenal dengan masjid kerajaan. Namun sekarang masjid tersebut hanya tinggal kenangan sebagai sebuah bangunan masjid panembahan di masa kerajaan Matan berkuasa. Namun hal yangberbeda adalah, meskipun masjid tersebut merupakan bangunan kerajaan, namun lokasinya tidak berdekatan dengan Kerajaan Matan. Padahal biasanya jika sebuah masjid yang merupakan sebuah kerajaan, maka lokasi bangunan masjid tersebut berada dekat dengan istana kerajaan tersebut. Sebuah alasan disampaikan oleh seorang sejarawan yang bernama Dardi D Has telah menyebutkan bahwa pada masa itu bentuk pemerintahan kesultanan berubah menjadi sebuah kerajaan yang sifatnya sekuler. Itulah salah satu penyebab pembangunan masjid tersebut lokasinya tidak dekat dengan istana Kerajaan.
Ketapang tersendiri disebut-sebut sebagai pintu masuknya agama islam pertama kali dan tersebar di Kalimantan Barat. Dapat ditemukan dalam sebuah jejak sejarahnya yang berupa masjid At-Taqwa tersebut. Pada awalnya, bangunan masjid At-Taqwa berada di pinggir Sungai Pawan dan bangunannya sangat tinggi seperti halnya berbagai bangunan pada masa lau. Namun sayangnya pada saat itu terjadi erosi maka masjid tersebut kemudian dipindakan ke daerah yang lebih tinggi agar terhindari erosi atau bencana lainnya.
Pemindahan lokasi masjid tersebut dilakukan pada tahun 1950 ke lokasi yang sekarang. Relokasi tersebut dilakukan oleh seorang ulama besar Kampung Kauman yang cukup lama berukim di Mekah. Beliau adalah H. Muhammad Ali Usman. Setelah pembangunan masjid tersebut rampung di tempat yang baru, Usman juga sempat mengajar di Darul Ulum. Kemudian beliau wafat di Bandung Jawa Barat pada tanggal 30 Maret 1988.
Disebutkan dalam sebuah catatan warisan budaya di Kerajaan Tanjungpura bahwa masjid At-Taqwa telah didirikan pada masa pemerintahan Panembahan H. Gusti Muhammad Sabran. Beliau memerintah Kerajaan Matan di Mulia Kerta pada tahun 1876 hingga tahun 1909. Namun hingga sekarang hanya tersisa satu batang bekas tiang saja yang tersisa dari bangunan asli yang sejak pertama kali didirikan. Yang awalnya bernama masjid Jami’ kini telah berganti namanya menjadi masjid At-Taqwa.
Pada dahulu imam masjid Jami’ Kerajaan Matan Kampung Kaum adalah H. Muhammad Yunus yang memiliki gelar Imam Maharaje. Beliau berasal dari Tanjungpura dan juga selaku Mufti yaitu H. Abdul Madjid bergelar Mulfie Setie Oegame Matan yang pada saat itu diangkat pada tahun 1903. Pada saat itu juga masjid At-Taqwa merupakan bangunan satu-satunya yang beada di Katapang. Maka tak heran pada saat itu masjid tersebut selalu dikunjungi dan dipenuhi oleh para muslim dari berbagai tempat. Terutama ketika hari Jum’at, maka para jamaah semakin bertambah juga pada Hari Raya Besar tiba maka para jamaah semakin datang hinggga berkali-kali lipat ke masjid At-Taqwa untuk melaksanakan ibadah shalat secara berjamaah.