Lembang adalah sebuah tempat yang terkenal akan beberapa tempat wisatanya yang menarik. Biasanya Lembang selalu dipenuhi oleh para wisatawan lokal atau bahkan wisatawan dari kota lain yang memang sengaja ingin mengunjungi Lembang. Tak heran tempat itu selalu dipadati oleh wisatawan karena memang memiliki suasana yang sangat nyaman, adem dan menyediakan pemandangan alam yang luar biasa. Selain itu, Lembang juga sangat populer dengan tempat belanja yang selalu dikunjungi oleh para wisatawan. Ditambah dengan aneka makanan dan jajanan yang disuai oleh semua kalangan. Kelebihan itulah yang membuat Lembang terkenal hingga ke seluruh Indonesia.
Di Lembang juga terdapat berbagai bangunan yang menarik dan modern. Seperti perkantoran dan hotel-hotel yang biasanya digunakan para wisatawan untuk beristirahat atau menginap disana agar lebih lama menikmati keindahan dan kenyamanan Lembang. Masyarakat Lembang pun sangat ramah mengingat selalu kedatangan berbagai wisatawan dari berbagai daerah yang berlibur ke Lembang. Mayoritas masyarakat Lembang pun beragama islam, maka tak heran disana dengan mudahnya menemukan tempat beribadah bagi umat muslim. Dan salah satu masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Lembang adalah masjid Besar Lembang.
Lokasi masjid ini berada di Jalan Raya Lembang No. 295, Kelurahan Jayagiri, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Berdiri tepat disebelah depan alun-alun Lembang masjid Besar Lembang selalu dipenuhi oleh para jamaahd an pengunjung karena memang lokasinya sangat strategis. Maka jangan kaget jika masjid ini tidak pernah sepi.
Sebelum dikenal dengan nama masjid Besar Lembang, masjid tersebut biasanya disebut oleh masyarakat dengan nama Masjid Kaum. Masjid Besar Lembang termasuk salah satu masjid yang sudah lama karena dibangun pada tahun 1940-an. Pada awal proses pembangunannya, masjid tersebut masih seperti bangunan masjid tradisional pada umumnya. Bahan yang digunakan pun sangat sederhana seperti kayu dan atapnya adalah sirap. Bentuk bangunan masjid Besar Lembang ini dapat dilihat dari sebuah peta yang telah dibuat oleh biro Van Hoofd Hep dari Pemerintah Hindia Belanda pada tahun yang sama pendirian bangunan masjid tersebut.
Dibalik bangunannya yang sudah tua, masjid Besar Lembang memiliki cerita yang sangat terkenang. Dimana tempat tersebut pernah dijadikan sebagai tempat pengungsian bagi warga korban DI/TII atau Darul Islam/ Tentara Islam. Mereka mengungsi ke masjid Besar Lembang karena kebanyakan dari rumahnya terbakar dan kebanyakan dari mereka adalah berasal dari kawasan Jayagiri. Pada masa itu bangunan masjid Besar Lembang masih terlihat sangat sederhana yang berasal dari tembok dan kayu.
Seiring dengan berjalannya waktu,masjid Besar Lembang mengalami perbaikan beberapa kali. Renovasi secara besar-besaran pernah dilakukan sekitar tahun 1979 yang diprakasai oleh Nonon Sonthani. Beliau adalah seorang Camat Lembang yang pada masa itu menjabat. Selain itu, luas bangunan tersebut telah ditambah menjadi 4000 meter persegi. Sedangkan bangunan masjidnya sendiri mencapai luas 2000 meter persegi. Namun pada saat itu serambi masjidnya belum dibangun dan hanya menampung jumlah jamaah sebanyak 450 jamaah. Kemudian kubah masjid pun diganti yang awalnya berbentuk sirap telah berubah menjadi sebuah kubah bawang dengan gaya dari Timur Tengah yang khas dengan menara disekeliling masjid. Menara tersebut berjumlah empat dan berdiri disetiap penjuru bangunan masjid. Hingga kini masjid Besar Lembang terlihat lebih modern dan besar berbeda dengan struktur pada bangunan awal. Masjid ini juga difungsikan sebagai tenpat belajar seperti Taman Kanak-Kanak, TK Al-Qur’an dan Madrasah Diniyah.