Masjid dan Situs Makam Imam Husayn atau “Al-Imam Al-Husayn Ibn Ali” merupakan sebuah masjid dan situs pemakaman Al-Husayn Ibn Ali, Imam Ketiga Islam, di Kota Karbala, Irak. Bangunan masjid ini berdiri di situs Maosoleum (Pemakaman) Imam Husain, yang merupakan Cucu Nabi Muhammad SAW. Beliau dimakamkan didekat tempatnya menjadi pemimpin perang selama “Pertempuran Karbala” pada tahun 680 M.
Makam Imam Husain merupakan salah satu tempat tersuci bagi kaum Syi’ah, diluar Mekah dan Madinah, sehingga tentu saja sangat banyak orang yang berziarah ke tempat tersebut. Setiap tahunnya, jutaan peziarah senantiasa mengunjungi kota, terutama pada bulan Asyura, yang menandai hari wafatnya Cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain. Setiap tahunnya pada saat acara peringatan tersebut, orang-orang akan sangat ramai berdatangan hingga 40 hari setelah hari Asyura. Bahkan pengunjungnya dapat mencapai hingga 45 juta orang yang memenuhi Kota Karbala, Irak.
Dinding batas tempat suci mengelilingi gerbang kayu, ditutup dengan berbagai hiasan kaca. Pintu-pintu gerbang terbuka ke sebuah halaman yang dipisahkan menjadi beberapa ruangan yang lebih kecil. Makam Imam Husayn sendiri tertutup dalam struktur seperti logam, dan diletakkan persis dibawah kubah emas.
Pada tanggal 05 Maret 2013 lalu, terjadi sebuah proses penggantian Zarih, yaitu struktur seperti logam yang melapisi makam Imam Husayn. Rencana selanjutnya adalah untuk mengganti kubah yang semula berbahan beton dengan kubah berbahan baja modern, namun proyek ini mengalami berbagai kontroversi terutama oleh preservasi sejarah. Apalagi, penggantian tersebut akan merukak integritas dan karakter sejarah dari tempat suci tersebut.
Sejarah Singkat Kota Karbala
Karbala, sebuah kota di Irak, terletak sekitar 100 Km barat daya dari Baghdad. Awalnya tempat tersebut sangat sepi dan tidak memiliki sejarah apapun untuk dicatat dalam sejarah dunia, hingga Imam Husayn yang merupkaan Cucu dari Nabi Muhammad SAW datang ke tempat itu dengan armada perang Ubaidullah bin Ziyad.
Peperangan demi peperangan terjadi di daerah ini, hingga Imam Husayn Wafat dalam Peperangan yang dikenal dengan “Pertempuran Karbala”.
Hingga kini beberapa nama yang tercatat berjasa dalam mempertahankan wilayah tersebut sebagai wilayah Islam, dan mempertahankan Makam dan Masjid Imam Husayn mayoritas berasal dari Persia. Diantaranya adalah Fateh Ali Qajar, dimana pada tahun 1250 beliau membangun dua bangunan pelindung, satu untuk makam Imam Husayn, dan satu untuk makam saudaranya, Imam Abdul Fazlil Abbas bin Ali. Kubah untuk Imam Husayn setinggi 27 meter dengan sepuhan emas asli. Kubah tersebut memiliki 12 jendela dengan jarak sekitar 1,25 meter diantara jendelanya. Maosoleum yang dibangun tersebut memiliki luas 59 x 75, dengan 10 gerbang, dan sekitar 65 ruangan. Keseluruhan bangunannya dihias dengan sangat indah baik diluar maupun dibagian dalam. Sebagian ruangannya hingga kini masih difungsikan sebagai ruang kelas untuk belajar.
Sedangkan untuk Makam itu sendiri terletak di tengah bangunan dan disebut dengan “Rawzah” atau “Taman”. Ruangannya memiliki beberapa pintu yang memiliki julukan masing-masing, dan yang paling terkenal adalah “Al-Qiblah”.
Sekilas Keindahan Arsitektural Masjid Imam Husayn
Tentu saja sebagai komplek pemakaman yang digabungkan dengan masjid, lokasi ini dibangun dengan sangat luas. Bahkan, lokasinya hampir mencakup sebuah desa. Bangunan kubah yang sangat besar dan masif tersebut fidungsikan langsung sebagai maosoleum dan juga sebagai tempat untuk sholat. Sedangkan beberapa bangunan sekunder untuk pra jamaah dibangun di sekeliling kubah tersebut.
Dua menara kembar dibangun tepat dibagian jalan masuk masjid, dengan hiasan rantai lampu yang begitu indah. Menara dan kubah masjid yang sanga masif tersebut dibalut dengan warna kuning keemasan. Bagian menaranya dibuat dengan desain bulat, dan memiliki sebuah gazebo dibagian tengahnya. Kemudian dibagian bawah gazebo tersebut dibuat lukisan kaligrafi yang melingkari bangunannya.