Yogyakarta atau terkenal dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu tempat yang terkenal akan wisata Candi. Diantaranya yaitu Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Ratu Boko, Candi Ijo dan beberapa candi lainnya yang masih banyak lagi. Dibaliki wisata candi tersebut juga memiliki sebuah cerita yang tidak dapat dipisahkan dengan bangunan candi tersebut. Tak hanya wisata candi saja, Yogyakarta juga memiliki wisata pantai, gua dan wisata belanja yang sangat terkenal hingga mancanegara. Contoh dari wisata pantai di Yogyakarta yaitu antara lain Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Indrayanti, Pantai Slili dan beberapa pantai lainnya yang masih banyak lagi. Selain itu wista guanya juga sangat banyak, contohnya antara lain Gua Banteng, Gua Bribn, Gua Dagang, Gua Pindul dan lain sebagainya. Dan yang terkenal tempat wisata di Yogyakarta adalah Malioboro. Tak hanya Malioboro saja, Pasar Beringharjo, XT Square hingga Pasar Seni Gabungan menjadi tempat wisata belanja yang disukai oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun Malioboro adalah yang paling populer karena memang menyediakan tepat yang nyaman dengan suasana kota Yogyakarta yang kental. Tempat ini juga sering dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk berfoto dan juga tempat untuk bermain sinetron atau film.
Disamping memiliki beberapa tempat wisata yang terkenal dan sangat bermacam-macam, Yogyakarta masih memegang tradisi Jawa dan ajaran islam sehingga tak heran jika mengunjungi Yogyakarta maka akan menemukan beberapa bangunan masjid yang usianya sudah sangat tua namun masih berdiri kokoh dan difungsikan hingga sekarang. Salah satu dari bangunan masjid tersebut adalah masjid Giriloyo Yogyakarta. Masjid Girioyo berada di Wukirsari, Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan masjid tersebut tergolong sudah sangat tua karena memang telah ada sejak dahulu kala.
Keberadaan masjid Giriloyo ini memiliki erat kaitannya dengan sebuah bangunan masjid yang bernama Masjid Pamijatan serta komplek makam dari setiap Raja Mataram di Imogiri. Jika dilihat ternyata usia serta pemakaman dari masjid tersebut tidak jauh berbeda yaitu dibangun sejak abad ke 16. Pembangunan dari kedua tempat terseut juga diperkirakan pada saat masa pemerintahan dari Sultan Agung.
Pembangunan masjid Giriloyo atau dikenal juga dengan nama masjid Girilaya diprakasai oleh Pangeran Jumaniah. Beliau adalah seseorang yang dekat dengan Sang Sultan Agung yang tak lain adalah paman dari Sultan Agung. Pembangunan masjid Giriloyo tersebut berdasarkan perintah langsung dari Sang Sultan. HalĀ tersebtut juga dikarenakan merupakan sebuah bagian dari rencana pembangunan komplek pemakaman kerajaan. Lokasi dari masjid tersebut juga ternyata berdekatan dengan makam Sultan Cirebon ke VI dan Panembahan Ratu Pakungwati II. Beliau adalah menantu dari raja Mataram Sunan Amangkurat I yaitu putra dari Sultan Agung.
Masjid serta komplek pemakamannya sangat dirawat dan dijaga oleh pengurus sehingga selalu terlihat bersih dan nyaman jika ada pengunjung atau peziarah yang ingin mengunjungi makam, maka akan menaiki tangga batu dan melewati Masjid Giriloyo. Dilihat dari segi bangunannya, masjid tersebut sangat sederhana. Pada bagian ruang utama masjid masih terlihat utuh dengan model tumpang pada atapnya. Seperti halnya masjid lainnya, bagian dalam masjid pun terlihat sederhana. Tersedia mimbar untuk khotib serta empat soko guru dari kayu jati untuk menopang atapnya. Dinding masjid pun terbuat dari batu bata serta lantainya berasal dari tegel yang berwarna hijau tua. Ketika memasuki masjid Giriloyo, jamaah dan pengunjung atau peziarah akan merasakan kesejukan dan kenyamanan karena memang disekitar masjid tersebut banyak sekali pepohonan yang tumbuh sehingga sangat terasa segar dan sejuk.