Masjid Hazrat Sultan terletak di Kota Astana yang menjadi Ibukota Baru bagi Negara Kazakhstan, setelah sebelumnya Ibukota dipusatkan pada kota Almaty. Sebagai sebuah bangunan masjid yang berdiri di pusat kota dan Ibukota negara, tentu saja desainnya harus memiliki luas yang sangat besar. Masjid Hazrat Sultan memiliki kapasitas hingga 5.000 jamaah, dan menjadikannya sebagai salah satu masjid terbesar di Kazakhstan, atau bahkan di kawasan Asia Tengah.
Pembangunan Masjid Hazrat Sultan
Masjid Hazrat Sultan pertama kali didirikan dengan tujuan untuk memperingati 14 tahun berpindahnya Ibukota Kazakhstan dari Almaty ke Kota Astana. Bangunannya didirikan diatas lahan seluas 10,9 hektar, atau 27 acre, atau 11 kali lapangan sepakbola.
Peresmian penggunaannya pertama kali dilakukan pada hari Jum’at tanggal 06 Juli 2012 lalu, oleh Presiden Kazakhstan, Nur Sultan Nazarbayev. Beliau merupakan presiden yang sudah menjabat dari tahun 1991, setelah Kazakhstan merdeka dari Uni Soviet. Beliau kemudian memiliki gagasan untuk memindahkan Ibukota Negaranya ke Kota Astana pada bulan Juli 1998.
Kota Astana ini pada awalnya hanyalah sebuah padang yang sangat luas. Presiden Nur Sultan lah yang kemudian membangun sedikit demi sedikit kawasan ini, dan menjadikan sebuah kota metropolitan yang sangat ramai. Berbagai gedung-gedung pencakar langit juga turut menghiasi kotanya, termasuk gagasan untuk mendirikan sebuah Masjid Super Megah “Hazrat Sultan” ini.
Namun, pada saat pembangunannya pernah terjadi insiden kelam yang memakan korban jiwa. Kejadian tersebut terjadi pada bulan Januari 2012, disaat api secara cepat membakar bagian kubah dan area utama masjid yang sedang dalam proses pembangunan tahap akhir. Diduga api tersebut berasal dari percikan las salah seorang pekerja yang turut menjadi korban dalam insiden tersebut.
Arsitektural Masjid Hazrat Sultan
Masjid Hazrat Sultan dibangun dengan sangat megah dibalut dominasi warna putih bersih di hampir seluruh bagian bangunannya.
Jika dilihat pada bagian luar masjid, kita dapat melihat dengan jelas 1 kubah besar diatas ruangan utama yang didesain dengan beberapa ventilasi udara di sekitar kubah tersebut. kemudian beberapa kubah kecil turut dibangun disekitarnya. Kemudian sebanyak 4 menara yang menjulang tinggi dibangun di 4 penjuru bangunan masjid. Jika dilihat sekilas, maka kita akan teringat dengan masjid-masjid besar yang berada di Turki atau Negara Timur Tengah lainnya, yang sangat kental dengan arsitektural Emperium Usmaniyah.
Masjid ini didesain dengan denah persegi panjang, memanjang dari timur ke barat. Pada pintu masuk utama dibangun sebuah gerbang utama dengan desain persegi panjang. Kemudian sebelum masuk pada ruang utama sholat, kita akan menemukan berbagai ruangan yang dibangun di sekeliling pintu gerbang utama. Beberapa ruangan tersebut difungsikan sebagai ruang imam, ruang pengurus, dan beberapa yang difungsikan sebagai tempat belajar.
Masuk pada bagian ruang utama masjid, kita akan di suguhkan dengan “Kemegahan Luar Biasa” dari arsitektural bangunannya. Bangunannya dibuat sedemikian rupa dengan rongga-rongga pintu kecil yang tersebar di seluruh bagian ruangannya.diatas pintu-pintu tersebut terdapat sederetan kaligrafi yang sangat indah dengan berbagai hiasan mozaik di sekelilingnya.
Pada bagian plafon atapnya, terdapat ornamen-ornamen khas yang dibalut dengan warna putih dan abu-abu,s ehingga menghasilkan perpaduan warna yang sangat unik dan megah. Ruang sholat utamanya terlihat sangat megah dan luas, sehingga jika kita masuk, ibaratnya jika kita lari dari ujung timur ke barat akan terasa cukup melelahkan.