Masjid Jami’ Al-Hussiniyah terletak di Kp. Kandang Roda, Ds. Serang, Kec. Cikarang Selatan, Kab. Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Entah kenapa kampung tempat berdirinya masjid ini di berikan nama Kandang Roda, mungkin saja dari masa lalu kampung ini.
Meskipun letak Masjid Jami’ Al-Hussiniyah ini didalam gang, namun akses ke areal ini sudah cukup mudah dijangkau. Jika kita bergerak dari SPU disamping pasar sentral, hanya beberapa meter dari arah tersebutlah gang masuk ke area Kampung Kandang Roda dapat kita temukan. Setelah itu, masuk sekitar 20 meter dan kita akan sampai pada bangunan Masjid Jami’ Al-Hussiniyah yang lumayan megah ini.
Bangunan Masjid Jami’ Al-Hussiniyah ini masih tergolong baru, karena baru diresmikan pada tanggal 24 Februari 2010 lalu, oleh Ir. H. Entah Ismanto SH. MM., Camat Cikarang Selatan. Letaknya memang berada di dalam gang, namun bukan berarti masjid ini tersembunyi dan tertutup oleh beberapa rumah penduduk sekitar.
Bangunan Masjid Jami’ Al-Hussiniyah ini dibangun dengan balutan warna hijau dan terlihat menyembul diantara hunian penuduk sekitar.
Bila kita berhenti untuk mengisi BBM ataupun beristirahat di SBPU pasar sentral Lippo Cikarang, bangunan masjid ini akan terlihat dengan sangat jelas. Masjid ini tidak memiliki satupun menara yang terpisah seperti kebanyakan masjid-masjid lainnya, namun ada 4 menara kecil yang dibangun tepat di empat pojok atap masjidnya.
Jika dilihat dari kejauhan, arsitektural Masjid Jami’ Al-Hussiniyah ini akan terasa seperti masjid di Timur Tengah. Apalagi 4 menara kecil yang terletak di bagian atapnya semakin menunjukkan adopsi dari Timur Tengah, dan juga sebuah kubah besar berwarna keemasan dibagian atapanya semakin menegaskan arsitektural bangunan masjid ini.
Penambahan bentuk bangunan yang masif, dengan beberapa jendela yang dilengkapi kanopi kecil, dan beberapa mozaik di jendela masjid yang sangat indah dengan warna wani unik di kacanya, serta lafadz “Allah” yang juga buat secara sangat indah.
Bangunan Masjid Jami’ Al-Hussiniyah ini memiliki dua lantai. Untuk akses ke lantai dua diberikan dua tangga di bagian sisi utara dan selatan didalam ruangan masjidnya. Lantai pertama biasa digunakan sehari-hari, sedangkan lantai dua digunakan pada saat hari jum’at, maupun pada saat perayaan hari-hari besar islam dilakukan.
Dibagian dalam kubah masjid dilukis langit biru dengan burung camar yang sedang terbang, serta beberapa awan putih diseklilingnya. Lukisan tersebut tentu saja jarang sekali dilihat di bangunan sebuah kubah.
Didalam ruang utama kita dapat menemukan 4 soko guru yang terbuat dari beton. Dan sejajar dengan tiang tersebut di lantai dua juga dipasang tiang sejenis untuk menyangga struktur atapnya. Tiang soko guru dari beton tersebut dilapisi dengan batu alam, sehingga penampilannya menjadi begitu indah.
Ruangannya dibuat dengna sangat luas, dengan hiasan batu alam disetiap dindingnya. Sehingga kesan alami menjadi tersirat di dalam masjid ini. Pada bagian diding sebelah utara, selatan dan timur, dipasangkan beberapa jendela dengan kaca patri disekelilingnya. Warna yang diberikan pada kaca-kaca tersebut memang cukup menarik, warna merah, hijau, biru dipadukan dengan sangat apik.
Struktur banguann kubah utamanya dibuat dengna sangat besar, berwarna keemasan dengan puncak dihiasi ornamen bulan sabit beserta tulisan lafadz “Allah” dibagian dalamnya. Sedangkan untuk 4 menara kecil dibagian sudut masjid juga dihiasi dengan kubah kecil namun dibalut warna hijau, dengan ornamen bulan sabit dibagian puncaknya. Pada bagian sekeliling leher menara tersebut diberikan kaca hias kecil yang juga berhiaskan tulisan lafadz “Allah”.