Karawang adalah sebuah kota yang terkenal akan kawasan industri di Indonesia. Bahkan para karyawannya berasal dari berbagai wilayah lainnya selain warga asli Karawang. Berbagai macam industri yang menghasilkan beragam produk di Karawang membuat kota tersebut sangat terkenal hingga ke mancanegara. Ditambah dengan UMR kota Karawang yang sangat besar dibandingkan dengan kota lainnya, membuat para warga dari wilayah lain tertarik untuk bekerja disana. Meskipun demikian, Karawang tak hanya terkenal akan kesibukan berbagai macam industri tersebut, tetapi juga memiliki hal lainnya seperti kota pada umumnya. Selain bangunan industri yang berdiri besar di setiap wilayah Karawang, disana juga terdapat bangunan tempat beribadah umat muslim yang sangat banyak. Dimulai dari tempat pust kota, perkampungan hingga di kawasan perumahan pun bangunan masjid dapat ditemukan.
Salah satunya sebuah bangunan masjid berdiri di sebuah kampung yang damai dan cukup jauh dari pusat kota. Masjid tersebut bernama masjid Jami’ Arrohman yang berlokasi di Taman Mekar, Pangkalan, Karawang. Lokasi masjid Jami’ Arrohman tidak jauh dari wisata alam Curug Cigentis yang begitu adem dan nyaman menyatu dengan alam yang begitu sejuk. Dilihat dari segi bangunannya, seperti pada umumnya bahwa bangunan yang berada di kampung tidak begitu besar dan mewah namun selalu dipenuhi oleh para jamaah setiap harinya. Selain itu, desain dari bangunan masjid Jami’ Arrohman sangat kental dengan arsitektur khas Indonesia terutama pada bagian atapnya yang berbentuk limas bersusun tiga. Ditambah dengan empat tiang sokoguru yang berfungi sebagai penyanggah struktur bangunan atap masjid tersebut. tiang penyanggaih tersebut berada di tengah masjid dan dibawah atap terebut sengaja diberi ruang untuk sarana ventilasi udara dan cahaya. Selain itu, karena berdiri di tengah tempat yang jauh dari perkotaan, bangunan masjid tersebut tidak memiliki menara masjid.
Bangunan masjid Jami’ Arrohman terkesan sudah ada sejak lama. Meskipun tidak terdapat informasi tentang kapan pendirian masjid tersebut, namun usia dari bangunan masjid tersebut dapat dilihat dari struktur bangunannya yang sudah terdapat berbagai kerusakan namun tidak parah. Pada bagian masjid tersebut kini sudah diperluas dengan tambahhan teras yang berada di sisi utara atau di sisi jalan dan juga di bagian belakang masjid yang berada di sisi timur. Area perluasan tersebut digunakan sebagai tempat tambahan para jamaah warga sekitar. Karena meskipun berada di sebuah kampung, tapi masjid Jami’ Arrohman tidak pernah sepi oleh para jamaah. Terutama ketika hari Jum’at dan bulan suci Ramadhan tiba serta hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, maka masjid Jami’ Arrohman selalu penuh sesak oleh para jamaanya, sehingga mereka melaksanakan ibadah shalat hingga kebagian teras masjid yang berada di sisi utara dan sisi timur masjid.
Bangunan masjid Jami’ Arrohman kini sudah berdiri kokoh dan permanen menggunakan bahan bangunan dari batu bata dan semen. Pada bagian tembok luarnya kini terkesan begitu indah karena dilapisi oleh batu alam. Kini bagian lantai masjid pun sudah dilapisi oleh keramik sehingga membuat para jamaah yang melaksanakan ibadah disana begitu nyaman, sejuk dan lebih khusyu’ ketika beribadah. Masjid Jami’ Arrohman pun sudah menyediakan fasilitas tempat untuk berwudhu yang berada di sudit kanan masjid di ujung teras masjid tersebut. Namun masjid tersebut tidak memiliki tempat parkir karena memang berdiri di tengah kampung dan jika ada jamaah yang membawa kendaraan maka dapat memarkirkan di halaman rumah warga yang dekat dengan masjid tersebut.