Masjid Jami’ Baitul Huda berlokasi di Jln. Mesjid Bendungan No. 2 RT/RW 12/07, Desa Cawang, Kecamatan Kramatjati, Kota Jakarta Timur, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tepatnya dipinggir ruas Jalan Raya Masjid Bendungan atau pertigaan jalan tersebut. Lokasinya juga bersebelahan dengan Gapura untuk RW 07, di sebelah kali kecil di depan masjid.
Sekilas Tentang Kecamatan Kramatjati
Kramatjati merupakan sebuah nama kelurahan sekaligus kecamatan yang ada di jakarta timur. Kecamatan ini meliputi beberapa kelurahan yaitu Kramatjati, Bale Kambang, Batu Ampar, Dukuh, Cwang, Cililitan, dan Kampung Tengah.
Kecamatan Kramatjati terletak di lokasi yang sangat strategis. Bagaimana tidak, letaknya di jalan raya yang menghubungkan Kota Jakarta dan Kota Bogor, sehingga keramaian yang tercipta benar-benar membuat kawasan ini berkembang pesat. Seluruh kegiatan perdagangan di areal ini ikut berkembang karena banyaknya pelancong yang mampir di wilayah Kramatjati untuk beristirahat maupun mencari makanan dan bekal perjalanannya.
Asal muasal nama “Kramatjati / Kramat Jati” sendiri belum banyak di ketahui oleh masyarakat luas. Dulunya wilayah tersebut disebut dengan Kampung Kramat. Kemudian di daerah Kampung Kramat terdapat sebuah pasar yang di kelilingi oleh banyak sekali pohon jati. Karena itulah akhirnya muncul sebutan Kramat Jati.
Kampung Kramat mendapatkan julukannya akibat dari kepercayaan animisme yang dipegang teguh oleh masyarakat sekitar. Meskipun nama Kramat Jati masih bertahan hingga kini, namun kepercayaan animisme sudah hilang karena penyebaran agama islam di wilayah tersebut sangat pesat.
Bahkan, di seluruh wilayah Kecamatan Kramat Jati sampai saat ini tidak ada agama lain yang dianut. Maksudnya, tidak ada rumah ibadah lain selain masjid yang berdiri di wilayah ini.
Kepercayaan terhadap agama islam dan peraturahn hukum islam di wilayah Kramat Jati begitu kuat, hal ini bisa dilihat bahwa di wilayah Kramat Jati dan sekitarnya tidak pernah di gelar acara keramaian menggunakan alat musik, misalnya konser dangdut, maupun konser lainnya. Hal ini dilakukan seiring kepercayaan masyarakat bahwa jika ada yang tetap ngotot mengadakan acara keramaian, satu wilayah akant erkena musibah besar.
Hasilnya, hingga kini masyarakat sekitar Kramat Jati justru lebih murni daripada di wilayah lain. Berbagai kesenian budaya tradisional islam seperti kesenian rebana justru dilestarikan di wilayah ini.
Arsitektural Masjid Baitul Huda Cawang
Bangunan Masjid Jami’ Baitul Huda yang terletak di Kampung Cawang ini memang sengaja dibangun dengan cukup besar dan megah. Didirikan berlantai dua diatas lahan yang cukup sempit, sehingga prioritas untuk bangunan utama lebih didulukan daripada prioritas untuk tempat parkir kendaraan.
Masjid Jami’ Baitul Huda juga mengelola sebuah Madrasah yang memiliki nama yang sama, dan terletak tidak jauh dari bangunan utamanya.
Mengutip dari data situs Kementerian Agama RI (Kemenag), Masjid Jami’ Baitul Huda ini dibangun pertama kali pada tahun 1993, diatas tanah wakaf seluas 540 meter persegi. Saat ini, hampir keseluruhan tanah tersebut sudah penuh dengan bangunan utama masjid, tanpa memprioritaskan lahan parkir. Sehingga, jika kita datang ke masjid ini disarankan untuk menggunakan kendaraan roda 2 saja, karena akan sulit memarkinkan kendaraan roda 4 di tepi jalan didepan masjid.
Bangunan dibuat berlantai 2, dengan struktur modern berbahan beton. Pada bagian atapnya dibangun sebuah kubah besar dengna warna hijau. Lantai pertama digunakan untuk ruang sholat, sedangkan lantai kedua dibentuk mezanin untuk tambahan tempat sholat jika di lantai satu sudah penuh sesak.
Keseluruhan ruangannya dibangun secara modern, dengan berbagai hiasan kaligrafi yang indah di setiap sudut bangunannya.