Kota Bekasi adalah salah satu kota yang terkenal akan kemacetannya selain kota Jakarta. Hal tersebut dikarenakan Bekasi memiliki berbagai macam berdirinya perusahaan. Oleh karena itu, kota Bekasi terkenal sebagai kota industri setelah kota Karawang. Selain itu, di Bekasi juga penduduknya begitu padat karena mereka banyak yang datang dari wilayah lain luar Bekasi dan bekerja di perusahaan YANG ada di Bekasi. Maka tak heran kota Bekasi hampir sama dengan kota Jakarta yang padat oleh penduduknya dan juga selalu macet setiap saat terutama di pagi hari ketika para pekerja berangkat bekerja dan beberapa anak-anak serta pedagang yang menjual dagangannya. Serta di sore hari ketika para pekerja pulang bekerja maka itulah saat-saat kemacetan di Bekasi. Masyarakat Bekasi pun mayoritasnya adalah beragama islam dan juga berbagai masyarakat leinnya yang memiliki keyakinan berbeda.
Di sebuah kampung yang bernama Cikedokan terdapat sebuah bangunan masjid yang sudah lama berdiri. Masjid tersebut bernama masjid Jami Baiturrohman yang lokasinya berada di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Lokasi dari kampung Cikedokan sendiri berada di belakang kawaasan industri MM2100 Cibitung, dan masjid Jami Baiturrohman tersebut berdiri tak jauh dari Kantor Kepala Desa Cikedokan di sebuah ruas jalan desa yang menghubungkan antara desa Cikedokan dengan desa Cibening yang berada di Kecamatan Setu.
Selain itu, masjid Jami Baiturrohman lokasinya dekat dengan salah satu objek wisata sejarah yang berama ‘saung Ranggon’ atau Rumah Tinggi. Objek wisata tersebut merupakan sebuah cagar budaya dan disebut sebagai bangunan tertua yang berada di Bekasi. Disebutkan bahwa bangunan tua tersebut pada dahulunya merupakan rumah kayu dan sebagai tempat persembunyian Raden Rangga seorang putra dari Pangeran Jayakarta.
Jika megunjungi masjid Jami Baiturrohman dari arah Kantor Kepala Desa Cikedokan menuju Saung Renggon, maka lokasi masjid Jami Baiturrohman berada di pertengahan jalan dari kantor Kades menuju Saung Ranggon. Dan posisi masjid Jami Baiturrohman berada di sebelah kiri jalan tepatnya di tikungan kampung Cikedokan. Bangunan masjid Jami Baiturrohman sendiri desainnya merupakan gaya tradisional Nusantara yang khas dengan atap masjid yang berbentuk limas tanpa adanya bangunan menara. Bangunan amsjid pun begitu sederhana dan tidak begitu luas dan besar. Namun pada bagian ujung atap masjid tersebut terdapat kubah kecil. Pada bagian dinding dan bangunan lainnya terkesan sudah sangat kusam dan terdapat kerusakan di sebagian lainnya. Maka saat ini pengurus masjid merencanakan perbaikan masjid Jami Baiturrohman dan membuka layanan infaq dan sodaqoh bagi siapapun untuk membantu perbaikan bangunan masjid tersebut.
Perbaikan amsjid Jami Baiturrohman bertujuan agar bangunan masjid tersebut lebih terlihat baik dan juag memperbaiki kerusakan yang terjadi di masjid tersebut. Tak heran karena memang bangunan masjid Jami Baiturrohman sudah sangat lama dibangun. Pada bagian pagar masjid pun sudah begitu kusam dan memang seharusya di renovasi secepat mungkin. Meskipun demikian, para jamaah warga sekitar selal melaksanakan ibadah di asjid tersebut terutama memang lokasinya berada di sebuah perkampungan. Dan juga tentunya banyak sekali rumah tempat tinggal dikawasan tersebut. Tak hanya difungsikan sebagai tempat beribadah saja, masjid Jami Baiturrohman juga difungsikan oleh para anak-anak untuk belajar mengaji disana. Meskipun dari segi bangunannya sudah sangat kusam dan tua, namun suasana di masjid Jami Baiturrohman selalu dipenuhi oleh para jamaahnya ketika melaksanakan ibadah shalat berjamaah terutama ketika hari Jum’at dan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha maka para jamaah semakin meningkat memenuhi masjid Jami Baiturrohman.