Masjid Darunnajah terletak di Blok A, Desa Bumiarjo Makmur, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan. Masjid Darunnajah ini dijadikan sebuah sebuah Masjid Jami’ untuk Desa Bumiarjo dan Kecamatan Lempuing.
Sebagai sebuah Masjid Jami’, Masjid Darunnajah ini dibangun dengan sangat megah dan indah. Jika kita mampir ke situs Kementerian Agama (Kemenag), dijelaskan bahwa bangunan Masjid Darunnaja ini dibangun pada tahun 2010, diatas tanah wakaf dengan luas 1.250 meter persegi.
Pembangunan masjid ini dilakukan pada kontur tahan yang tidak rata, sehingga lantai basement dapat dipergunakan sebagai tempat untuk menempatkan beberapa tempat seperti Area Parkir Kendaraan Roda Dua, Kamar Mandi, Gudang, Tempat Wudhu, dan juga beberapa ruang pendukung lainnya. Lantai pada bagian atas yang sama tinggi dengan permukaan jalan raya dijadikan sebagai ruang utama untuk sholat di masjdi ini. Masjid ini dibangun dengan dua lantai, yaitu lantai dasar / basement, dan lantai utama.
Desa Bumiarjo Makmur yang menjadi tempat berdirinya masjid ini merupakan sebuah desa yang baru di definisikan sebagai sebuah desa pada tanggal 12 November 2014 lalu. Hal ini dilakukan sebagai wujud dari upaya Pemerintah Kabupaten OKI dalam menggalakkan program pembangunan Desa. Sebelum terpisah menjadi sebuah desa yang baru, Bumiarjo Makmur menjadi satu dengan wilayah Desa Bumiarjo.
Arsitektural Bangunan Masjid Darunnajah
Bangunan Masjid Darunnajah dibangun dengan basis arsitektural modern, dilengkapi dengan kubah bawang tunggal dengan warna hijau dibagian atapnya. Dua menara kembar didirikan dibagian atap sisi depan masjid, mengapit pada pintu gerbang utama.
Pada sisi bangunan yang menghadap ke jalan raya di tempatkan sebuah beranda dengan bentuk yang sangat megah, dilengkapi dengan bedug yang digunakan sebagai pertanda masuknya waktu sholat. Posisi bangunan Masjid Darunnajah ini terletak di sisi utara jalan, sehingga bangunan masjidnya menghadap ke selatan.
Masuk ke bagian dalam masjid, kita akan langsung dihadapkan kepada beberapa interior bangunan yang minimalis namun sangat megah. Sebanyak delapan soko guru berbentuk bulat terbuat dari beton berdiri kokoh ditengah-tengah ruangannya sebagai penopang struktur atapnya. Empat soko guru menopang struktur kubahnya, sedangkan empat lainnya menjadi penopang struktur atap dibagian bawah kubah.
Masing-masing soko guru tersebut dihiasi dengan pola ukiran batu alami. Kemudian pada sisi bagian dalam kubah di hias dengan lukisan langit biru, beserta beberapa awan putih di sekelilingnya. Dibagian bawah kubah atau leher kubah dibuat dengan ornamen mirip dengan jendela-jendela kecil sebagai ventilasi udara dan cahaya alami.
Pada bagian Mihrab dihiasi dengan ornamen-ornamen berwarna keemasan dan kecoklatan. Kemudian sepasang pilar kecil ditempatkan di sisi dan kanan mihrabnya. Pada sisi kiblatnya dihiasi dengan rangkaian kaligrafi Al-Qur’an dan Lafadz Allah dibagian tengahnya. Mimbar yang minimalis terbuat dari kayu dengan ukiran khas ditempatkan di sebelah mihrabnya.
Tidak lupa beberapa kaligrafi juga turut di lukiskan pada sekeliling dinding bagian atas, yang menambah keindahan masjid ini. Pada plafon masjid diwarnai dengan coklat muda, dengan beberapa lampu LED di sekelilingnya.
Lantai pada masjid ini dilapisi dengan keramik putih bersih. Kemudian pada shaff paling depan dilapisi kembali dengan karpet sajadah berwarna merah. Jamaah pria ditempatkan pada sisi kiri, sedangkan jamaah wanita ditempatkan pada sisi kanan dengan pembatas berupa kain kelambu yang digantung diatas aluminium.
Tentu saja sebagai semuah Masjid Jami’ bangunannya didirikan dengan sangat megah, serta selalu terjaga kebersihan bagian dalam maupun luarnya.