Bangunan Masjid Jami’ Nurul A’mal berdiri dengan unik dan kokoh di Jln. Fathillah No. 1 A, Kp. Pengkolan, Ds. Kalijaya, Kec. Cikarang Barat. Kab . Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Bangunan masjidnya bisa dibilang sangat mungil namun juga indah, karena meskipun terletak di gang sempit, namun Menara unik yang dimiiki Masjdi Jami’ Nurul A’mal ini dapat dilihat dari jalan raya yang menghubungkan daerah Cikarang dengan Cibitung.
Untuk menuju ke masjid ini tidaklah begitu sulit untuk dilakukan. Jika kita bergerak dari Terminal Baru Cikarang, kita harus bergerak ke arah Cibitung, bisa menggunakan angkot yang selalu tersedia di sana. Namun lebih cepatnya menggunakan ojek, ataup berjalan kaki karena jaraknya memang tidak begitu jauh dari Terminal.
Jika dari arah Terminal, masjid ini berada di sebelah kiri jalan raya. Penanda yang dapat kita hafalkan adalah adanya empat menara ramping namun dengan desain yang lumayan unik. Ataupun kita juga bisa menggunakan gerbang gang yang memiliki ornamen berbentuk kubah masjid, dilengkapi plakat bertuliskan “Masjid Jami’ Nurul A’mal” dibagian atasnya.
Karena terletak di jalan raya yang menghubungkan daerah Cikarang dan Cibitung, serta letaknya yang sangat dekat dengan Terminal Baru Cikarang, tentu saja bangunan masjidnya selalu ramai pengunjung, entah itu dari masyarakat sekitar maupun palancong yang sengaja untuk mampir ke masjid ini.
Arsitektural Bangunan Masjid Jami’ Nurul A’mal
Pembangunan Masjid Jami’ Nurul A’mal ini bisa dibilang lumayan indah dan unik, dengan adopsi arsitektur Univesal yang selalu memiliki ciri khas bangunan beton, dengan kubah besar di bagian tengah dan menara yang menjulang tinggi.
Tentu saja Masjid Jami’ Nurul A’mal juga dibangun dengan ciri khas seperti itu, yaitu memiliki sebuah kubah besar dibagian tengahnya yang dibalut warna putih, dengan satu ornamen alumunium yang dibentuk seperti mahkota dengan puncak bulan sabit dengan lafadz “Allah”. Pada leher kubah beton tersebut diberikan beberapa jendela kaca patri yang berfungsi sebagai jalur ventilasi cahaya matahari.
Kemudian, pada keempat sisi bangunannya didirikan empat menara ramping dan mungil berbentuk bulat. Pada 2 tingkatannya diberikan semacam Gazebo yang dapat digunakan untuk menaruh pengeras suara. Sebanyak 4 pengeras suara masing-masing dipasang di keempat menara tersebut agar suara adzan dapat terdengar dari sudut manapun. Pada keempat menara tersebut dibuat sama persis satu sama lain, termasuk dengan kubah kecil dibagian atap, serta ujung lancip mirip tusuk sate.
Bangunan masjidnya dibuat berlantai dua. Lantai dasar digunakan untuk kegiatan sholat seharai-hari, sedangkan untuk lantai dua biasanya digunakan sebagai ruangan tambahan para jamaah jika pada lantai pertama sudah tidak muat lagi. Biasanya kepadatan jamaah mencapai puncaknya pada saat sholat jum’at dan perayaan hari besar islam. Bahkan jangan heran jika pada saat hari besar islam seperti Idul Fitri, jamaah yang memadati masjid ini sampai rela untuk menempati areal parkir maupun di pinggir jalan raya.
Masuk kedalam masjid, kita dapat menemukan 4 soko guru yang menopang struktur lantai dua, kemudian ditambahkan pula empat soko yang menopang struktur atapnya. Pada lantai dua, terdapat semacam lantai mezanin yang dibatasi dengan teralis besi.
Pada bagian mihrabnya dibaut dengan sangat indah, dengan balutan beberapa seni kaligrafi yang sangat indah di bagian kanan dan kirinya. Sebuah mimbar ukir kayu juga turut diletakkan di samping tempat imaman.
Secara garis besar, arsitektural yang paling unik dari Masjdi Jami’ Nurul A’mal terletak pada bagian menaranya yang jarang ditemukan di masjid lainnya.