Masjid kecil nan unik dan antiq ini terletak di Jln. Raya Serang – Cibarusah No. 10, Kecamatan Cibarusah, Kota Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Bangunan masjidnya memang tergolong kecil dan antik, dan yang lebih menarik lagi adalah bangunan didepannya dibentuk perahu dengan ukuran yang cukup besar dengan balutan warna biru. Dari sinilah bangunan masjid ini lebih dikenal dengan Masjid Perahu dan dapat kita temukan tidak jauh dari gerbang perumahan Cibarusah Indah.
Ternyata bangunan perahu dibagian depan masjid ini merupakan sebuah tempat wudhu yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bangunan perahu. Para pendirinya pasti mempunyai sebuah maksud lain dalam pendirian tempat wudhu yang berbentuk perahu ini.
Selain bangunan tempat wudhu berbentuk perahu yang cukup menarin tersebut, masih ada bagian yang juga menarik lainnya yaitu bagian depan masjid ini diberikan ornamen bentuk 2 pedang yang bersilangan. Pedang tersebut berbentuk seperti pedangnya para pejuang islam di arab jaman dahulu.
Lalu, ada pula sebuah mustaka yang ditempatkan di atap tumpang tiga di masjid ini. Mustaka tersebut sangat indah, bahkan saya pribadi beum pernah melihat mustaka seindah dan sedetai itu. Bentuk dan ukirannya dibuat dengan sangat unik dan detail. Dibagian puncak mustaka tersebut diberikan lafadz “Allah” yang terbuat dari alumunium.
Sementara itu, dibagian dalam masjid juga terpasang satu lampu gantung yang juga sangat indah dan antiq. Lampu gantung tersebut sepertinya sudah berumur ratusan tahun, meskipun begitu tetap difungsikan sebagai sumber penerangan untuk sebuah bangunan masjid dengan memasangkan sebuah bohlam lampu listrik dibagian lampu gantung tersebut. Pada zaman dahulu, sepertinya lampu gantung tersebut justru digunakan sebagai tempat peletakan lilin, ataupun lampu berbahan bakar minyak.
Pada bagian sisi utara bangunan masjid ini terdapat sebuah bukit kecil nan rindang pepohonannya dan sudah berusia ratusan tahun. Diatas bukit tersebut terdapat beberapa makam tua yang terkumpul disana. Dibagian tengah makam tersebut terdapat sebuah bangunan makam yang terkunci. Makam tersebut merupakan makam pendiri Cibarusah, Pangeran Senapati, atau oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan sebutan Mbah Sena.
Menurut cerita tutur masyarakat sekitar menyebutkan bahwa Pangeran Senapati merupakan salah satu keturunanlangsung dari Pangeran Jayakarta Wijayakrama, yaitu sultan terakhir Jayakarta sebelum wilayah tersebut dikuasai oleh penjajah Belanda.
Sekitar tahun 1619 M, Pangeran Jayakarta memerintahkan Pangeran Senapati untuk menyelamatkan diri dari Penjajah, apalagi pada saat itu Sunda Kelapa kalah dalam peperangan melawan Belanda, dan pada saat itu juga Belanda sudah mulai membangun pertahanan di kawasan pedalaman dan pesisir.
Setelah itu dimulailah perjalanan panjang Pengeran Senapati bersama dengan pasukannya. Mulai dari menyusuri pantai utara Jawa hingga ke wilayah Batujaya, Rengas Bandung hingga ke Pasir Konco bahkan sampia pada sebuah kawasan hutan jati. Akhirnya beliaulah yang membabat hutan tersebut dan membuka sebuah wilayah pemukiman bernama Cibarusah. Beliau menganggap bahwa kawasan hutan jati tersebut merupakan kawasan yang sangat aman sebagai tempat persembunyian sementara dari kejaran penjajah belanda.
Dibangunnya sebuah bangunan masjid dengan 2 pedang menyilang mugkin disimbolkan sebagai perjuangan beliau dalam membuka lahan dan menyebarkan islam disana.
Biasanya turunan raja.. Apabila mendptkan wilayah baru mka itu akn menjdi daerah kekuasaannya atau mendirikan pemerintahan di tanah tersebut.