Sebuah bangunan masjid yang berdiri megah berada di Jalan Lintas Timr Pangkalan Keirinci, Kerinci, Kabupaten Pelalawan, provinsi Riau. Bangunan masjid tersebut memiliki daya tarik sendiri dengan bentuk bangunannya yang menarik. Masjid tersebut bernama masjid Raya Al-Muttaqien. Hal yang unik dan menarik dari masjid tersbeut adalah pada proses pembangunannya, dana untuk mendirikan masjid Raya Al-Muttaqin berasal dari sebuah perusahan salah satu pabrik kertas terbesar di Indonesia. Pabrik tersebut bernama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Letak dari pabrik tersebut pun berada di daerah tersebut. Dalam pembangunan masjid Raya Al-Muttaqin menjadi sebagai peran Perusahaan tersebut dalam kehidupan masyarakat Pangkalan Kerinci dan bagi Kabupaten Pelalawan pada umumnya. Maka perusahaan PT Riau Pulp and Paper tersebut sangat berjasa dalam berdirinya sebuah bangunan masjid yang kini merupakan kebanggan dari warga sekitar.
Lokasi masjid Raya Al-Muttaqin berada di tempat yang strategis yaitu di sisi jalur lintas Sumatera. Maka tak heran jika di masjid tersebut selalu denuhi oleh siapun kapan saja. Terutama bagi para wisatawan ataupun pelancong yang pada saat itu melewati amsjid tersebut maka akan berhenti untuk sekedar beristirahat atau melaksanakan ibadah shalat disana. Kemudian mereka kembai melanjutkan perjalanannya.
Masjid Al-Muttaqin berdiri megah di pusat kota Pangkalan di sebelah Gedung Bank Riau Kepri Cabang Pangkalan Kerinci. Namun sekarang masjid tersebut dibawah kelola Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Bangunan masjid Al-Muttaqin diresmikan pada tahun 2000 dengan ukuran luas dari bangunannya mencapai 2000 meter persegi. Bangunan masjid Al-Muttaqin berdiri megah diatas lahan seluas 10.000 meter persegi dan dapat menampung jamaah sekaligus sebanyak 2.500 jamaah.
Dilihat dari segi arsitekturnya, gaya masjid Al-Muttaqin sangat menarik dengan memadukan tiga gaya sekaligus. Sehingga tak heran jika hasil dari pembangunannya menjadi sebuah bangunan masjid yang begitu megah serta mempesona dan selalu menyita perhatian siapa pun yang melewati masjid tersebut. Pada bagian menara masjid Al-Muttaqin sengaja dibuat seperti menara masjid Nabawi yang berada di Madinah. Namun ukuran menara masjid Al-Muttaqin lebih kecil jika dibandingkan dengan menara masjid Nabawi. Selain itu, atap masjidnya pun mengadaptasi dari Nusantara yang khas dengan atap bersusun. Kemudian pada ujung tertinggi dari atap tersebut menggunakan kubah bawang yang khas dari Dinasti Mughal India. Itulah berbagai perpaduan dari ketiga gaya yang dimiliki oleh masjid Al-Muttaqin.
Tak hanya di bagian ujung atap saja, kubah bawang juga ditempatkan di tiga bangunan berandapada tiga sisi bangunan masjid Al-Muttaqin. Tepai ukuran dari kubah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kubah bawang yang berada di bangunan utama masjid. Kubah tersebut pun didominasi dengan warna hijau serta atap masjid dengan pola geometris berwarna hijau muda. Ditambah dengan ke empat menara masjid yang menjulang tinggi berdiri kokoh di amsing-masing ke empat penjuru masjid Al-Muttaqin.
Keindahan dan kemegahan yang dimiliki oleh masjid Al-Muttaqin tak hanya dapat dipandangi dari luar saja. Ketika memasuki bagian interior masjid pun nuansa megahnya akan terasa juga. Terbukti dengan kaligrafi di dalam masjid timbul dengan bahan sponhard dengan ketebalan 3 dan 5 mm. kaligrafi tersebut adalah jenis dari khat kufi dan sulus yang begitu menarik dan mempesona. Hiasan kaligrafi tersebut menambah kemegahan di bagian dalam masjid Al-Muttaqin. Ditambah dengan berbagai ornamen masjid yang menggunakan GRC dengan pola geometris serta warna yang lembut dengan dikombinasikan warna emas sehingga menghasilkan warna yang begitu menarik.