Masjid Raya Baitul Izzah terletak di Jln. Asahan Raya atau Jln. Pembanguna, Kecamatan padang Harapan, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Masjid Baitul Izzah dijadikan sebagai masjid raya untuk Kabupaten Bengkulu, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai tempat kegiatan sholat 5 waktu dan sholat jum’at saja, namun juga difungsikan sebagai pusat kegiatan ke-Islaman di wilayah Kota Bengkulu dan sekitarnya. Berbagai kegiatan lain seperti perayaan hari besar islam, dan pengajian juga turut dilaksanakan di masjid ini.
Masjid Raya Baitul Izzah juga menjadi masjid terbesar ke-2 di Kota Bengkulu, setelah Masjid Agung At-Taqwa, Kelurahan Anggut Atas. Masjid yang berdiri di Padang Harapan ini selalu ramai oleh jamaah, bahkan juga dijadikan sebagai tempat kegiatan keagamaan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Sejarah Pembangunan Masjid Raya Baitul Izzah Kota Bengkulu
Pembangunan Masjid Raya Baitul Izzah pertama kali dimulai pada tahun 1976, semasa pemerintahan Drs. A. Chalik, Gubernur Bengkulu kala itu. Pembangunan dilakukan di atas tanah selus 1.225 meter persegi, dengan nama awal “Masjid Raya Bengkulu. Proses pembangunannya memerlukan waktu hingga 3 tahun, selesai dan diresmikan penggunaannya pertama kali pada tahun 1979 oleh Wakil Presiden RI kala itu, H. Adam Malik.
Pada tahun 1995 pemugaran dilakukan atas perintah Drs. Aziz Ahmad, dengan memperluas lahan bangunannya menjadi 1.600 meter persegi, sekaligus merubah namanya menjadi “Masjid Baitul Izzah”.
Acara keagamaan setingkat Provinsi Bengkulu juga sering diadakan, seperti pada tanggal 19 Oktober 2006 lalu, dengan tamu kehormatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut melakukan buka bersama dan sholat Tarawih berjamaah di Masjid Raya Baitul Izzah. Acara tersebut juga dihadiri oleh para gubernur se-Sumatera, dan bupati se-Bengkulu, serta masyarakat sekitar yang ikut meramaikan suasana masjid ini.
Ada yang istimewa dari masjid ini, yaitu pada tanggal 28 September 2009 lalu, Penjaga makam Rasulullah Muhammad SAW, Sheikh Said Adam O-Agra pernah datang mengunjungi Masjid Raya Baitul Izzah. Beliau diundang sebagai tamu kehormatan oleh Gubernur Bengkulu, Agusrin Maryono Najamudin, dalam rangka peringatan 2 tahun gempa besar Bengkulu. Sheikh Said Adam O-Agra datang ke Masjid Raya baitul Izzah ditemani oleh salah satu Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali Soleh Muhammad Ali Bin Ali Jaber.
Acara kunjungan penjaga makam Rasulullah SAW tersebut juga menjadi salah satu momen penting bagi masyarakat sekitar, karena pada saat itu Syekh Said Adam O-Agra membagikan sajadah asli Madinah kepada masyarakat sekitar.
Arsitektural dan Fasilitas Masjid Raya Baitul Izzah
Secara keseluruhan arsitekturalnya, Masjid Raya Baitul Izzah terlihat sangat megah dengan balutan warna Merah dan Putih di hampir keseluruhan bangunannya. Terdapat sedikit warna biru sedikit pada jendela kaca bagian luar, pada pintu masuk utama masjid ini. Namun dari kejauhan sangat terlihat bahwa masjid ini memiliki corak warna yang sama dengan bendera kebangsaan Indonesia.
Bangunan masjidnya lumayan luas, yaitu memiliki 2 bangunan inti dengan masing-masing kubah besar dipuncaknya. Kemudian ada 5 menara berwarna putih dengan desain yang sangat kental dengan menara timur tengah. kemudian ada 1 menara terpisah di bagian depan yang jugabiasanya difungsikan sebagai tempat pengibaran bendera merah putih dibagian puncaknya.
Fasilitas inti yang dimiliki oleh Masjid Raya Baitul Izzah adalah Gedung Islamic Centre yang mampu menampung hingga 2.000 jamaah. Bangunan ini juga biasanya digunakan sebagai ruang serbaguna untuk pertemuan, seminar, pengajian dan lain sebagainya.