Di Sumatera Utara terdapat sebuah bangunan masjid yang telah didirikan sejak dahulu. Teatnya di Jalan Kh. Wahid Hasyim No. 3, Pekan BInjai, Kota Binjai Sumatera Utara. Masjid tersebut namanya sesuai dengan tempat dimana berdiri yaitu Masjid Raya Binjai. Binjai sendiri adalah salah satu kota otonom yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Di kota tersebut telah berdiri sebuah bangunan masjid yang sudah ada sejak 120 tahun lalu. Maka tak heran dengan usianya yang sudah sangat tua, bangunan masjid tersebut masuk dalam kategori Masjid Bersejarah. Bangunan masjid tersebut juga menjadi salah satu warisan dari Kesultanan Langkat. Tak hanya bangunan masjid Raya Binjai saja yang merupakan warisan dari Kesultanan Langkat. Selain itu ada pula Masjid Azizi yang berada di Kota Langkat dan juga masjid Ar-Rahman yang berada di Kelurahan Bingei, Kecamatan Wampu.
Bangunan masjid Raya Binjai berdiri kokoh diatas tanah wakaf seluas 1000 meter persegi. Bangunan masjid tersebut dapat menampung jamaah yang mencapai 1500 jamaah. Tanah wakaf dari masjid tersebut telah disertifikatkan oleh Badan Pertahanan Kota Binjai pada tanggal 2 Januari 1992. Yang menjadi nadzir wakaf adalah Drs. R.J Hadisiswoyo, Drs. Sarakal Ahmad Siregar dan juga H. Syamsudin Amri. Lahan dari masjid tersebut berbatasan dengan jalan Jauriat Jaksa di sebelah utara, Jalan Masjid d sebelah timur dan juga jalan Pembangunan di sebelah selatan. Kemudian di sisi barat terdapat lahan penduduk sekitar.
Tak hanya difungsikan sebagai bangunan masjid untuk melaksanakan ibadah, masjid Raya Binjai juga memiliki berbagai aktivitas lainnya. Seperti Pemberdayaan Zakat, infaq, Shodaqoh dan Wakaf. Selain itu, masjid Raya Binjai juga mengadakan kegiatan pendidikan TPA, madrasah serta kegiatan belajar masyarakat. Ketika ada dakwah ataupun pengajian, sering dilaksanakan di masjid Raya Binjai. Terutama pada saat hari besar Islam tiba, maka masjid Raya Binjai selalu dipenuhi oleh berbagai macam aktivitas dan dipenuhi oleh para jamaah dan masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Jumlah jamaah masjid Raya Binjai akan semakin meningkat pada saat hari Jum’at dan hari Raya Idul fitri dan Idul Adha tiba. Bahkan para jamaah akan memenuhi halaman masjid karena memang sangat banyak dan masjid Raya Binjai tidak dapat menampung jamaah yang begitu banyak.
Masjid Raya Binjai pertama kali dibangun oleh Sultan Langkat Tuanku Sultan Haji Musa Al Khalid Al-Mahadiah Muazzam Shah (Tengku Ngah) bin Raja Ahmad. Beliau menjabat Kesultanan Langkat pada periode 1840 hingga 1893. Lalu sebelum dibangun, masjid Raya Binjai pertama kali dilakukan peletakan batu pada tahun 1887 silam. Seiring dengan waktu, proses pembangunannya terus berjalan namun baru selesai pada masa Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat Shah. Beliau sendiri merupakan putra dari Sultan Haji Musa.
Akhirnya bangunan masjid Raya Binjai telah rampung dibangun serta langsung diresmikan oleh Tuanku Sultan Abdul Aziz sekitar tahun 1894. Kemudian pada tahun 1924 dilakukan renovasi masjid dengan mengubah pada bagian kubah masjid. Setelah selesai direnovasi, kubah masjid tersebut hingga sekarang pun masih dipertahankan dan tidak pernah dirubah kembali. Lalu pada tahun 1990an renovasi masjid dilakukan kembali dengan melakukan perbaiikan terhadap lantai teras masjid serta pada pembangunan bagian menara masjid.
Kini bangunan masjid Raya Binjai masih berdiri dengan kokoh lengkap dengan bentuk kubahnya yang besar berbahan aluminium. Di sekitar masjid tersebut pun dikelilingi menggunakan pagar karena sangat dekat dengan jalan raya. Dinding masjid tersebut pun sangat lebut perpaduan dari warna coklat muda dan krem.